Part 15

4K 171 1
                                    

Tubuh fagan direbahkan di kursi bus paling belakang, sejak kejadian tadi Fagan masih setia menutup matanya, sama sekali belum ada tanda-tanda Fagan untuk siuman.

Wajah Kesya sangat panik sedari tadi, dirinya hanya bisa berdiri di samping tubuh fagan yang terbaring.

"Kak gimana?," Tanya Kesya kepada petugas PMR yang memberikan pertolongan pertama pada fagan.

"Sejauh ini sih gak papa, tapi kalo misalnya fagan muntah, sampai Jakarta kepala fagan harus di Rontgen."

Kesya hanya mengangguk, menatap cemas ke arah fagan.

"Misi-misi," ucap Sandra yang masuk ke dalam bus, lalu menghambur memeluk tubuh fagan.

"Kak fagan, kak bangun kak. Kenapa kak fagan bisa kaya gini?," Sandra mendongakkan kepalanya, menatap anak PMR yang tadi memeriksa fagan.

"Gak papa, fa-.."

Sandra memalingkan pandangannya ke arah Kesya, yang sedang menatap fagan.

"Pasti semua gara-gara Lo!!!, Emang Lo tuh pembawa sial, kan udah gue bilang gak usah deket-deket kak fagan. Ini yang gak gue mau!!, Sesuatu terjadi sama kak fagan, dan posisinya Lo ada sama kak Fagan kan."

Sandra terus-terusan menyerang Kesya dengan kalimat-kalimat yang benar-benar tidak enak di dengar.

Ara berdiri di samping Kesya, "Eh, nenek sihir berisik tau gak. Lo siapa sih, berani banget ngatur orang?"

"Diem Lo," ucap Sandra, seraya menunjuk ara. "Gue gak ada urusan sama lo."

"Ishh, Lo tuh ya."

Ara sudah mengambil ancang-ancang untuk memukul Sandra, tapi tangan Kesya lebih dulu memegang tangannya agar tidak melakukan hal itu.

Kesya menunduk, "gue minta maaf"

"Kamu minta maaf sama siapa?" Dante yang tiba-tiba muncul di samping Ara.

"Kamu minta maaf sama dia, emang kamu punya salah apa sama dia," Dante menatap ke arah Sandra. "Kamu anak IPS kan, ini kan bus kelompok IPA. Kamu salah bus, mending kamu balik deh ke bus kamu," suruh Dante.

Sandra menghentakkan kakinya, "Awas Lo!!!," Ancam Sandra.

Semua anak menyuraki kepergian Sandra, karena menganggap Sandra adalah seorang pengecut yang takut dengan ucapan Dante.

Tiba-tiba saja fagan terbangun dari tidurnya, langsung terduduk sambil memegangi belakang kepalanya yang masih terasa sakit.

Fagan menemukan Kesya yang sedang menatapnya dengan mata yang berbinar-binar.

"Kak mau kemana?," Ucap Kesya, pada saat fagan berdiri dan ingin turun dari busnya.

"Maaf,"lanjut Kesya.

"Maaf Lo gak guna."

Setelah berbicara seperti itu, fagan pergi dengan langkah cepat.

"Fagan," Dante sedikit berlari, mengejar fagan.

Ara langsung memapah Kesya untuk duduk bersamanya, pujaan hatinya dengan tega membentak nya. Membuat Kesya semakin sedih dengan perasaannya yang malang.

🍁🍁🍁

"Fagan"

Dante menahan tangan fagan, agar dia berhenti walaupun sebentar.

"Lo gak bisa kaya gitu, dia udah minta maaf kan." Dante mencoba untuk membela Kesya di depan fagan.

"Gue gak ada urusan sama Lo."

Aurora (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang