Soojung mengerjap pelan ketika merasakan kelopak matanya diterangi oleh seberkas sinar. Soojung mengukir sebuah senyuman, seolah menjadi tanda untuk mengucapkan rasa terimakasih yang tulus pada Tuhan yang masih memberinya kesempatan untuk menatap cerahnya hari ini.
Soojung bergerak sedikit, mencari posisi yang lebih enak untuk dinikmati diranjang ini sebelum aktivitas yang akan dilaluinya hari ini dimulai. Perubahan posisinya membuat ia merasa terkejut. Aliran darah Soojung mengalir cepat. Oh tidak, ia sudah di sini rupanya. Pikir Soojung.
"Morning." Sapa Jongin. Soojung enggan membuka mata apalagi untuk membalas sapaannya.
"Aku tahu kau sudah bangun Jung, buka matamu!" Perintahnya. Ck! Ia kembali memerintahku. Batin Soojung.
Soojung membuka perlahan matanya, dan lagi-lagi dia melihatnya. Oh Tuhan, haruskah ia yang selalu kulihat saat membuka mata? Padahal aku selalu bersyukur pada-Mu, tetapi mengapa makhluk ini yang selalu terlihat? Ucap Soojung dalam hati.
"Diam kau Jerk!" Ucap Soojung dan mulai bangkit. Soojung mendorong kasar tubuhnya yang semula tidur disampingnya. Ia berdiri dan mulai melangkahkan kakinya enggan menjauhi ranjang. Belum beberapa langkah Soojung berjalan.
BRUK!
Tidak, ini tidak seperti yang kalian pikirkan. Soojung yang terduduk dengan keadaan pantat mencium lantai dan meringis kesakitan. Tentu saja tidak. Tangan itu,tangan itu kembali menangkapnya.
"Sudah kubilang, kau akan berhutang jika sesuatu terjadi padamu!" Lagi-lagi ucapan itu kembali menggema ditelinga Soojung.
Soojung mengumpat, hampir saja dia jatuh dari tempat tidur kalau saja Jongin tidak menahan tubuhnya tadi.
"Apa yang kau lakukan di kamarku bodoh?!"
Jongin tersenyum mengejek.
"Kau sudah tahu jawabannya, mengapa masih bertanya? Tentu saja menjemput calon tunanganku""Dasar gila, aku tidak menyuruhmu menjemputku"
"Memang tidak. Itu kemauanku sendiri" ucap Jongin santai.
Soojung mendelikan matanya sebal.
"Apa maksudmu dengan berhutang tadi?"Jongin lalu tertawa mendengar pertanyaan itu.
"Kau tahu? Kau gadis ceroboh yang pertamakali ku kenal. Bahkan turun dari tempat tidur saja kau hampir terjatuh, jika saja aku tak menangkapmu tadi""Yakk! Itu gara-gara kau yang ada disini. Makanya jangan menggangguku, pergi sana"
Soojung bangkit lagi dan menghentakkan kakinya menuju kamar mandi. Dia kesal pagi-pagi sudah diganggu Jongin, calon tunangan sialannya itu.
Jongin hanya tersenyum melihat tingkah Soojung, yang menurutnya sangat menggemaskan ini.
* * *
Sulli benar-benar mengikuti kemauan Soojung. Choi Sulli, dia adalah sahabat Soojung. Mereka berteman dari awal kuliah. Mereka memiliki kesamaan, sama-sama lahir dari keluarga kaya raya dan juga gemar berbelanja dan mengunjungi club. Pagi tadi Soojung meminta Sulli untuk menemaninya seharian ini untuk menghindari Jongin dengan alasan akan mengantar Sulli mengunjungi neneknya. Tapi kini mereka berada di mall.
"Aku merasa kasihan dengan Jongin, calon tunanganmu. Kenapa kau selalu menghindarinya?" tanya Sulli.
Soojung memang sudah menceritakan tentang perjodohannya dengan Jongin pada Sulli. Selain Taemin yang selalu menjaganya, dia juga punya Sulli yang setia berteman dengannya. Dan pertanyaan tadi, seharusnya Sulli tahu kalau Soojung tidak menyukai perjodohan ini dan memilih menghindari Jongin.
"Itu karena kebodohannya. Aku tidak memintanya untuk menjemputku." Ucap Soojung datar sambil melihat-lihat denim yang terpajang dihadapannya.
Ya, pagi ini Soojung menolak pergi bersama Jongin. Kalau saja Sulli tidak datang tepat waktu, maka seharian ini ia akan terjebak dengan si Mesum Jongin.
"Kau tahu, aku benar-benar iri. Aku tidak menyangka kau itu tunangannya." Ucap Sulli lagi. Soojung hanya memutar bola matanya tak peduli.
"Hei Klee, menurutku Jongin itu sangat tampan dan dia begitu sexy dengan matanya yang tajam itu. Oh Tuhan, aku sangat mengaguminya"
Soojung menoyor kepala Sulli.
"Kau gila? Kau mengaggumi lelaki brengsek seperti dia? Cih yang benar saja""Haha. Kau harusnya menerima perjodohan ini saja. Ku yakin kau juga akan terpikat padanya nanti"
"Mimpi saja kau"
Drrt..Drrt..Drrt..
Ponsel Sulli bergetar."Tunggu sebentar okey." Ucap Sulli. Soojung menganggukan kepala pertanda setuju. Sulli segera menjauh dan mengangkat panggilan untuknya.
"Kau kira aku bisa kau bohongi?"
Soojung segera berbalik ketika suara itu terdengar ditelinganya. Astaga! Lelaki brengsek ini sudah berada dibelakangnya dan dengan wajah sinisnya. Mendadak tubuh Soojung merasa limbung. Jika saja ia tidak menangkap Soojung, mungkin gadis ini sudah jatuh terjerembab dilantai."Sudah kubilang, kau harus berhati-hati dengan langkahmu!" Ucap Jongin. Soojung masih menatapnya tak percaya.
"Pulang?" Tanyanya saat kembali membuat posisi Soojung tegak sempurna, hanya saja tangan hangat itu tetap melingkar di pinggang Soojung. Soojung kembali mengumpulkan kesadaran. Segera dilepas kasar tangan itu.
"Sudah kubilang, aku tak ingin pergi bersamamu!" Ucap Soojung dingin. Ia hanya tersenyum.
"Dan sudah kubilang, aku tidak akan pergi jika kau tidak bersamaku." Ucap Jongin jauh lebih keras kepala. Soojung membalikkan tubuhnya. Kesal? Tentu saja.
"Hey Jung" Rayunya. Soojung tetap diam. Jongin membalikkan tubuh Soojung dan menaruh tangannya dipundak Soojung.
"Aku takut terjadi sesuatu padamu." Ucap Jongin.
"Aku bukan anak kecil lagi Kim!” Ucap Soojung tegas, tetap mengalihkan wajah darinya. Tiba-tiba saja lelaki gila ini memeluknya. Membuat napas Soojung tercekat.
"Yya! Apa yang kau lakukan!!" Pekik Soojung kecil. Berusaha mendorong tubuh Jongin menjauhinya. Hal ini Soojung lakukan karena beberapa orang mulai menjadikan mereka sebagai tontonan gratis.
"YYA! Kim Jongin!" Bisik Soojung lebih keras. Jongin tetap memeluknya, malah semakin kuat.
"Pulang?" Tanya Jongin.
"Sulli sedang bersamaku bodoh!"
"Jung" tegas Jongin dan akhirnya membuat Soojung terpaksa menurut.
Soojung menghubungi Sulli dan meminta maaf karena meninggalkan Sulli.
* * *
"Sedang apa kau disini?" Jongin berdiri tegak dari senderannya pada kap mobil dan memasukan kedua tangannya dalam saku.
"Aku kesini atas permintaan ayahmu"
"Seharusnya kau tolak saja, kenapa harus mengikuti ayahku?" Soojung menjadi sedikit ilfeel pada Jongin. Menyebalkan sekali, tidak tahukah Soojung sedang sakit hati karena pertunangannya akan diadakan seminggu lagi.
"Anggap saja ini kencan pertama kita, ayo masuk." Jongin dengan sangat terpaksa menarik pergelangan tangan Soojug agar segera masuk membuat wanita itu meringis atas perlakuan kasar Jongin.
"Mau kemana kita?" tanya Soojung sarkatik setelah Jongin duduk disampingnya.
"Kita akan membeli cincin pertunangan. Yang pasti kau akan menyukainya Mrs. Kim" seringai Jongin.
"Hei, aku belum menjadi istrimu! Jangan mengubah margaku sembarangan!"
"Tetap saja, sebentar lagi kau akan jadi milikku Jung. Jadi tunggu saja"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M TRAP [COMPLETE]
RandomTerjebak dengan masa lalu mampu membuat kehidupan seseorang begitu sulit. Terjebak dengan seorang lelaki yang mencintaimu juga bisa membuat hatimu goyah. Terjebak. Aku suka kata terjebak, walau menyakitkan tetapi mampu membuat hatiku berwarna akan p...