Part 41

3.6K 158 3
                                    

Kesya masuk ke dalam rumahnya, dengan pandangan yang masih buram karena terhalangi oleh air mata yang masih membendung di kelopak matanya, air matanya seolah-olah ia tahan dan akan ia tumpahkan jika sudah sampai ke dalam kamarnya.

"Kesya," panggil Dewi pada saat menyadari langkah Kesya tidak menghampiri dirinya, melainkan melangkah lurus hingga tubuhnya hilang di balik pintu kamarnya.

"Bagaimana Wi?," Tanya Hani yang sedari tadi perasaannya tidak menentu, dirinya sangat tidak siap menerima sikap Kesya kepada nya.

Dewi menghela nafas beratnya, "sebentar ya mba, Dewi bakalan bujuk kesya."

"Terimakasih wi," ucap Hani, lalu dibalas dengan senyuman singkat oleh Dewi. Walaupun Dewi sudah memaafkan Hani, bukan berarti dengan mudahnya Dewi menerima sikap yang ditunjukkan Hani kepada dirinya.

Dewi melangkahkan kakinya menuju kamar Kesya. setelah di cek, ternyata Kesya sengaja mengunci pintu kamar nya. Tidak biasanya Kesya seperti ini, jika ada masalah pasti Kesya selalu bercerita dengan Dewi.

"Kesya," ucap Dewi sambil mengetuk pintu kamar Kesya. "Sya, keluar dulu yu. Ada yang mau tante omongin sama kamu sya, penting banget."

Di dalam, Kesya tidak bergeming sama sekali dan tidak mengindahkan ajakan sang Tante. Untuk saat ini dia merasa lebih tenang sendiri, berharap tidak ada satupun orang yang peduli dengannya. 

"Kesya," panggil Dewi sekali lagi.

Karena merasa lelah mendengar suara Dewi yang memanggil nama Kesya, akhirnya dengan keterpaksaan, Kesya turun dari kasurnya dan membuka pintu dengan mata yang sangat sembab.

"Kamu kenapa sya?."

"Gak papa Tan, kalo Tante mau ngomongin soal nyonya yang lagi duduk di depan, Kesya gak mau ngomong."

"Kok gitu," tangan Dewi mengelus puncak kepala Kesya.

"Karena sampai kapan pun, Kesya itu gak punya orang tua tan. Kesya cuma punya Tante," ucap Kesya lalu menjatuhkan tubuhnya ke dalam pelukan Dewi.

"Gak boleh gitu dong sya. Allah aja bisa maafin kesalahan hambanya, masa kamu gak bisa maafin kesalahan manusia juga. Tanpa sengaja atau pun di sengaja kamu juga pasti pernah ada salah sama orang kan," Dewi melepaskan pelukannya, dan sedikit menjauhkan tubuh Kesya dari tubuhnya.

"Sekarang gini deh, kalo misalnya Kesya berbuat salah sama Tante, terus Tante gak mau maafin Kesya dan pergi dari hidup Kesya, Kesya bisa apa?."

"Aku bakal nyari Tante, dan kalo udah ketemu aku bakalan minta maaf sama Tante."

"Kalo Tante gak mau maafin gimana?."

"Berarti Tante jahat," jawab Kesya.

"Kenapa jahat?," Tanya Dewi seolah-olah memancing agar Kesya tidak kekeh terhadap pendirian nya sekarang.

"Karena Tante gak mau maafin Kesya, dan gak menghargai jerih payah Kesya yang udah nyari Tante kemana-mana."

"Berarti sekarang kamu jahat dong, kamu gak menghargai dan gak mau maafin nyonya yang ada di depan itu. Selama 16 tahun nyonya itu nyari kamu loh sya, tapi giliran kamu nya udah ketemu, kamu gak mau maafin."

Aurora (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang