Part 18

3.9K 166 2
                                    

Langkah kaki Kesya menyusuri lorong lantai 2, dimana kelas fagan terletak di lantai tersebut. Dengan langkah yang percaya diri, Kesya menuju kelas yang berada di pojok itu.

Pada saat sudah dekat, Kesya memelankan langkah kakinya. Perlahan tapi pasti, Kesya sudah berada tepat di depan kelas 12 IPS 1.

Kelas IPS yang menurut Kesya berbeda dari IPS pada umumnya, mereka memang anak IPS. Namun, mereka sangat ambisius pada pelajaran. Maklum saja, mereka yang masuk IPS 1 itu termasuk anak-anak unggulan di IPS.

Termasuk fagan, fagan masuk kelas unggulan itu murni dari hasil otaknya. Tanpa membawa-bawa posisinya sebagai cucu pemilik yayasan, karena yang posisinya sama dengan dirinya ada Dante.

Kesya menghirup nafasnya dalam-dalam, memberi ketenangan dalam jiwanya. Dan memberi semangat pada dirinya.

"Ayo sya, Lo pasti bisa," ucapnya memberi semangat.

Kesya membuka pintu, seketika semua mata di dalam melihat ke arah kesya. Dengan wajah sedikit gugup, Kesya memberanikan diri untuk mengeluarkan suara.

"Permisi kakak-kakak, saya mau nanya. Ada kak fagan gak?."

"Ada kok," salah seorang teman sekelas fagan berdiri, dan berteriak ke arah belakang. "Fagan ada yang nyariin Lo tuh!!."

Tidak perlu menunggu waktu lama, seseorang yang ditunggu pun keluar dari dalam kelasnya.

Tatapan mata fagan, tatapan seperti biasa fagan menatap Kesya. Dingin,datar, dan tak berekspresi. Kondisi seperti ini yang membuat Kesya tidak bisa bergumam, hanya mampu bergumam dalam hati.

"Kalo Lo cuma mau diem, mending lo balik ke kelas Lo," ucap fagan mengawali pembicaraan.

"I_iya kak," Kesya menghela nafasnya. "ini buat kak fagan, aku buattin khusus untuk kak fagan."

Fagan menerima bekal itu, betapa senangnya Kesya. Makanan yang ia buat tidak berakhir di lantai ataupun tempat sampah, makanan itu secara terang-terangan di terima oleh fagan.

Tubuh fagan berbalik ke arah kelasnya, dan membuka pintu kelasnya. Gerakannya seperti sedang memanggil seseorang untuk keluar.

Tak lama ada Galang yang keluar, dengan senyuman yang biasa ia gunakan untuk menarik hati perempuan. Maklum, Galang adalah tipikal cowok yang playboy.

"Kenapa gan?," Pandangan matanya teralihkan ke Kesya. "Eh ada adek kelas. Hallo, nama Lo Kesya kan?"

"Iya kak."

"Kenapa gan?," Galang fokus kembali pada topik awalnya.

"Buat Lo," fagan menyerahkan kotak bekal yang tadi ia terima dari Kesya.

"Buat gue, ini dari Kesya buat Lo kan."

"Iya, kan udah gue terima. Jadi makanan itu udah resmi punya gue kan. Terserah gue, mau dimakan atau gue kasih ke orang. Kan udah punya gue, dari pada gue buang."

"Tapi gan-.."

Fagan memegang kotak makan itu, seolah-olah ingin mengambil kotak makan itu dari genggaman Galang.

"Mau atau gak?."

Dimas menarik kembali kotak makan itu, "i_iya gan, mau - mau."

Fagan mengangguk, dan berjalan masuk ke dalam kelasnya. Meninggalkan Kesya dan Galang hanya berdua di luar.

Merasa canggung dengan keadaan, Galang berbasa-basi kepada Kesya yang mulai menunjukkan ekspresi kecewa.

"Sorry ya sya, bukannya gue mau ambil makanan ini. Tapi fagan sendiri yang ngasih, atau gue balikin ke Lo aja ya."

Aurora (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang