Part 23

3.8K 142 4
                                    

Kesya dan keno sudah berada di kelas yang digunakan untuk tempat berkumpul para capsis, atau lebih tepatnya calon pengurus OSIS.

"No, situ aja ya," ucap Kesya mengarahkan telunjuknya ke arah kursi paling belakang.

Untuk sekarang, kursi paling belakang adalah favoritnya.

Keno mengikuti Kesya dari belakang, lalu mereka duduk berdua di kursi paling belakang.

"Hai guysss," semua mata memandang ke arah Sandra yang baru saja datang. "Siap-siap gue adalah saingan terberat kalian semua," lanjutnya dan menduduki kursi paling depan.

"Siapa sih sya? Pede banget dah tuh bocah," ucap keno.

"Biasa cewe," ucap Kesya tidak peduli.

Keno mendengus kesal, lalu menoleh ke arah Kesya, "gue tau dia cewe, siapa bilang dia waria sya."

Kesya menoleh sambil menahan ketawanya, "itu Lo tau."

Tidak ada perdebatan lagi antara keno dan Kesya, hingga datanglah beberapa osis termasuk Dante dan.

"Kak fagan," ucap spontan Kesya, tangan nya langsung membekap mulutnya.

Semua mata memandang ke arah Kesya, karena suara Kesya tadi lumayan keras hingga terdengar oleh satu kelas.

"Lo kenapa sya?," Tanya keno memegang bahu Kesya.

"No, kayanya gue gak jadi masuk osis," Kesya langsung beranjak pergi.

"Lah, sya-sya," panggil keno yang tidak dihiraukan sama sekali oleh Kesya.

Pada saat Kesya berlari, Kesya sempat melihat ke arah fagan. Namun, dengan cepat ia langsung memalingkan wajahnya dari hadapan fagan.

Kesya masih terlalu kecewa karena kejadian itu, Kesya tidak marah dengan fagan dia hanya kecewa. Tolong garis bawahi, dia hanya kecewa.

🍁🍁🍁

Kesya memutuskan untuk pulang saja, dirinya sudah tidak mau mengikuti OSIS. Tanpa dia keluar dari OSIS sekarang juga, dia juga akan  dikeluarkan, atau mungkin dia tidak akan terpilih sebagai OSIS.

Karena benar kata Sandra, Sandra lah saingan terberat nya. Dia akan terpilih menjadi anggota OSIS selanjutnya, sedangkan Kesya dia pasti akan dikeluarkan secepatnya.

"Hmm, dari pada gue harus nunggu dikeluarin, mending gue gak jadi ikut OSIS deh," ucap Kesya sambil berjalan, sesekali kakinya menendang batu-batu kerikil yang ada di aspal.

Ada sebuah motor yang berjalan di sebelah Kesya, Kesya sudah meminggirkan tubuhnya hingga ke tepi jalan, tapi kenapa motor tersebut malah memperlambat lajunya, dan malah bersejajar dengan Kesya.

Kesya memberanikan diri untuk menoleh, Kesya tidak mengenali sang pengendara motor tersebut. Karena sang pengendara motor tersebut memakai helm yang dilapisi oleh kaca hitam.

"Naek," ucap pria itu.

"Hah?!," Kesya menjawab dengan wajah sedikit kaget.

"Naek ke motor gue," suruh pengendara motor itu.

Kesya mengernyitkan keningnya, "lah, kamu siapa?," Tanya Kesya yang tentu saja dibuat bingung oleh pria dihadapannya ini.

Lalu pria itu membuka helmnya, dan betapa terkejutnya Kesya. Dia adalah fagan, seseorang yang sedang ia jauhi. Namun, gagal. Kesya sama sekali tidak bisa menjauhi fagan, justru rasa sukanya semakin bertambah. 

Aurora (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang