Part 29

3.3K 139 0
                                    

Sudah beberapa hari setelah ujian, Kesya tetap masuk sekolah karena takut ada hasil ulangan yang tidak memuaskan dan menuntutnya untuk mengulang lagi, atau biasa dikenal dengan nama remedial.

"Sya Lo udah remedial apa aja?," Tanya Ara yang duduk di sebelah kesya.

"Baru sejarah, dan jangan ada lagi yg remed."

Ara memberhentikan kegiatan menulisnya, "ya jelas gak ada lagi sya, ini kan terakhir kita sekolah di  semester 1, kalo gitu bantuin gue ya," ucap Ara sambil menggeser lembaran kertas ke arah Kesya.

"Hmm, oke," jawab pasrah Kesya, lalu melakukan kegiatan menulisnya.

"Gimana hasil rapat selama beberapa hari ini sya? Sekolah mau ngadain acara apaan sih sya?," Tanya Ara sambil menopang dagu nya dengan tangannya.

"Jawabannya ada di mading sekolah Ra," ucap Kesya tanpa menoleh.

"Oke-oke, lo kelamaan pacaran sama kak fagan jadi ikutan dingin ya sikap lo."

Kesya menegakkan duduknya, lalu pandangannya beralih ke Ara. "Siapa yang bilang gue pacaran?."

"Tanpa ada yang bilang ke gue, gue juga udah tau sendiri. Kak fagan nembak Lo di parkiran kan, kan?," Tebak Ara yang hampir saja benar, tapi kenyataannya fagan tidak pernah menembak Kesya ataupun meminta Kesya untuk menjadi pacarnya.

Fagan hanya menyatakan perasaan nya kepada Kesya, bukan meminta Kesya untuk menjadi pacarnya. Bahkan Kesya masih sangat-sangat ragu dengan ucapan fagan di parkiran, dan dirinya sempat berpikir bahwa dia terlalu kepedean karena bisa membuat fagan jatuh cinta dengan waktu yang lumayan singkat. 

"Gak Ra, kak Fagan gak nembak gue."

Ara tersenyum geli mendengar celotehan Kesya, dia sangat mengira kalau Kesya sedang membohongi nya dengan memasang wajah sendu nya.

"Lo pikir gue anak kecil, yang bisa Lo tipu-tipu sama muka polos Lo itu."

Kesya menunduk, "gue serius, bahkan sampe sekarang kak fagan lost kontak sama gue."

"Kak fagan pernah nge-chat Lo?, Seenggaknya Lo bisa nge-chat dia duluan sya. Lo tanyain kenapa dia gak ada kabar, di sekolah gak pernah ketemu."

Kesya menggeleng, "gue gak punya HP."

Wajah Ara mendadak terkejut bukan main, pasalnya di zaman seperti ini seorang remaja sangat lah membutuhkan ponsel. Dan sangat bosan jika tidak ada benda berbentuk persegi panjang itu, tapi berbeda dengan Kesya dia justru biasa saja.

"HP Lo yang kemaren Kemana?," Tanya ara.

Kesya mendelikkan matanya, "itu bukan punya gue, itu punya Tante Dewi."

Ara mengusap wajahnya gusar, "Allahu akbar, terus gimana Lo mau nanya, Lo aja di sekolah gak pernah ketemu."

🍁🍁🍁

"Sya temenin gue dulu ya, ngeliat pengumuman di mading sekolah."

Kesya mengangguk.

Kesya dan ara baru saja keluar dari ruang guru, mereka berdua masuk ke ruang guru untuk mengumpulkan beberapa tugas remedial milik semua temannya yang dikumpulkan kepada kesya dan Ara.

"Rame banget ya Ra," ucap Kesya yang sudah di belakang beberapa kerumunan orang.

"Ishh, anak yang gak tau asal-usulnya."

"Gak pantes banget masuk sekolah kita."

Kesya mendengar dua orang perempuan yang tidak jauh dari tempat nya berdiri, sedang membicarakan sesuatu hal yang dia rasa mengarah kepada dirinya.

Aurora (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang