Pagi harinya di kediaman keluarga fagan, fagan sedang menyantap sarapan pagi yang dibuat khusus oleh Rena untuk kedua anaknya.
"Mah, ini enak banget, bener-bener enak," Anita sangat antusias mengucapkan kalimat itu.
Tangan Rena bergerak mengelus puncak kepala Anita. "Hehe, makasih sayang. Habiskan ya, setelah itu langsung berangkat ya."
"Siap mah," ucap Anita mengacungkan ibu jarinya.
Tatapan Rena beralih ke arah fagan, dengan wajahnya yang sangat damai dan tenang sembari menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
Tiba-tiba fagan melirik ke arah Rena, yang masih memandanginya dengan senyuman yang masih mengembang di wajahnya.
Fagan melirik sekilas ke arah Rena. "Kenapa mah?"
"Kapan kamu, kenalin pacar kamu ke mamah?."
Baru saja ingin memasukan nasi goreng ke dalam mulutnya, ucapan Rena berhasil membuat sendok yang berada di tangan fagan jatuh ke piringnya lagi.
Menimbulkan suara yang cukup menarik perhatian sang adik untuk mengejek dirinya.
"Apaan sih baru ditanya kapan bawa pacar ke rumah, tuh sendok udah di jatuhin aja. Gimana mamah suruh Lo nikah, piring di dapur mau Lo pecahin satu-satu."
"Berisik Lo, ngomong yang bener. Masih SMP gaya-gayaan pake behel. Genit Lo," fagan langsung berdiri dan berpamitan kepada Rena. "Mah, fagan berangkat."
"Kak fagan ihhh, ngeselin banget!!!"
Fagan tidak menggubris ucapan Anita yang hanya membuat telinga sakit, jika di tanggapi membuat fagan akan terlambat masuk ke sekolah.
"Anita sayang," panggil Rena dengan nada lembut.
"Kenapa mah?," Jawab Anita seaadanya.
"Selama mamah beberapa minggu ini jagain restoran, kakak kamu pernah bawa temen-temen nya ke rumah gak?."
Anita mengangguk, sambil mencoba untuk menelan makanannya.
"Siapa namanya?," Tanya Rena semakin penasaran.
"Kak Dimas, kak Kevin, sama kak Galang."
"Gak ada yang berjenis kelamin perempuan?," Tanya Rena untuk kesekian kalinya, karena dirinya sudah berada di tingkat penasaran paling atas mengenai soal fagan.
"Gak ada mah, emangnya kenapa sih?"
Rena langsung menegakkan tubuhnya, dan menyantap makanannya lagi yang sempat tertunda tadi.
"Anita juga ngerasa aneh sama kak fagan, atau jangan-jangan kak fagan homo ya mah," ucap Anita asal yang mendapat reaksi cukup mengejutkan dari Rena.
Rena langsung terbelalak mendengar ucapan Anita, setelah itu menatap tajam ke arah Anita. Seolah-olah seperti Anita yang salah dari topik pembicaraan pagi ini.
Anita hanya mampu melanjutkan makannya, tanpa berbicara sepatah kata pun lagi mengenai sang kakak kepada mamahnya.
🍁🍁🍁
Seperti biasa fagan memarkirkan motornya di tempat parkir motor siswa, tidak ada yang membedakan-bedakan motor cucu dari pemilik yayasan. Menurut fagan, semua sama saja. fagan tetaplah siswa disini, jadi selama dia masih menjadi siswa di sekolah ini, perlakukan dia sebagai siswa biasa pada umumnya.
Di sepanjang koridor banyak pasang mata khususnya kaum hawa yang memperhatikan fagan. Dari ujung rambut hingga ujung kaki fagan seperti nya juga tidak terlepas dari pandangan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora (Tamat)
Roman d'amour*PARTNYA MASIH LENGKAP YA GUYYYSS" Seorang gadis penyuka vanilla, sangat menyukai cahaya Aurora dan sangat membenarkan adanya cinta sejati. Menantikan cinta sejati, seperti menunggu Aurora di siang hari. Namun, sangat penting untuk gadis lugu seper...