Empat Puluh.

24.6K 2.5K 286
                                    

Begitu keluar dari kamar mandi, aku langsung mengambil ponsel itu dari tangan Aktar dan menjawabnya.

"Halo, Nutrijel?"

"Keluarlah, aku sudah di depan."

"A--aku lagi demam, jadi nggak bisa keluar. Mungkin lain kali aja kita ketemuannya."

"Apa kau sedang mempermainkanku?!" tanya Edgar kesal.

Kedua mataku melirik ke arah Aktar yang sedang memandangku. "Iya aku akan beristirahat, lagipula ada suamiku di sini yang akan merawatku." Semoga Edgar mengerti dengan ucapanku ini.

"Jadi Aktar sedang bersamamu? Memangnya dia tidak pergi ke hotel?"

Aku menghembuskan napas lega. "Ya kau benar, dia sedang bersamaku. Aktar tadi bekerja sebentar, habis itu langsung balik lagi ke rumah untuk menjagaku."

"Lalu bagaimana sekarang? Apa itu tidak akan membahayakan janinnya jika kau tidak jadi pergi ke Dokter?"

"Sebenarnya aku juga ingin pergi denganmu. Tapi aku tidak yakin akan diberikan izin suamiku dalam kondisi demam begini," ujarku pelan seraya menundukkan kepala.

"Kau boleh pergi."

Mendengar kalimat itu, spontan saja aku menengadahkan kepala menatap Aktar. "Kau bilang apa barusan?"

"Pergilah. Aku nggak akan melarangmu," ucapnya santai sambil berbaring di atas ranjang.

Aku memandanginya dengan mata berkedip-kedip seolah tidak percaya. "Serius?"

"Hmm," gumamnya seraya membuka laptop.

Dalam keadaan bingung, aku kembali berbicara dengan Edgar dan mengatakan bahwa suamiku telah memberikan izin pergi bersamanya.

Setelah berganti pakaian, aku segera keluar dari pintu gerbang rumah. Aku menoleh ke belakang, kanan, dan kiri untuk mastikan tidak ada yang mengikutiku. Begitu yakin sudah aman, aku menghampiri mobil Edgar yang parkir agak jauh ke depan dari rumah Aktar.

"Kenapa dia mengizinkanmu pergi? Padahal dia tahu kau sedang demam kan?" tanya Edgar ketika aku sudah masuk ke dalam mobilnya.

Aku mengedikkan kedua bahu. "Entahlah, aku juga agak kaget tadi."

Edgar segera menjalankan mobil, lalu dia meliriku sekilas. "Apa kau yakin Aktar tidak tahu kau sedang hamil?"

"Nggak mungkin dia tahu, kecuali kau yang memberitahukannya."

"Aku tidak mungkin. Aku orangnya sangat memegang teguh apa yang sudah kuucapkan."

"Yaudah, berarti dia nggak mungkin tahu."

"Apa kau tidak merasa dia aneh? Aktar pulang kerja lebih cepat karena ingin menjagamu yang sedang sakit. Artinya dia mengkhawatirkan kondisimu kan? Tapi kenapa tiba-tiba dia mengizinkanmu pergi keluar, padahal dia tahu kau sedang demam? Logikanya orang sakit seharusnya beristirahat di kamar bukan malah keluar seperti sekarang."

Aku mengangguk karena setuju dengan pendapat Edgar itu. "Tapi Aktar tahu dari siapa coba? Yang tahu aku sedang hamil itu kan cuma 4 orang aja. Dokter, kau, Niko, dan terakhir Tuhan. Terus andaikan pun kalau Aktar udah tahu aku hamil, kenapa dia nggak nanya? Kan aku udah menutupi kehamilan ini? Harusnya dia marah-marah dong."

"Siapa itu Niko?"

"Ah, kubilang pun kau nggak akan kenal."

"Kecil kemungkinan kalau Tuhan yang memberitahukannya langsung ke Aktar. Berarti antara dua orang yang harus kita curigai, yaitu Dokter dan Niko. Mereka yang paling berpeluang menjadi tersangka," seru Edgar seraya menyetir mobilnya dengan begitu lambat.

"Niko nggak mungkin," belaku.

"Kenapa tidak mungkin?"

"Dia bisa dipercaya."

"Berarti tinggal si Dokter. Aku akan menyuruh orang untuk menculiknya, supaya kita bisa mengintrogasi dia."

Kedua mataku melolot. "Kau gila ya? Main culik orang sembarangan. Kalau ketahuan sama polisi, bisa-bisa aku ikut terseret  dipenjara! Kau mau anak Aktar lahirnya di dalam sel?"

"Aku tidak bisa membayangkan hal itu terjadi. Baiklah, kita tidak jadi menculik Dokternya. Jadi sekarang apa yang harus kita lakukan?" tanyanya menoleh padaku.

"Yang harus kita lakukan saat ini adalah memeriksakan keadaanku ke dokter kandungan yang paling bagus di Medan," jelasku dengan penuh penekanan di setiap kata.

"Oke," ujarnya cepat.

Dia dan Aktar sama-sama membuatku pusing.

8-Desember-2018

Next part bakal ada satu orang lagi yg bakal tahu Bimbii hamil. Ada yg bisa menebak siapa??

Kalo jawabannya ada yg benar, gue bakal update lagi ntar malam. Tapi kalo gak ada, yaudah tunggu updatenya hari senin wkwkkk

Why Not?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang