Part 40

3.6K 145 5
                                    


P

art 40
Dante menyadari perubahan sikap Kesya, awalnya Dante mengira Kesya tidak berubah sama sekali. Ternyata, pada saat Dante mengikuti arah pandang Kesya, disitu Dante baru menyadari perubahan wajah Kesya karena Fagan dan Sandra.

"Sya," panggil Dante pelan.

Namun Kesya tidak bergeming sedikit pun, dia masih terhanyut dalam suasananya sendiri.

"Sya," panggil Dante sekali lagi dengan suara yang lebih keras.

"Iya kak," dan berhasil, dengan cepat Kesya pun menoleh ke arah Dante berdiri.

"Kenapa?," Tanya lembut Dante.

"Gak papa kak. Hmmm, kak Dante laper?."

"Iyaa," ucapnya sambil tersenyum.

"Mau Kesya temenin makan gak," tawarnya.

"Boleh, yukk."

Sebelum Dante menggandeng tangan Kesya, Kesya sudah lebih dulu jalan mendahului nya. Sepertinya memang hati Kesya sedang tidak berpihak kepadanya, tapi apa salah, seorang pria yang mengharapkan balasan perasaan dari kekasihnya?

🍁🍁🍁

Beberapa menit setelah menempuh perjalanan yang cukup menguras tenaga, peluh sudah membasahi dahinya akibat pancaran sinar matahari yang sangat terik di siang hari ini. Entahlah, cuaca hari ini sangat mendukung untuk tetap berada di dalam rumah.

Fagan memakai helmnya, sedari tadi dia tidak memakainya. Lalu menolehkan kepalanya ke arah Sandra yang sedang berdiri menatapnya.

"Kenapa?," Tanyanya yang tiba-tiba, membuat Sandra menjadi salah tingkah.

"Eng_eng_ gak papa kak."

"Ini rumah Lo?," Tanya fagan sekedar basa-basi, padahal dia sudah mengetahui bahwa ini rumah Sandra. Kalaupun bukan, kenapa harus nurunin Sandra di depan rumah ini.

"Iya kak, mau mampir?," Tawar Sandra.

"Gak usah, gue langsung balik aja."

Sandra mengangguk, "makasih kak."

Fagan tidak menjawab, dia langsung menancap gas motornya dan berlalu pergi dari halaman rumah Sandra.

"Oke san, mulai hari ini Lo harus jadi orang baik. Kak fagan gak suka sama Lo!!," Ucapnya sendiri sambil memegangi dadanya.

🍁🍁🍁

"Kak, mau makan apa?," Tanya Kesya, sambil membuka buku menu yang sudah ada di mejanya.

"Sya," panggil Dante.

"Iya," jawab Kesya, tanpa menoleh ke wajah Dante.

"Sya, lihat gue sebentar sya," bujuk Dante, akhirnya Kesya menuruti perkataan Dante.

Kesya menutup buku menu itu, dan melihat wajah Dante. Jujur saja, Kesya belum terbiasa dengan suasana seperti ini. Tapi Mau bagaimana lagi, Dante adalah kekasih nya.

"Kita putus," ucap Dante, yang memberikan reaksi kaget terlihat jelas di wajah Kesya.

"Putus kak?," Tanya Kesya yang masih dengan wajah bingungnya, "kenapa mendadak gitu kak?."

"Gue sadar, selama beberapa bulan ini Lo terpaksa buat suka sama gue. Lo cinta sama fagan, bukan sama gue."

"Kak, Kesya gak ngerti maksud kak Dante apa?."

"Kejar cinta Lo itu sya," Dante mencoba untuk menguatkan dirinya dengan tersenyum, sebenarnya ada rasa tidak rela melepaskan gadis di depannya ini, gadis yang selama ini sangat ia cintai.

Aurora (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang