Part 34

3.5K 200 4
                                    

Budayakan memvott, sebelum membaca hehe

⬇️

⬇️

⬇️

⬇️

Paginya sebelum acara nanti malam, Kesya masih disibukkan dengan keperluan yang dibutuhkan untuk acara nanti malam. Saat ini dirinya sedang beristirahat, duduk di salah satu kursi yang sudah tertata rapih di gedung ini.

Tatapan nya kosong mengarah ke depan, tiba-tiba teringat oleh sosok pria yang akhir-akhir ini mengisi hari-hari nya lagi. Tapi sudah beberapa hari pria itu tidak ada menghubungi nya.

Kesya mengeluarkan ponsel yang baru saja di belikan oleh Dewi. Kesya sempat menolak ponsel pemberian Dewi, tapi Dewi tetap memaksa agar Kesya menerimanya dan menggunakan ponsel itu untuk kebutuhan sekolahnya.

"Gue sadar kok, gue bukan siapa-siapa kak fagan," ucapnya pelan, sambil menatap layar hitam yang ada pada ponsel nya.

"Sya," panggil Dante, disusul dengan tepukan di bahu Kesya.

Kesya menoleh ke belakang, "eh, kak Dante."

"Ngapain disini?," Ucap Dante sambil menarik kursi di depan Kesya lebih dekat dengan posisi duduk Kesya.

"Lagi istirahat aja kak."

Pandangan Dante mengarah ke ponsel yang Kesya genggam.

"HP baru ya sya," Kesya mengikuti arah pandang Dante. "Iya kak hehe."

"Makin banyak yang nge chat nih, makin banyak saingan gue," ucap Dante asal, tapi memang benar itu kenyataan nya. Cukup fagan saja yang menjadi saingannya.

"Ahh, apaan sih kak? Gak ada kok."

"HP Lo juga bagus."

Kesya menunduk, "percuma bagus kak, kalo orang yang kita sayang gak ngabarin kita."

Terlihat jelas sorot mata kecewa Dante, Dante sudah menduga pasti raut wajah Kesya yang ia lihat sekarang itu semua karena ulah fagan sepupunya sendiri.

"Sebegitu sayang nya Lo sama fagan sya, Lo gak tahu sebenarnya apa yang fagan rencanakan di belakang Lo." Batin Dante.

🍁🍁🍁

Malam telah tiba, cahaya bulan hari ini begitu cerah, entah hanya perasaan Kesya atau memang benar cahaya nya secerah sekarang.

Kesya sudah cantik dengan balutan gaun selutut berwarna biru langit, dengan lengan baju bermodel sabrina. Tak lupa ia memakai high heels kira-kira tingginya 4cm, rambutnya ia biarkan tergerai semakin terlihat rambut lurus alami milik kesya.

Seperti biasa, Kesya hanya memakai sebuah bedak, liptint yang sering dipakai oleh anak-anak perempuan yang masih sekolah karena harganya yang termasuk murah.

Kesya berjalan melewati gerombolan siswa yang sedang menikmati pesta ini, mencari seseorang yang sedari tadi siang Kesya sangat ingin bertemu, dan berharap malam ini Kesya bisa melihat wajahnya walaupun hanya sekilas.

"Sya,, Kesya."

Kesya menoleh ke sumber suara, terlihat jelas bahwa Ara sedang berlari ke arahnya.

Aurora (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang