Fagan menutup brosur universitas di Indonesia yang akan dia pilih, namun semua universitas di Indonesia tidak akan berlaku untuknya. Rena sudah lebih dulu menyuruhnya untuk melanjutkan studinya di luar negri, Canada.
Dia baru saja menyelesaikan Ujian Nasional, tinggal menunggu hasil yang di umumkan oleh sekolahnya tentang lulus atau tidaknya para siswa.
Layar ponsel Fagan menyala, fagan pun menoleh ke arah ponsel itu dan mengambil nya dari atas meja. Melihat beberapa groups chat yang sedang membahas tentang kelulusannya, ada juga dari beberapa siswa yang tidak muncul di groups karena pasti sedang was-was akan hasil ujiannya.
Satu pemberitahuan terlihat di layar ponselnya, dengan segera mungkin Daniel melihat chat masuk itu dan langsung membacanya.
Gan ke sekolah GC!!.
Ternyata pesan itu dari Galang, Galang menyuruhnya untuk pergi ke sekolah.
pesan tersebut masuk ke ponselnya.
Otw
Oke, hati-hati ya yank 😘😘
Fagan hanya membaca chat terakhir dari Galang, lalu menghapus teks yang menurutnya sangat menjijikan dan hanya dilakukan oleh Galang seorang.
🍁🍁🍁
Hari ini siswa kelas 10 dan 11 sudah mulai masuk sekolah seperti biasa, itu tandanya Kesya sudah bisa bertemu kekasihnya, Dante. Kesya berharap, jika bertemu Dante perasaan itu akan langsung datang kepadanya. Agar Dante tidak merasakan rasanya menyukai seseorang tanpa balasan.
"Sya, udah ketemu sama pangeran belum?," Tanya Ara sekaligus menggoda Kesya.
"Apaan sih."
Ara menunjuk wajah Kesya, "cie merah cie hahaha."
"Gak yeuuu, udah Ra gue lagi males bahas itu."
"Oke-oke hehe," ucapnya sambil mencolek dagu Kesya.
Setalah berbicara singkat dengan Ara, Kesya fokus kembali dengan buku dan pensilnya entah apa yang ia tulis. Yang pasti belum ada pelajaran yang masuk ke kelasnya, sedangkan Ara di sampingnya hanya memainkan ponselnya.
"Sya, btw apa kabar sama cowok batu itu?," Ucapnya, yang sangat Kesya yakini ucapan itu tertuju untuk Fagan.
Kesya hanya mengangkat bahunya, dan mengatakan tidak tahu tapi tanpa suara yang keluar dari mulutnya.
"Lo kenapa sih sya?, Cerita dong sama gue," pinta Ara kepada Kesya.
Akhirnya Kesya menyerah dengan Ara, mencoba menutup bukunya dan meletakkan pulpen yang sedari tadi ia gunakan hanya untuk mencorat-coret tidak jelas di bukunya.
"Ada perempuan yang ngaku-ngaku jadi orang tua gue Ra."
Ara terkejut bukan main, setelah mendengar kalimat yang berhasil keluar dari mulut Kesya. Dirinya tidak tahu harus menanggapinya dengan balasan kalimat apa, dia sangat tahu perasaan Kesya sekarang.
Butuh beberapa menit, Kesya menceritakan semua kejadian waktu itu kepada Ara. Dan Ara sangat menyetujui sikap Kesya, yang tidak semudah itu percaya pada wanita paruh baya itu.
"Gue gak percaya gitu aja Ra, karena wanita itu teman kerja mamahnya kak fagan. Hal itu semakin bikin gue gak percaya," ucapnya membuat Ara mengangguk-angguk kan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora (Tamat)
Romance*PARTNYA MASIH LENGKAP YA GUYYYSS" Seorang gadis penyuka vanilla, sangat menyukai cahaya Aurora dan sangat membenarkan adanya cinta sejati. Menantikan cinta sejati, seperti menunggu Aurora di siang hari. Namun, sangat penting untuk gadis lugu seper...