Part 10

4.9K 235 2
                                    

Suasana kelas di X IPA 1 sangat damai, mereka sedang mengerjakan soal fisika yang diberikan oleh gurunya. Kesya terlihat serius mengerjakan nya, semua mata pelajaran di IPA memang sangat memotivasi proses belajarnya, jadi tidak salah jika Kesya masuk jurusan IPA.

"Sya ini gimana?" Ucap Ara yang terlihat sangat kebingungan mengerjakan beberapa soal.

Kesya menoleh ke arah Ara, dan menyodorkan buku tulisnya kepada Ara.

"Lo udah?" Tanya Ara tak percaya.

Kesya mengangguk.

"Gila!!, Otak Lo sya kaya pisau!!" Ara mengucapkan kalimat itu sedikit berteriak, mengundang banyak pasang mata yang tiba-tiba memandangi mereka dengan tatapan mematikan.

Kesya membekap mulut Ara dengan tangannya. "Isshhhh, Lo gak usah teriak-teriak."

"Hehehe, maaf." Ucap Ara sambil menggaruk puncak kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

Setelah itu mengerjakan soal fisikanya, dengan menyalin beberapa jawaban dari buku tulis Kesya.

Tokkk tokk tokk

Tiba-tiba ada beberapa osis yang datang ke dalam kelas, termasuk ada fagan dan Dante yang mendatangi kelas Kesya.

Dante menghampiri pak Rendy yang sedang mengecek beberapa tugas yang sudah dikumpulkan, untuk memberikan sedikit pengumuman kepada siswa kelas X IPA 1.

Kedua mata Kesya menyorot langsung ke arah fagan, tatapan mata yang memiliki arti tersendiri bagi Kesya.

"Es batu noh." Ara menyenggol lengan Kesya, lalu fokus kembali ke tugasnya.

"Diem deh." Ucap Kesya yang salah tingkah karena ditegur oleh Ara.

Dante memberi kode untuk fagan berbicara di depan kelas.

"Assalamualaikum warrah matullahi wabarakatuh." Ucap fagan membuka suara.

"Waalaikum sallam warrah matullahi wabarakatuh."

Semua siswa menjawab.

"Sepertinya kalian sudah mengetahui kedatangan kami, kami cuma mau menginformasikan bahwa siswa kelas X akan mengikuti LDKS eksternal di Bogor Jawa barat."

"Kita pergi ke Bogor, bukan untuk jalan-jalan. Melainkan ada kegiatan sekolah, jadi bawa barang secukupnya." Lanjut fagan.

Kesya sangat tertegun melihat rasa kepemimpinan fagan, berbanding terbalik dengan apa yang ia lihat dan dengar kemarin waktu di rumah fagan.

Kesya merasa sangat beruntung, bisa mengetahui rahasia kak fagan. Sebenernya tentang fagan adalah seorang cucu dari pemilik yayasan hampir satu sekolah sudah mengetahui nya. Tapi mereka belum ada seberuntung Kesya, yang bisa bertatap wajah dengan kakek fagan.

Memikirkan hal itu, bibir Kesya menyunggingkan senyuman sambil menatap ke arah fagan.

"Kamu" tunjuk fagan ke arah Kesya. "Kenapa senyum-senyum?"

"Haa?"

"Eng_gak kak, gak pp_papa." Jawab Kesya gelagapan.

Kesya menunduk malu, bisa-bisanya Kesya senyum sendiri memikirkan hal itu di situasi seperti ini.

"Ini ada kertas yang berisikan barang-barang apa saja yang harus dibawa pada saat LDKS." Fagan menoleh ke belakang. "Boleh langsung dibagiin aja." Suruh Fagan.

"Kalo emang dia gak niat jadi OSIS, kenapa dia bisa sampe jadi ketua OSIS coba?." Batin kesya.

"Heii." Ucap Lala pada saat di depan meja Kesya.

Aurora (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang