MPIB'35

22.1K 1K 8
                                    

"Dirga! Pelan-pelan, lo mau mati?!" Bentak Alana panik, akibat ulah Dirga yang semakin menaikkan kecepatan laju mobilnya.

"Diam!"

Alana tak begitu saja langsung mematuhi apa yang dikatakan Dirga.

"Dirga! Mau kamu apa sih?!" Teriak Alana.

Dirga menepikan mobilnya.

Dirga melirik Alana, dengan tatapan tajam nan membunuhnya. "Lo tanya, mau gue apa?!" Dirga membentak Alana, hingga membuat gadis itu yang tadinya ingin melawan kini nyalinya menciut.

"Gue udah sabar nungguin lo, dan balasan lo? Lo bahkan sampe sekarang gak pernah terima gue!"

Alana menutup matanya kala mendengar penuturan Dirga, percayalah ia takut sekarang, sangat takut.

"Alana buka mata lo!"

Alana yang tak kunjung mengindahkan perintah Dirga, membuat cowok itu naik pitam. "ALANA! GUE BILANG BUKA MATA LO!" Bentaknya yang langsung membuat Alana membuka matanya yang kini pipinya tengah dibanjiri cairan bening yang terasa asin jika tertelan.

"Kekurangan gue apa Alana? Jawab gue! Kenapa lo gak bisa suka sama gue, balas perasaan gue,"

Alana menggelangkan kepalanya berulang kali namun dengan tempo yang sangat pelan.

"Kenapa Alana?" Dirga melembutkan suaranya, menatap sendu ke arah Alana, kemudian menghapus jejak air mata yang menghiasi pipi pujaan hatinya itu. "Jangan menangis!" Lanjutnya, kemudian mengalihkan pandangannya dari Alana.

Dirga kembali melajukan mobilnya, namun dengan kecepatan yang sedang.

"Maaf," ujar Alana tiba-tiba, memecah keheningan yang terjadi. "Mulai sekarang gue akan belajar nerima lo," lanjutnya. Alana menghembuskan napas pelan. "Tapi, tolong berhenti bersikap kasar," pintanya.

Mendengar penuturan Alana, membuat Dirga refleks menoleh ke arah gadis itu. "Oke, gue akan berusaha, demi lo," balas Dirga kemudian beralih menatap jalanan di depannya.

***

"Makan yang banyak, lo pasti laper," Dirga membawa Alana ke tempat makan yang terletak di salah-satu Mall yang berada di ibu kota.

Alana tersenyum tipis menanggapi kalimat Dirga. "Lo juga makan Dirga," ujarnya.

Dirga menggeleng. "Gak gue makannya nanti aja, liat lo makan udah buat gue kenyang kok," ujar Dirga yang kemudian mengedipkan sebelah matanya pada Alana.

"Akh," Alana mencubit lengan Dirga, membuat cowok itu meringis.

"Udah gombalan lo gak mempan, lagian lo mau gombal atau gak, gue tetep cinta kok sama lo," ujar Alana blak-blakkan.

"Loh, kok sekarang malah lo yang gombal sih?" Dirga berujar gemas, tak lupa menarik hidung Alana, membuat cewek itu memberenggut kesal.

"Gue gak gombal tau, gue emang cinta sama lo," 

"Oh gitu, terus kenapa ngejauh dari gue?" Tanya Dirga.

"Siapa suruh lo kasar!"

"Yakh lo gak pernah bilang! Tau gitu gue mulai berubahnya udah dari dulu,"

"Halah, lo dengerin gue aja kagak!" Alana memutar kedua matanya malas.

"Siapa suruh lo gak dengerin gue!" Balas Dirga.

"Ish, lo yang gak mau dengerin gue! Gak usah ngebolak-balikkin fakta deh!"

Dirga tersenyum simpul. "Udah-udah gue yang salah, jadi sekarang lo lanjutin makan lo," titah Dirga.

"Gak mau!" Tolak Alana.

"Loh kenapa? Kan gue udah akuin gue yang salah, terus apalagi?" Dirga bertanya sedikit binhung.

"Bukan karena itu Dirga!"

"Terus?"

"Lo juga harus makan, kalau lo mau gue makan,"

"Wah, neng Alana manis banget sih, kan abang Dirga tambah cinta,"

"Udah deh, jijik gue liatnya, tau gak! Lo makan gue makan, kalau lo gak makan yah gue juga gak makan!"

"Iya iya, ini gue makan," ujar Dirga kemudian mendaratkan sesuap sendok makanan pada mulutnya memasuki kerongkongannya. "Lo juga makan gih," lanjutnya. Kemudian dibalas Alana dengan melahap makananya.

Setelah hampir dua puluh menit menyantap makanannya, akhirnya Dirga dan Alana keluar dari tempat makan itu, dan menjelajahi mall, mencari tempat yang bagus untuk keduanya menghambiskan waktu berdua.

Hingga akhirnya Dirga dan Alana memutuskan masuk ke dalam toko buku, sebenarnya Alana lah yang memutuskan.

"Gue ke sana yah," Alana menuju ujung rak buku yang berada di pojok.

Dirga mengikuti arah yang ditunjuk oleh jari telunjuk Alana. "Oh, ya udah gue ke situ juga," ujarnya.

"Ish, lo gimana sih! Masa mau ngekorin gue! Lagian gue gak akan hilang, dikira gue anak kecil apa?! Mending lo cari buku tentang jurusan lo, supaya ada manfaatnya lo masuk sini! Gak cuma buat nemenin gue," jelas Alana panjang lebar yang membuat Dirga memutar matanya malas.

"Iya iya bawel! Udah sana!"

"Loh kok malah lo ngusir gue?"

"Tadi katanya mau pergi ke sana! Kok gue ngerasa sekarang gue salah mulu yah,"

"Yah emang! Baru nyadar bang?" Ejek Alana, yang langsung melesat pergi meninggalkan Dirga sebelum cowok itu berlaku hal yang tak diinginkan padanya karena kesal.

Alana begitu serius menyusuri rak demi rak mencari buku yang diincarnya. Hingga membuatnya tak sadar bertubrukkan dengan seseorang.

"Aww!" Pekiknya.

"Aduh maaf, gue gak sengaja, eh, lo Alana bukan?" Lelaki yang bertubrukan dengan Alana itu, menunjuk Alana dengan tatapan bertanya.

"Siapa yah?" Tanya Alana bingung.

"Ya Allah, lo lupa sama gue?" Alana mengangguk ragu menanggapi pertanyaan cowok itu.

"Lo jah---"

"Alana, lo uda--- eh lo siapa? Ngapain bicara sama Alana?" Dirga yang hendak menghampiri Alana, mendapati cewek itu tengah bersama dengan cowok lain.

"Alana dia siapa?" Dirga beralih menatap Alana meminta kejelasan, namun Alana hanya memberikan ekspresi bingungnya.

"Gue Dimas, teman SMP-nya Alana," lelaki yang dipertanyakan itu mengulurkan tangannya ke arah Dirga bermaksud untuk berkenalan.

Dirga tak kunjung membalas ulurang tangan Lelaki bernama Dimas itu. Sedangkan Alana sedang memaksa memorinya berputar, mengingat siapa itu Dimas.

"Wah! Lo Dimas! Wah wah wah astagfirullah, ini lo?! Wah lo berubah banyak yah! Maaf-maaf gue lupa lo siapa! Soalnya lo udah banyak berubah, aduh gue rindu banget tahu gak!" Alana berujar sembari memengang kedua tangan Lelaki bernama Dimas itu sembari melompat-lompat kegirangan.

Dirga awalnya tersentak karna Alana yang tiba-tiba bertingkah heboh, hingga membuatnya menatap tajam ke arah dua insan yang katanya sedang melepas rindu itu. Apa-apaan ini?! Apa Alana tidak tahu jika sekarang hatinya tengah menahan panas yang membara karna cemburu!


My Possessive Ice BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang