Kevin terus mengejar fagan yang semakin dekat dengan langkahnya.
"Fagan," panggil Kevin, sedikit berlari lalu merangkul pundak fagan. "Santai aja jalannya, gak usah panik gitu."
"Gue gak panik, biasa aja," ucap fagan sama sekali tidak menoleh ke lawan bicaranya.
Dia membelokkan langkah kakinya untuk masuk ke dalam kelas, mengambil tasnya yang masih ia tinggalkan di dalam kelasnya.
"Gimana soal hubungan Lo sama Kesya, tinggal 2 hari lagi gan. Setelah acara sekolah, mobil itu bisa langsung Lo bawa pulang."
Fagan terdiam, lalu melanjutkan aktifitas nya memasukkan beberapa buku paket yang ia tinggal di kolong meja.
Fagan berbalik arah berniat untuk keluar kelas, namun niatnya itu terhalang oleh pertanyaan Kevin. Pertanyaan yang benar-benar membuat ia bosan mendengar nya, dan akhir-akhir ini Kevin sering sekali mempertanyakan hal itu kepada fagan.
"Gimana gan?, Kesempatan cuma sekali gan," ucapnya yang membuat Fagan sedikit jengah dengan sikap Kevin sekarang.
Fagan mendesis pelan, melihat tingkah Kevin yang berada di hadapannya ini membuat moodnya benar-benar hancur.
"Atau Lo mau nyerah, cuma karena foto yang ada di Instagram itu," lanjutnya semakin mendesak fagan, untuk melanjutkan perjanjian tersebut.
Suasana di dalam kelasnya sangat mendukung, hanya ada fagan dan Kevin. Jadi mereka berbicara tidak perlu berbisik, karena tidak ada yang mendengar nya juga.
"Kenapa Lo jadi maksa gue?," Tanya fagan membuat Kevin sedikit memundurkan tubuhnya.
Tangan Kevin terangkat menyentuh pundak fagan, dengan cepat fagan langsung menepis tangan Kevin dari pundaknya.
"Oke-oke, gue cuma mau minta bantuan Lo doang gan. Gue udah bosen sama mobil itu, bokap gue gak akan beliin mobil buat gue, sebelum mobil itu rusak atau hilang," jelas Kevin, mulut fagan sedikit terbuka merasa kaget dengan semua penuturan Kevin.
Fagan menggeleng kan kepalanya, "Lo gila ya?."
"Terserah Lo mau bilang gue apa, yang pasti Lo mau kan ngelanjutin taruhan ini. Lo juga yang dapet untung gan, Lo bisa bawa balik mobil gue. Dengan cara gampang, lo cuma harus deketin Kesya, gitu aja kok."
"Lo berdua, jadiin Kesya bahan taruhan!!!."
Fagan dan Kevin menoleh ke arah suara itu secara bersamaan.
🍁🍁🍁
Jauh berbeda di dalam lubuk hati Dante, dia sangat ingin membuat Kesya tenang pada saat ini namun keadaan tidak mendukung nya saat ini. Dia harus memimpin rapat, untuk melanjutkan pembicaraan mengenai acara yang ingin di adakan sekolah.
Untuk rapat kali ini Dante memakai kelas, karena rapat kali ini diikuti tidak hanya anggota OSIS melainkan ada dua perwakilan dari setiap kelas.
Dante memilih kelas 12 IPS 1 sebagai tempat diadakannya rapat, dan sekarang dirinya sedang menuju kelas tersebut bersama rekannya.
"Lo mau pake kelas 12 IPS 1 kan?," Tanya Abi selaku teman OSIS yang paling setia bersama Dante.
"Iya, Lo bisa suruh perwakilan kelas buat Dateng ke 12 IPS 1."
Abi mengacungkan kedua ibu jarinya, "siap-siap komandan."
"Alay Lo haha," ucap Dante sedikit mendorong tubuh Abi pelan.
Baru saja Dante ingin mendorong pintu kelas tersebut, Dante mendengar suara dua orang yang sedang berbicara. Pembicaraan yang cukup rahasia, karena hanya ada dua orang yang bersangkutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora (Tamat)
Romance*PARTNYA MASIH LENGKAP YA GUYYYSS" Seorang gadis penyuka vanilla, sangat menyukai cahaya Aurora dan sangat membenarkan adanya cinta sejati. Menantikan cinta sejati, seperti menunggu Aurora di siang hari. Namun, sangat penting untuk gadis lugu seper...