24

2.3K 298 10
                                    

Jongin kini tengah masuk kedalam apartemennya.

"Aku pulang!!"

Senyumnya terus mengembang ia melepas sepatunya menaruh dalam rak yang sudah disediakan.Dilonggarkannya sedikit dasi yang terus melilit dilehernya. Matanya terus mencari sosok yang sudah dirindukannya sejak dikantornya. Ia terus mencari keseluruh ruang yang ada dalam apartemennya.

"Sayang, aku pulang kau dimana?"

Jongin mulai kebingungan karena istrinya tidak ada dirumah, rasa khawatir dan resah kini menyelimuti hatinya.

"Aku disini!" teriak Soojung dari balkon kamar.

Jongin menghembuskan nafasnya lega. Dia sangat khawatir saat tidak menemukan istrinya di apartement.

Jongin menghampiri Soojung yang sedang duduk disebuah kursi, menatap langit yang mulai menggelap.

"Kau tadi libur, bukan?" tanya Jongin. Soojung mengangguk.

"Lalu, apa yang kau kerjakan seharian ini?" tanya Jongin lagi sambil duduk disamping Soojung.

Jongin dapat mendengar nafas berat Soojung.
"Tidak ada. Hanya merapikan apartmen ini sedikit."

Suara Soojung lemah, dia lalu memutar sedikit badannya untuk menghadap Jongin, lalu melingkarkan tangannya dipinggang Jongin, dan merebahkan kepalanya di bahu Jongin.

"Aku kesepian." keluhnya.

Jongin tertegun mendengar keluhan Soojung.
Apakah ini benar Soojung? Istrinya? Soojung berkata kesepian? Benarkah?Jongin sedikit tidak percaya untuk itu, tapi dia tetap mengembangkan senyumnya.

Jongin tahu apa maksud kesedihan istrinya itu. Bibir Jongin mengecup beberapa kali dahi Soojung.

"Kenapa tidak menemaniku di kantor? Padahal aku sangat berharap kau datang membawakanku makan siang."

Soojung mengangkat kepalanya menatap Jongin.
"Apa tak mengganggumu?" tanyanya yang membuat Jongin tersenyum.

Jongin mengecup bibir Soojung pelan, tersenyum memandangnya, dan mengelus rambut panjangnya.

"Apakah aku pernah merasa terganggu akan kehadiranmu?"

Soojung menggeleng, Jongin tidak pernah menganggap Soojung sebagai pengganggu dihidupnya. Yang ada dialah yang menganggap Jongin sebuah masalah dihidupnya. Tapi sekarang, apakah dia benar-benar menerima kehadiran Jongin?

"Apa kau tak percaya aku membutuhkanmu disaat aku lelah?" ucap Jongin lagi. Soojung tak menjawab, hanya menunduk dan menggigit bibir bawahnya.

"Sayang, apa kau masih meragukan perasaanku padamu? Hmmm?"

Soojung semakin menunduk, dia tidak tahu harus menjawab apa.

"Aku tahu." cicit Soojung pelan, tapi itu masih dapat didengar oleh Jongin.


"Lalu apa yang kau khawatirkan, sayang?"



Lagi. Soojung menghela nafasnya berat. Dia mendongak menatap manik mata Jongin yang menatapnya lembut.


"Aku hanya takut, Jongin. Aku takut."


Jongin mengerutkan alisnya bingung. Apa yanga ditakutkan Soojung?


Jongin lalu meraih wajah Soojung, mengusap pipinya lembut dan menatapnya penuh cinta.


"Apa yang kau takutkan, hmm?"


Soojung menggigit bibir bawahnya gugup. Apa dia harus mengatakannya?
Ya. Dia harus mengatakannya pada Jongin.


"Aku takut jika kau mencintaiku, kau akan meninggalkanku. Aku takut kau akan membenciku setelahnya, Jongin. Aku tidak mau itu terjadi. Aku sangat takut." lirih Soojung.





I'M TRAP [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang