Part 6

5.2K 205 8
                                    

Suasana di ruangan UKS sangat tenang, tidak gaduh benar-benar sangat damai.

"Gimana dok?" Tanya Fagan dengan gaya santai.

Dokter magang itu beralih ke mejanya, dan menulis beberapa resep obat yang harus dibeli di apotek.

"Tidak papa, sudut bibirnya hanya robek sedikit. Tidak terlalu serius, namun harus tetap di obati."

Sang dokter memberikan robekan kertas kecil kepada fagan, fagan menerima kertas itu sambil membaca beberapa resep yang di cantumkan.

"Makasih dok."

"Sama-sama fagan."

Kesya membuka matanya sedikit demi sedikit, menerima cahaya yang masuk ke mata.

"Gue dimana? Kenapa ada kak fagan?" Ucap kesya dalam hati.

Baru saja Kesya mau beranjak dari tidurnya, Kesya mendengar dua orang sedang berbicara.

"Gimana keadaan ketua yayasan?"

"Kakek Baik dok." Jawab fagan seadanya.

"Kakek, jadi fagan itu cucu dari ketua yayasan!!!"

Seketika mata Kesya membulat, Kesya yang masih berbaring merasakan sesak di dadanya mendengar pembicaraan fagan dan dokter.

"Syukurlah, jadi perempuan itu pacar mu?" Dokter memberikan pertanyaan yang justru nadanya itu mengejek.

"Bukan dok."

"Hahahaha, baiklah fagan. Saya permisi keluar sebentar, kamu jaga pacar mu itu ya."

Sang dokter langsung pergi keluar, kini di UKS hanya mereka berdua. Suasananya sangat canggung, Kesya masih saja berbaring padahal dia sudah benar-benar sadar.

"Aduh gimana ini?"

Fagan melirik sekilas ke arah Kesya, dan fokus kembali dengan buku yang sedang dibaca. "Kalo udah bangun, bangun aja. Gak usah tiduran Mulu, gue harus balik ke kelas."

Mendengar celotehan fagan, Kesya langsung duduk menunduk tidak berani menatap ke arah fagan, walaupun jarak mereka sedikit jauh.

"Iya kak maaf, kakak boleh balik ke kelas kakak kok."

Fagan berdiri dari duduknya, dan mendekat ke arah Kesya yang sedang duduk di pinggir tempat tidur.

Kesya mendongak ke arah fagan. "Kakak Mau ngapain?" Ucap Kesya.

"Nih" fagan memberikan kertas yang diberikan dokter tadi. "Resep obat buat luka lo, luka lo gak papa jadi gak usah memperpanjang masalah ini."

Kesya hanya mengangguk.

"Jangan berfikir macam-macam, gue gak akan berbuat apa-apa sama Lo."

Kesya tersadar ucapan barusan tertuju padanya, lagi-lagi Kesya hanya menunduk dan mengucapkan kata maaf.

"Maaf kak."

"Gak usah minta maaf Mulu, Lo kira ini lebaran."

"Ma-. Iya kak."

Tanpa berbicara lagi, fagan meninggalkan Kesya yang masih terduduk sembari memegang kuat kertas itu.

Tuhan, keadaan seperti ini Kesya harus bersyukur atau tidak. Kesya suka sama kak fagan, tapi kak fagan-

Seketika pikiran Kesya berantakan, seseorang masuk dengan keadaan yang benar-benar tidak santai.

Dia datang dengan menggebrak pintu UKS, untung saja pintu UKS sangat kuat kalau tidak, UKS bisa saja roboh karena ulahnya.

Gadis itu berhenti di hadapan Kesya, dengan nafas yang terengah-engah Kesya dapat menilai gadis ini sedang emosi.

"UDAH GUE BILANG JAUHIN KAK FAGAN!!! LO TULI YA!!"

Gadis bernama lengkap Sandra Amelia Serera, atau lebih akrab di sapa Sandra ini memang sudah dua kali melabrak Kesya.

Yang pertama Kesya harus menghadapi Sandra di kelas, dan yang kedua Kesya harus menghadapi Sandra di UKS saat ini. Namun, di UKS sedikit berbeda, Sandra membawa para dayang-dayangnya untuk menyerbu Kesya.

"Kalo Lo emang suka sama dia, kita bersaing secara sehat jangan Lo ancam gue."

Kesya tidak tahu, di posisi seperti ini Kesya harus melawan atau tidak. Setau Kesya, Sandra adalah anak orang kaya. Mungkin orang tuanya akan menjadi calon donatur terbesar di sekolah ini.

"Gue, bersaing sama Lo." Ucapnya dengan menunjuk dirinya dengan telunjuknya sendiri. "Lo mimpi ya!!" Lanjutnya, memalingkan pandangannya ke arah lain.

"Lo takut?"

Apa yang ada di pikiran Kesya? Dengan tampang sok beraninya, secara tidak langsung Kesya mengajak Sandra untuk bertaruh.

Untuk saat ini Kesya harus mengutuk dirinya, dia sangat bodoh. Dia dengan Sandra sangat jauh berbeda, walaupun dia menang, tetap saja Sandra akan menjadi pemenang nya.

"Takut, Lo pikir aja. Seorang Sandra gak akan takut berurusan sama siapa pun, apalagi cuma Lo. Seharusnya Lo yang takut. Anak yang gak jelas asal-usulnya dari mana, bisa masuk sekolah keren kaya sekarang."

"Jaga ucapan Lo!"

Kesya sangat sensitif jika berbicara soal asal-usul nya, dia hanya mengetahui, bahwa dia juga di lahirkan dari rahim sang ibu. Berbedanya kesya dibesarkan oleh tantenya, bukan kedua orang tuanya.

Bahkan sampai sekarang Kesya tidak tahu keberadaan orang tuanya, jangan kan melihat wajahnya, memiliki fotonya saja Kesya tidak ada.  Kesya sempat berpikir, bahwa dia dilahirkan dari rahim tantenya bukan dari ibunya.

"Jaga? Emang gue lagi main petak umpet." Ucap Sandra, yang langsung memutar balik badannya. "Ayo girls kita keluar, sumpek deh lama-lama disini."

Kesya menatap tubuh milik Sandra, yang semakin hilang karena tertutup dinding UKS.

Kesya merutuki nasibnya, kenapa dirinya harus terlahir dengan keadaan yang tidak tahu orang tuanya seperti apa. Tantenya juga tidak menceritakan sesuatu tentang orang tuanya.

Setiap kali Kesya bertanya, Tante nya hanya menjawab bahwa kedua orang tua nya sangat baik. Tapi jika memang baik, kenapa kedua orang tuanya menitipkan Kesya kepada tantenya?

Kesya ingin mencari kedua orang tuanya. Tapi, jika dipikir-pikir Indonesia sangat luas. Bisa saja kedua orang tuanya, pergi ke luar negri. Kesya harus dapat uang dari mana, dan mencari dengan petunjuk apa, foto saja tidak punya.

Kenapa Kesya harus menghadapi dua peristiwa dalam sehari. Baru saja Kesya merasakan senang, sudah ada kesedihan yang datang.

🍁🍁🍁

"Apa yang harus gue lakukan?. Kalo dia bener ngelakuin hal di luar batas kemampuan gue gimana, gue bisa apa?" Ucap Kesya pada dirinya sendiri.

Bughhhhhh

'Awwww'

Sebuah bola melambung tinggi dan mengenai tepat belakang bahu Kesya. Kesya langsung menghadap ke arah belakang, membungkuk dan mengambil bola berwarna orange bergaris kecil hitam.

"Woyy bola siapa nih??" Ucap

Aurora (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang