3

3.2K 329 7
                                    

Brak…

Suara gebrakan meja disebuah ruang rapat disebuah perusahaan, mampu membuat semua orang yang berada disana menahan nafas. Wajah mereka menggambarkan ketakutan yang begitu besar saat sang CEO menatap mereka tajam, seolah dengan tatapannya itu mampu membunuhmu.

“Ulang semuanya dari awal. Dan aku tidak mau ada kesalahan sekecil apapun”


 
Setelah mengucapkan kalimat perintah yang tak terbantahkan, sang CEO meninggalkan ruangan, disusul bunyi bedebum dari pintu yang dibanting kuat.

 

“Ya Tuhan. Sajangnim benar-benar menakutiku”

 



“Benar. Dia hampir saja membuatku mati karena harus menahan nafas”

 

“Eoh… Aku sampai gemetaran dibuatnya”

“Bukankah dia selalu begitu. Tuan Angkuh yang tampan”

Itulah beberapa komentar yang keluar dari mulut beberapa staf wanita, tepat setelah sang CEO pergi meninggalkan ruang rapat.

* * *

“Sial. Kenapa semua orang kompak membuatku kesal” Jongin mengumpat setelah mengenyahkan tubuhnya dikursi kebesarannya.

 
“Aku rasa, kau saja yang lebih sensitive akhir-akhir ini, Kai” seorang pria tiba-tiba masuk tanpa permisi dan langsung mengintruksi. Membuat Jongin menatap tajam sang pemilik suara.

 


“Tutup mulutmu, sekretaris Kim” geram Jongin tak suka “Jika masih mau bekerja disini” ancamnya.

 
“Benarkah? Benarkah kau akan memecatku” sang sekretaris berucap dengan nada takut yang dibuat-buat sambil melangkah mendekat, berdiri tepat didepan meja kerja Jongin.






“Tapi kenapa ya, aku sangat yakin kalau kau tidak akan melakukannya, sajangnim” sang sekretaris menggoda, ada nada geli dalam suaranya. Kemudian duduk dikursi yang berhadapan langsung dengan Jongin.


 
“Brengsek, kau Kim Junmyeon!”

 
Alih-alih takut atau tersinggung karena ucapan kasar Jongin. Kim Junmyeon–sang sekretaris justru tertawa. Seolah apa yang diucapkan Jongin adalah sesuatu yang lucu.



"Akhir-akhir ini kau tampak aneh Kai, kau menjadi lebih sensitif"







Jongin mengernyit, apa maksud Junmyeon?






"Apa maksudmu?"




"Hah sudahlah, yang jelas kau tidak perlu semarah itu pada karyawan hanya karena masalah sepele. Bagaimanapun juga kau masih membutuhkan mereka"






Jongin diam, perkataan Junmyeon memang benar adanya. Akhir-akhir ini dia memang jadi lebih sensitif, emosinya selalu membludak saat berhadapan dengan masalah sepele.





"Setelah ini apa aku masih mempunyai jadwal?" tanya Jongin akhirnya.Dia memilih melupakan emosinya tadi.





"Tidak, rapat tadi adalah jadwal terakhir hari ini. Kau benas setelah ini"







Jongin mengangguk. Dia harus merefresh dirinya dulu.





"Baiklah, sampai jumpa besok hyung. Aku akan pulang duluan"






I'M TRAP [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang