MPIB'33

22.8K 1.1K 33
                                    

Adnan memberhentikan langkah Alana yang menariknya.

"Alana, apa maksud dari perkataan Dirga tadi?" Tanya Adnan dengan nada yang sarat akan kekeseriusan.

"Yang dibilang Dir----akhh," ucapan Alana terpotong akibat Dirga ---yang datang entah darimana--- tiba-tiba menariknya dengan kasar.

"DIRGA! Lepasin tangan Alana!" Adnan berujar dingin menatap Dirga yang juga menatapnya demikian.

"Lo gak pantes buat Alana!"

Bugh.

"Maksud lo apa?!" Adnan dengan kilatan amarah yang terpancar jelas pada matanya langsung melayangkan satu pukulannya pada Dirga. Entah kenapa mendengar perkataan Dirga membuat hati Adnan merasa panas.

Dirga mengusap kasar sudut bibirnya yang terluka akibat pukulan Adnan, dan bangkit dan hendak membalas memukul Adnan, namun terhenti dengan Dinda yang entah datang darimana menyilangkan kedua tangannya di depan Dirga.

Alana mengernyitkan keningnya melihat kedatangan dan apa yang dilakukan Dinda sekarang.

Dirga menyunggingkan senyum miring melihat Dinda. "Alana, lo liat?! Selingkuhannya tunangan lo dateng,"

"Dirga maksud lo apa?! Adnan selingkuh sama Dinda? Lo jangan bercanda!"

"Kalau lo gak percaya sama gue, lo tanya aja sama tunangan lo sendiri!"

Alana beralih menatap Adnan dengan intens, menunggu jawaban tidak dari Adnan.

Namun, Adnan hanya bungkam dengan matanya yang juga masih menatap Alana.

Alana dengan kekecewaan yang sangat mendalam, pergi meninggalkan Adnan, Dinda dan Dirga.

Adnan yang hendak mengejar Alana, dicegat oleh Dirga. Sedangkan Dinda dengan cepat mengejar kepergian Alana.

"Alana, tunggu! Dengerin penjelasan gue dulu!"

Alana berbalik menatap Dinda dengan mata yang berkaca-kaca.

"Terus maksud dari kebungkaman Adnan itu apa?! Kalau gak lo sama Adnan itu khianatin gue! Dinda kita itu udah teman dari lama! Tapi lo tega ngelakuin ini sama gue?! Lo gak punya hati! Bahkan lo sama Adnan lebih buruk dari Dirga!" Ujar Alana menggebu-gebu, sedangkan Dinda menatapnya dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.

"Yang dibilang Dirga, emang bener, gue sama Adnan emang ada hu---"

"Lo jahat sama gue Din!" Alana hendak melayangkan tamparannya pada Dinda, namun Dinda menahannya, mencekram lengan Alana.

"Lo yang jahat sama gue Alana! Karna lo, gue sama Adnan harus sembunyiin perasaan satu sama lain! Adnan gak cinta sama lo, karna ibunya mau lo sama dia, Adnan terima dan ngikutin keinginan ibunya dan mengabaikan perasaannya sendiri Alana,"

"Kalau lo sama Adnan punya perasaan yang sama, kenapa lo gak bilang dari awal! Kenapa Din?! Seandainya gue tau lebih awal, gue gak akan sesakit seperti sekarang, lo tau? Gue sangat percaya sama lo dan Adnan, tapi semua kepercayaan itu hancur hari ini!"

"Lo yang bego atau gimana? Jelas-jelas selama ini Adnan hampir jarang nunjukkin perhatiannya sama lo! Dan banyaknya barang-barang gue sama Adnan yang hampir sama, lo bahkan gak mikirin itu, Alana! Seharusnya lo pake otak lo buat mikir!"

"Gue gak nyangka, ternyata lo tega nusuk gue dari belakang! Din, salah gue sama lo apa?!"

"Alana, jauhi Adnan, dan lupakan kalau lo udah tunangan sama Adnan,"

"Maksud lo apa?"

"Alana, Dirga mencintai lo, seharusnya lo nerima dia, bukan Adnan yang sudah jelas-jelas mencintai gue bukan lo, Alana!"

"Hah? Bukannya lo dulu sangat bersikeras buat gue ngejauh dari Dirga?! Dan kenapa sekarang lo malah nyuruh gue buat sama Dirga?! Apa karna supaya gak ada yang ganggu hubungan lo sama Adnan?! Lo egois Din!" Alana menghempaskan tangan Dinda yang mencekramnya.

"Alana! Gue tau keperawanan lo udah diambil sama Dirga!"

Deg.

Jantung Alana berpacu begitu cepat akibat mendengar kalimat yang cukup tabu diucapkan oleh Dinda.

"Maksud lo apa Din?"

"Lo gak usah sok mau nutupin, karna gue punya buktinya! Sekarang lo tinggalin Adnan, atau gue kasih tau Adnan kalau lo---"

"Lo gila, Din!"

"Lo tinggal milih!"

"Gue gak akan ngejauh dari Adnan! Dan ancaman lo gak berlaku bagi gue!"

"Alana, buat apa lo pertahanin orang yang jelas-jelas gak cinta sama lo?"

"Karna gue tau, lo-lah yang ngebuat Adnan jadi pribadi yang buruk!"

"Maksud lo apa?!" Dinda meninggikan suaranya.

"Gue baru tau, kalau teman gue, yang gue anggap udah kayak saudara sendiri, tapi dengan tanpa dosanya dia nusuk gue dari belakang!"

"Kalau lo nganggep gue seperti saudara, lo pasti gak akan jadi penghalang dalam hubungan gue sama Adnan, Alana!"

"Gue bukan pembaca pikiran! Gue gak tau apa yang terjadi sama lo dan Adnan! Dinda lo itu udah seperti wanita murahan!"

"Dan lo lebih hina dari gue Alana! Lo sekarang gak suci lagi!"

"DINDA!" Alana hendak melayangkan tamparannya pada Dinda namun ditahan, bukan, bukan Dinda yang menahannya.

"Erlan?"

My Possessive Ice BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang