"Mirip dengan siapa Tante?," Kesya bertanya dengan nada yang sedikit santai agar suasana di taman ini tidak terlalu tegang.
"Ada, tapi saya juga lupa."
Kesya hanya mengangguk kan kepalanya, dan tidak terfokus oleh wanita itu. Hanya sesekali ia lemparkan pandangan kepada wanita itu yang sedang duduk membaca majalah wanita yang disediakan oleh tuan rumah.
"Nih uang nya kak," Anita memberikan beberapa uang untuk Kesya.
"Loh kak Kesya," Anita baru sadar bahwa kakak yang ia panggil adalah kesya, perempuan yang sudah memakai pakaiannya kemarin.
Kesya melambaikan tangannya, "hai Anita."
"Hai kak," balas Anita, "kakak pegawai laundry?," Tanya Anita penasaran.
Kesya menggeleng cepat, "bukan nit, Tante aku yang punya laundry hehe."
Rena keluar dari rumahnya, lalu berdiri di samping Anita dan memegang kedua pundak Anita.
"Kamu kenal sama kakak ini?."
Anita menoleh ke rena, lalu memalingkan pandangannya ke arah Kesya, "kenal dong mah, kak Kesya ini temennya kak fagan," jelas Anita.
"Oh kamu temannya fagan," ucap Rena sambil mendekat ke arah Kesya.
Kesya mengangguk dan tersenyum.
"Kok cuma jadi teman sih, kenapa gak pacaran aja?."
Kesya hanya mampu meng-aminkan semua perkataan Rena kepadanya, ucapan itu termasuk doa kan, maka dari itu ucapan Rena sangat baik untuk hubungan kesya dan fagan.
Anita langsung merangkul tangan Rena, "mah jangan kaya gitu dong, kak Kesya malu tuh."
Kesya hanya mampu tersenyum tidak bisa membalas perkataan yang dua orang itu lontarkan kepadanya.
"Ya udah nyonya, saya permisi dulu ya."
Tak lupa Kesya mencium punggung tangan kedua wanita paruh baya, dan tersenyum ramah kepada Anita.
"Anak yang cantik dan manis," ucap rekan Rena yang bernama Hani namun Kesya belum mengetahui namanya, karena tadi tidak sempat menanyakan nama.
🍁🍁🍁
Mentari pagi sudah menyapa terlebih dahulu pagi Kesya, hari Senin dimana semua aktifitas manusia terulang kembali.
Kesya sudah siap dengan seragamnya, rambutnya ia biarkan tergerai sempurna. Ia lalu beranjak dari duduknya menyambar tas dan topinya yang sudah ia siapkan di meja belajarnya.
"Tante Kesya berangkat ya!!," Teriak Kesya, dirinya terduduk di depan pintu sembari memakai sepatu nya.
"Hati-hati ya sya!!," Balas Dewi dari arah belakang rumahnya yang Kesya tahu pasti Dewi sudah beraktivitas dengan para pakaian-pakaian itu.
Kesya langsung menyambar tasnya dan mengaitkan tas nya di kedua pundaknya.
Baru saja Kesya menutup pintu rumahnya, dirinya sudah dikejutkan oleh seseorang yang sedang duduk di atas motor nya sembari memegangi helm yang berada di atas tangki bensin motornya.
Kesya menghampiri seorang pria yang sangat ia kenal, dan berhenti tepat di hadapan nya. Tak ada yang spesial di pagi hari ini, hanya ada wajah datar yang diciptakan oleh sang pria itu.
"Kak Fagan, ngapain disini?," Kesya memang bodoh, jika fagan disini dengan memakai seragam sekolah sudah jelas ia menjemputnya untuk berangkat bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora (Tamat)
Romance*PARTNYA MASIH LENGKAP YA GUYYYSS" Seorang gadis penyuka vanilla, sangat menyukai cahaya Aurora dan sangat membenarkan adanya cinta sejati. Menantikan cinta sejati, seperti menunggu Aurora di siang hari. Namun, sangat penting untuk gadis lugu seper...