MPIB'01

122K 5.2K 432
                                    

KETIDAKRELAAN

Alana berjalan menyusuri koridor sekolahnya dengan risih, pasalnya banyak siswi yang melihatnya sambil berbisik-bisik, bahkan ada yang secara terang-terangan mencibir Alana.

Masa sih dia pacarnya Dirga?

Dirga kok mau yah sama cewek kayak dia.

Pasti nih cewek pake jampi-jampi nih!

Dasar cewek ganjen, udah pacaran sama Dirga tapi godain Arka!

Dan masih banyak cibiran lainnya yang ditangkap oleh pendengaran Alana sepanjang koridor, rasanya ia ingin lenyap saat itu juga. Ayolah, ini masih pagi dan ia sudah mendapatkan cibiran bertubi-tubi dari siswi yang di dominasi oleh kakak kelasnya itu.

Alana berjalan menunduk menuju kelasnya, Alana tidak suka menjadi pusat perhatian, apalagi terus dipandangi, ia tak suka.

Inilah alasan Alana tidak ingin hubungannya dengan Dirga dipublikasikan, bukan karena ia yang ingin selingkuh dengan Arka seperti yang Dirga katakan padanya kemarin.

Percayalah ia hanya menganggap Arka sebagai teman, tak lebih, dan satu lagi, jangan lupakan bahwa Arkalah yang sering membantunya selama ini, selama pacarnya Dirga yang bahkan tak pernah menganggapnya ada.

Hampir setahun ia berpacaran dengan kakak kelasnya itu, ia tak pernah merasa seperti memiliki pacar, ia merasa itu hanyalah sebatas status tanpa hubungan.

Dulu Alana sangat ingin hubungannya dan Dirga dipublikasikan, namun cowok itu sering menolaknya, Alana sempat berpikir jika Dirga menduakannya karena selalu menolak jika ia ingin hubungannya dan Dirga dipublikasikan.

Dan sekarang Alana sangat mensyukuri penolakan cowok itu dulu, karena dulu ia belum tahu jika Dirga itu most wanted di sekolahnya, ia bahkan tak percaya cowok sedingin es di kutub itu menjadi most wanted di sekolahnya.

Namun, sekarang Dirga yang menginginkan hubungannya dan Dirga dipublikasikan disaat ia sudah terbiasa dengan semuanya.

Alanapun sampai di depan kelasnya, saat ia memasuki kelasnya.

Hening.

Itulah yang terjadi, seisi kelas menatapnya, sekali lagi ia tak suka, mengapa ia harus di tatap seperti itu, seakan-akan ia baru saja ketahuan melakukan suatu perbuatan yang sangat keji.

"Wah, pacarnya Kak Dirga sudah datang," ujar Putri teman kelas Alana, Alana hanya tersenyum kikuk menanggapi ucapan Putri, dan berjalan menuju bangkunya, namun langkahnya dihalangi oleh Tasya, teman kelasnya yang Alana yakini adalah orang yang sangat menyukai Dirga, beberapa kali Alana mendengar Tasya menyatakan kekagumannya pada Dirga.

"Lo pake pelet apaan? Sampai-sampai Kak Dirga mau pacaran sama orang kampungan kayak lo," Tasya memandang Alana jijik, Alana yang dipandangpun hanya bisa menunduk.

Tasya mengangkat dagu Alana kasar. "Lo bisu?!" Sarkas Tasya.

"Sya, lepasin! Lo apa-apaan sih!" Ujar Dinda teman Alana yang baru memasuki kelas.

"Jangan ikut campur ya lo Din, ini urusan gue sama pelakor ini!" Tasya menunjuk Alana yang berada di samping Dinda.

"Maksud lo apa bilang Alana pelakor?!" Bentak Dinda, membuat Alana sedikit menarik tangan Dinda.

"Dia udah ngerebut Kak Dirga dari gue!" Ujar Tasya percaya diri.

"Hei, sadar woi, Kak Dirga aja nggak kenal lo siapa! Kalau iri bilang! Nggak usah ngehina-hina orang! Gue bahkan ngerasa prihatin sama lo yang suka ngayal tinggi sampe lupa caranya berhenti dan akhirnya lo jatuhnya sakit karena saking tingginya."

My Possessive Ice BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang