Benar saja, Fagan sampai di cafe sangat cepat bahkan kurang dari 10 menit. Dia mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata dari biasanya.
Kloceng kloceng
Suara lonceng yang di gantung di atas pintu masuk itu berbunyi, pertanda bahwa ada pengunjung yang masuk ke cafe ini.
"Kenapa gan?," Tanya Kevin, seseorang yang dihubunginya tadi.
"Gue lanjut," ucap fagan tanpa menyuruh kevin duduk terlebih dahulu.
Kevin duduk dihadapan fagan, "lanjut apa?"
"Gak usah pura-pura Vin, gue tau soal ini Lo paham banget," ucap fagan seperti orang frustasi.
"Iya-iya gue paham, tapi kenapa tiba-tiba gitu."
"Panjang ceritanya, gue pergi dulu."
Kevin berdiri dari duduknya, "lah gan, gue baru sampe udah ditinggal aja."
"Tapi muka tuh bocah kenapa? Kenapa bonyok kaya gitu?," Tanya Kevin pada saat menyadari ada yang berbeda dari wajah fagan.
🍁🍁🍁
Jalanan kota Jakarta sangat padat dan semrawut, banyak angkutan umum yang berhenti sembarangan di tepi jalan terkadang tanpa menyalakan sen. Fagan menancap gas motornya, melewati jalanan sore kota Jakarta yang semakin sore, semakin ramai pengendara.
Kecepatan motor fagan saat ini 80km, dirinya tidak peduli dengan bunyi klakson yang berasal dari pengendara lainnya. Menyuruh fagan agar lebih berhati-hati dalam berkendara, namun tetap saja fagan tidak peduli dengan itu semua.
Tidak begitu membutuhkan waktu lama, fagan sampai di sebuah rumah yang beberapa Minggu lalu masih ia datangi. Namun, setelah niatan untuk berhenti fagan tidak pernah lagi mengunjungi rumah ini.
Rumah Kesya, sebenarnya fagan sudah tidak mau melanjutkan ini semua. Tapi ada hal yang menuntut nya agar melakukan ini semua, bahkan nyawa seseorang menjadi taruhannya.
Seorang wanita sedang menyapu halaman dengan sapu lidi yang sudah pendek, hingga membuat tubuh wanita itu harus membungkuk.
"Permisi," ucap fagan menyapa wanita itu.
Wanita itu berdiri sambil merenggangkan ototnya, "iya, ada apa ya?."
"Maaf, apa Kesya ada di rumah?," Tanya fagan.
"Ada kok, kamu fagan ya?," Tanya wanita itu menebak-nebak.
Fagan mengangguk.
"Saya Dewi, tantenya Kesya. Tunggu sebentar ya," ucap wanita itu yang ternyata Dewi.
Fagan dipersilahkan duduk oleh Dewi, Fagan lebih memilih menunggu Kesya di luar. Karena melihat kondisi rumah Kesya, sangat berantakan karena banyak pakaian bersih yang menumpuk.
"Maaf ya, rumahnya berantakan hehe," ucap Tante Dewi sambil membawakan nampan berisikan satu gelas teh.
"Fagan kemana aja? Baru kelihatan hehe."
"Gak kemana-mana kok tante," ucap fagan seadanya.
"Siapa tan?," Tanya Kesya yang langsung menoleh ke arah fagan. "Kak fagan," ucapnya sedikit terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora (Tamat)
Romance*PARTNYA MASIH LENGKAP YA GUYYYSS" Seorang gadis penyuka vanilla, sangat menyukai cahaya Aurora dan sangat membenarkan adanya cinta sejati. Menantikan cinta sejati, seperti menunggu Aurora di siang hari. Namun, sangat penting untuk gadis lugu seper...