Part 35

3.5K 162 3
                                    

Setelah kejadian itu, Kesya langsung masuk ke dalam dan melanjutkan pesta yang hanya malam ini di adakan. Sambil menunggu malam pergantian tahun, 2018 menuju 2019.

Kesya sempat menangis dan memeluk Ara, tapi Kesya belum bisa menjelaskan untuknya sekarang. Dirinya merasa belum sanggup untuk menceritakan semuanya di waktu yang sama seperti kejadian.

"Udah ya sya, gak usah nangis. Lo harus lupain semuanya, walaupun Lo belum cerita masalahnya. Tapi gue tau persis, pasti semua ini karena fagan, iya kan?," Ucap Ara sambil mengelus pundak Kesya.

"Thanks ya Ra."

Ara menghapus air mata Kesya, "sekarang gak usah sedih. Mending kita happy-happy aja, mau pergantian tahun nih, masa Lo masih aja galau."

Kesya mencoba tersenyum mendengar ucapan Ara. Di satu sisi, seseorang sedang mempersiapkan dirinya untuk berdiri di atas panggung. Sebentar lagi, sebuah perasaan ingin tersampaikan untuk sang gadis pujaan hati.

Gadis yang selama ini sudah menemani nya, yang sudah sering ia temui, yang paling utama sudah mengisi hatinya yang sebelumnya kosong dan terasa hampa.

Pria itu menaiki tangga menuju panggung, dan berdiri tepat di depan mic.

"Ehemm, tes tes. Kedengeran semuanya?"

Semua orang bingung menatapnya, apa tujuan pria ini. Seperti tidak biasanya, pria ini seperti ingin memalui dirinya sendiri.

"Maaf, mengganggu waktu kalian. Sambil menunggu waktu pergantian tahun, yang kurang dari beberapa menit lagi. Gue disini cuma mau nyampein perasaan gue yang selama ini gue pendam buat seorang perempuan, perempuan yang beberapa hari ini ada di samping gue,"

"Gue tau ini kekanakan banget, tapi gue gak peduli. Mau kalian caci maki gue habis acara ini, gue juga gak peduli. Yang gue peduliin sekarang, kalo gue sayang sama Lo."

Semua siswa bertanya-tanya siapa perempuan yang beruntung bisa memikat hati pria itu, begitupun Kesya. Yang sama sekali tidak mengetahui maksud pria itu naik ke atas panggung, dan mengutarakan semua perasaan nya di depan para siswa-siswi yang hadir di acara malam ini.

"Kesya,"

Merasa dirinya terpanggil, Kesya sangat kaget kenapa dia memanggil namanya. Dirinya sempat berfikir apa dirinya juga termasuk dalam masalah ini.

"Gue bukan cowo romantis kaya yang cewe harapkan, tapi gue akan berusaha selalu ada buat lo. Sya, gue sayang sama Lo, gue sayang sama Lo udah lama sya. Sya, would you be my girlfriend?"

Semua orang lanngsung melihat ke arah Kesya, Kesya sendiri masih belum bisa mencerna perilaku dari pria itu.

"Sya, naik gih ke atas panggung."

"Tapi, gue gak suka Ra."

"Rasa suka pasti akan tumbuh seiring berjalannya waktu, jadi kita tunggu aja."

Kesya mengangguk, lalu mengikuti perintah Ara yang menyuruhnya untuk pergi ke atas panggung menghampiri pria itu.

Kesya sudah berada di atas panggung, menghadap dan menatap ke pria itu.

Kesya bisa merasakan, bahwa pria itu benar-benar serius dengan ucapan nya. Terlihat jelas dari sorot matanya, Kesya mencoba menatap matanya, namun dirinya tidak bisa.

"Kak, maksud kakak apa sih?," Tanya Kesya sedikit berbisik.

"Gue tau, gue bodoh sya. Tapi gue coba buat jujur sama perasaan gue sendiri, lewat cara ini."

Kesya memperhatikan khalayak yang ada, hingga matanya terhenti di satu titik. Dirinya melihat fagan yang sedang memperhatikannya di atas panggung.

Aurora (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang