Pagi yang sangat cerah, tidak secerah hati Kesya. Kesya baru saja mengikuti sebuah tes, tes yang menentukan dirinya harus masuk ke jurusan IPA atau IPS.
Jantungnya berdetak sedikit lebih cepat, mulutnya sedari tadi tidak berhenti berkomat-kamit, layaknya seorang dukun.
Ara yang disampingnya, menyadari kelakuan Kesya dari tadi.
"Santai aja sih, selowww." Ucap Ara, menyenggol pelan lengan kesya.
Berbeda dengan Ara, Kesya hanya bisa tersenyum pasrah menunggu hasil dari ujian tesnya.
Seorang guru masuk ke dalam kelas Kesya, semua anak menatap guru itu penuh dengan pertanyaan termasuk Kesya.
"Kenapa wajah kalian seperti mau mengintimidasi ibu sih?" Ucap guru tersebut, yang belum diketahui namanya.
"Sudah santai saja, mau hasilnya IPA atau IPS sama saja kok, kalian akan tetap bersekolah disini. Lagipula IPA-IPS sama saja, tidak ada yang berbeda."
Setiap anak memiliki reaksi berbeda, ada yang menunduk, menunjukkan reaksi panik, ada yang pasrah, bahkan ada yang santai-santai saja salah satunya Ara, satu-satunya anak di kelas nya yang menunjukkan sikap biasa saja.
"Oke ibu akan bacakan ya."
"Iya Bu." Jawab anak-anak serempak.
Setelah beberapa anak, sudah disebutkan namanya dan tujuan jurusannya.
"Oke ada satu nama yang belum disebut, Kesya Athaleta Almeera"
Kesya menunduk pada saat namanya disebut, dia terus-menerus memanjatkan doa kepada Tuhan agar keinginannya tercapai.
"Kesya, jurusan yang kamu dapatkan IPA, dan kamu masuk kelas X IPA 1 ya."
Seketika Kesya mengangkat kepalanya dirinya tidak percaya sama sekali, pasalnya sudah masuk IPA saja dia sudah senang, dan sekarang dia masuk kelas X IPA 1 yang jelas-jelas kelas itu, kelas unggulan.
Ara menepuk bahu Kesya. "Tuhkan, gue percaya kalo Lo itu bisa."
"Ahhhh, makasih Ara. Lo sahabat gue fixxxxxxx." Ucap Kesya memeluk erat Ara.
"Bi_biasa aja meluk_nya, gg_gue gak bisa nafas nih."
Kesya langsung menjauhkan tubuhnya dari Ara, dan menatap lega ke arah Ara, karena ara bisa bernafas lega.
"Hehe maaf ya." Ucap Kesya, sambil menggenggam tangan ara. Menyalurkan kebahagiaan nya ke teman yang sekarang sudah dianggap seperti sahabat nya.
🍁🍁🍁
Karena sekolah belum mengadakan kegiatan KBM atau kegiatan belajar mengajar, siswa dan siswi SMA MARTIA NUSA dibebaskan untuk melakukan kegiatan apapun di sekolah. Tapi berbeda dengan Kesya, Kesya memilih pulang untuk membantu tantenya di rumah.
"Sya lo mau balik?" Tanya Ara yang sedang memperhatikan Kesya.
"Heem" Kesya mengangguk.
"Main aja lah yu, masih siang juga kan." Ajak Ara, langsung berdiri dari duduknya.
"Gak bisa Ra, gue harus bantu Tante di rumah."
Kesya menolak ajakan Ara, Ara hanya mengangguk-anggukan kepalanya, ada sesuatu yang terlintas di pikirannya.
"Gue ikut Lo aja ya, sekalian gue mau kenalan sama orang tua Lo."
Mendengar ucapan Ara, Kesya merasa pipinya seperti di tampar cukup keras, dan meninggalkan jejak merah di pipinya.
Ara menepuk pundak Kesya cukup keras. "Lo gak papa kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora (Tamat)
Romance*PARTNYA MASIH LENGKAP YA GUYYYSS" Seorang gadis penyuka vanilla, sangat menyukai cahaya Aurora dan sangat membenarkan adanya cinta sejati. Menantikan cinta sejati, seperti menunggu Aurora di siang hari. Namun, sangat penting untuk gadis lugu seper...