Dua Minggu berlalu, tandanya libur akhir tahun telah usai. Kini SMA MARTIA NUSA sudah memulai pelajaran untuk di semester terbaru, tapi soal kegiatan belajar mengajar belum terlalu efektif.
Kesya hanya duduk diam di kursinya sambil mencorat-coret buku tulis bagian belakangnya. Ara berjalan mendekati Kesya, lalu terduduk di samping Kesya tangannya sambil merangkul pundak Kesya.
"Kenapa sih galau amat kayanya? Kan udah ada kak Dante," goda Ara.
Kesya menyudahi kegiatannya, lalu menutup buku tulisnya, "udah 2 Minggu, perasaan gue belom juga tumbuh buat kak Dante."
Ara menarik tangannya dari pundak Kesya, "kok bisa, selama liburan Lo gak pernah jalan sama kak Dante?."
Kesya menggeleng lemas.
"Gue gak pernah mau di ajak jalan sama kak Dante, gue masih ragu."
"Sya, apa yang Lo raguin dari kak Dante? Dia beneran sayang sama Lo. Atau jangan-jangan perasaan Lo masih ke satu titik, si fagan. Si batu hidup itu."
Kesya tidak bisa menjawab ucapan Ara, dia hanya bisa mencerna apa kata ucapan Ara. Karena memang ucapan Ara tidak ada yang salah, dirinya masih memikirkan sosok seorang pria yang sudah menyakiti hatinya.
Kesya menoleh dan menatap Ara dalam-dalam, "terus gue harus gimana?," Tatapnya memelas.
Ara menepuk pundak Kesya, "lupain fagan, Lo pikirin kejelekan nya Fagan. Terus Lo bisa belajar suka sama kak Dante," ucap Ara penuh semangat.
"Apa bisa?," Ucap Kesya melihat ke arah lain.
Ara menyentuh kedua pipi Kesya, membawa wajahnya agar menghadap ke arahnya, "pasti bisa sya. Gue percaya sama Lo, Lo jangan mau di sakitin untuk kedua kalinya sya, jangan mau dibodohin sama cinta."
🍁🍁🍁
Jam istirahat pun tiba, Kesya mengiyakan ajakan Ara untuk menemaninya pergi ke kantin. Menurutnya tidak ada salahnya, jika dirinya pergi ke kantin. Toh, masalah beli makanan atau tidak itu urusan belakangan.
"Sya-sya," panggil Ara sambil menarik lengan Kesya.
Dengan berat hati, Kesya menoleh ke ara, "kenapa Ra??."
"Ada kak Dante," ucap Ara sedikit berbisik.
Kesya sempat melirik, namun langsung mengalihkan pandangannya kepada Ara, "terus gue harus apa?."
"Samperin."
"Harus banget apa, dia kan lagi sama temen nya."
"Udah samperin aja," ucap Ara seraya mendorong-dorong Kesya.
Kesya merasa geram dengan tingkah ara yang tidak berhenti mendorong nya, dan semakin menyuruh Kesya agar menghampiri Dante yang sedang duduk sembari menyantap makanannya bersama teman-temannya.
"Hai kak," sapa Kesya, pada saat berdiri di hadapan Dante.
"Hai sya, duduk sya," suruh Dante, entah kenapa wajahnya lebih berseri-seri pada saat Kesya menghampiri nya.
Kesya mengambil duduk tepat di hadapan Dante, karena mengetahui Kesya datang teman-teman Dante pun terbangun dan berpamitan kepada Dante untuk berpindah meja. Beralasan, mereka semua tidak mau mengganggu dua sejoli yang sedang kasmaran itu.
"Lo udah makan?."
Kesya mengangguk dan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora (Tamat)
Romance*PARTNYA MASIH LENGKAP YA GUYYYSS" Seorang gadis penyuka vanilla, sangat menyukai cahaya Aurora dan sangat membenarkan adanya cinta sejati. Menantikan cinta sejati, seperti menunggu Aurora di siang hari. Namun, sangat penting untuk gadis lugu seper...