44

1.7K 236 8
                                    

"Jadi nona Kang, apa alasan anda memusuhi nona Soojung?" Tanya seorang psikolog kepada wanita yang ada didepannya, Kang Seulgi.

"I Hate Her! " jawaban yang singkat tapi mampu membuat siapa saja merinding ketakutan saat mendengarnya.

"Anda membencinya ? atas dasar apa ?" tanya psikolog perempuan itu lagi.

"Dia merebut semuanya, dia merebut orang yang kucintai, dia merebut perhatian orang lain, dia merebut kebahagiaanku. Aku sangat membencinya!" Ucap Seulgi sambil menangis.

"Tananglah nona Kang, ceritakan semuanya pelan-pelan."

Ya saat ini Kang Seulgi sedang melakukan tes psikologi karena Chanyeol tunangannya. Chanyeol ingin merubah Seulgi, ingin mengembalikan kehidupan damai Seulgi. Dulu, Seulgi adalah perempuan yang baik hati,ramah,murah senyum,dan ceria. Namun beberapa tahun lalu, dia berubah. Dia dibutakan oleh cinta dan menjadikan dirinya seperti seorang penjahat. Tapi berkat usaha Chanyeol, dan ancaman Chanyeol. Seulgi ingin sembuh, dan melupakan dendamnya terhadap Soojung. Walau itu belum sepenuhnya, tapi Chanyeol yakin Seulgi pasti sembuh.

"Aku.. Aku.. Aku tidak tahan lagi dengan semua ini. Aku tidak bisa melihat dia bahagia begitu saja, aku ingin membuat dia merasakan hal yang sama sepertiku. Aku.. Aku" Seulgi semakin kacau menceritakan semuanya. Dia hancur jika harus mengingat itu.

"Apakah jika anda membencinya dan membuatnya menderita bisa membuat anda bahagia nona Kang?"

Seulgi terdiam. Perkataan psikolog itu membuatnya tertohok. Jujur saja, dia tidak merasa bahagia setelah melakukan semuanya. Dia selalu merasa takut. Takut semua orang meninggalkannya. Disatu sisi dia selalu ingin membuat Soojung menangis, ingin membuat Soojung ketakutan dan dibenci orang. Dan dia membenci fakta bahwa yang ia lakukan itu hanya sia-sia. Soojung semakin dicintai banyak orang karena ulahnya, dan ia semakin dibenci orang lain. Seulgi frustasi.

"AKU BENCI DIRIKU SENDIRI! AKU BENCI! AKU BENCI! AKU INGIN MATI....hiks.. AKU INGIN MATI SAJA....hiks.. hiks"

"Tenang nona Kang, tenanglah"

"Aku seorang monster dok! Aku wanita jahat! Aku Hina! Aku benci kenyataan itu hiks..." Seulgi semakin meraung tidak jelas. Dia memukul dadanya sendiri menahan rasa sesak yang menyerangnya.

"Jangan menyakiti diri anda nona Kang!"

Psikolog itu menahan tangan Seulgi yang terus memukul dadanya sendiri. Sampai tiba-tiba....

BRAKK

Pintu ruangan itu pun terbuka,dan terlihat Chanyeol dengan wajah yang memerah karena kesal,dan matanya yang berkaca-kaca.

"Chan... Chanyeol" Ucap Seulgi terbata.

Chanyeol segera mendekap tubuh Seulgi yang bergetar. Bukan Seulgi yang salah disini, takdirlah yang menarik Seulgi kedalam kehidupan ini. Takdir yang membuat Seulgi masuk dalam lingkaran ini.

"Stop Seul, jangan katakan kata-kata laknat itu. Kau tidak pantas mengucapkannya. Kau berhak bahagia. Tidak ada yang menyuruhmu mati. Aku selalu disisimu, sayang"

Terkadang penyesalan datang diakhir dan saat kita ingin memperbaikinya tak ada waktu untuk itu. Kesalahan yang menjadi awal penyesalan setidaknya dijadikan sebuah pelajaran dan segera memperbaiki apa yang masih bisa diperbaiki. Walaupun itu berat tapi yakinlah semakin cepat kau memperbaiki itu maka semakin lebih cepat semuanya kau lalui.

Memang Seulgi menyesal karena tidak jujur atas perasaannya kepada Sehun dan malah menyalahkan Soojung atas semua ini. Dan ketika Seulgi ingin memperbaikinya, dia sudah terlambat dan ia jatuh pada waktu yang salah untuk memperbaiki semua itu. Menghancurkan persahabatnya merupakan kesalah yang fatal dan ia tak ingin semakin merasa bersalah. Maka sekarang ia ingin memperbaiki semua yang sudah ia hancurkan, setidaknya belum semuanya hancur dan masih bisa diselamatkan walaupun ada satu hal yang memang tak dapat ia ubah, yaitu permintaan maaf untuk Soojung. Dia tahu tidak mudah bagi Soojung untuk memaafkan atas apa yang telah ia buat selama ini.

Walaupun jika nantinya Soojung tidak menerima permintaan maafnya, tapi setidaknya Seulgi akan tetap berusaha menebus kesalahannya. Walau semua orang sudah membencinya,setidaknya ia tak akan hidup sendiri lagi. Chanyeol masih bersedia menerima kehidupannya.

Ia bahagia atas hal itu, Tuhan masih berlaku adil padanya dengan tidak merebut semua hal yang seharusnya ia miliki. Dan dia menyesal telah menyalahkan Tuhan atas semua penderitaan yang ia alami. Padahal kini Tuhan memberinya sesuatu yang sangat berharga. Ya, Chanyeol adalah anugrah untuk Seulgi. Pengobat rasa sakitnya dimasa lalu.

Mungkin perjalanan cintanya tidak semulus yang orang inginkan dan tidak berakhir dengan bahagia tapi bukan berarti hidupnya akan tak bahagia bukan? Setidaknya hidupnya harus berakhir bahagia.

* * *

Tersenyum. Pagi yang disambut senyuman oleh Soojung.

Sekarang ia terlalu bahagia untuk tak tersenyum. Jongin masih berada disampingnya dengan kedua tangan yang melingkar dipinggangnya dan dengan mata yang masih tertutup.

Jujur Soojung sangat menyukai Jongin yang tengah tertidur, karena suaminya ini bahkan terlihat seperti malaikat.

Soojung sedang tidak ingin memikirkan hal itu, yang ingin ia lakukan adalah terus memandangi wajah polos Jongin ketika tidur.

"Sayang jangan menggangguku aku lelah dan ingin istirahat." Soojung melepaskan tangannya dari wajah Jongin dan malah memeluk dengan erat tubuh Jongin membuat lelaki itu langsung terbangun walaupun dengan mata yang masih terlihat sedikit mengantuk.

"Sayang sudah aku...."

"Isirahatlah, aku hanya ingin memelukmu." Ucap Soojung dan menelusupkan kepalanya didada bidang Jongin.

Nyaman.

"Baiklah ayo kita istirahat."

Soojung mengangguk dan Jongin kembali mendekap tubuh istrinya ini.

Beberapa hari ini ia terlalu sibuk, sehingga kurang memperhatikan Soojung dan kehamilan istrinya. Dia menyesal akan hal itu, tapi itu semua demi masa depannya, masa depan keluarganya.

. . .

Soojung bangun terlebih dahulu, setelah membiarkan Jongin kembali beristirahat beberapa menit kini ia menyibukan dirinya di dapur. Ia ingin menghidangkan sarapan untuknya dan juga suaminya.

Jongin menghampiri Soojung yang masih sibuk dengan peralatan masaknya. Dia memeluk Soojung dari belakang, mengendus leher Soojung sehingga membuat istrinya itu terkejut.

"Astaga kau mengagetkanku Jongin!"

"Maafkan aku sayang" bisik Jongin tepat ditelinga Soojung.

Tangan Jongin kini mengelus perut Soojung yang mulai membuncit, ia bahagia mengetahui ada janin di dalam perut istrinya.

Soojung yang merasa terganggu segera membalikan badannya, ia menatap Jongin tajam.

"Kau menggangguku Jongin. Duduklah sebentar lagi makanannya selesai" perintahnya.

Jongin pun menurut, walau sebenarnya dia sangat ingin mengganggu aktifitas istrinya tapi dia menahannya, Soojung sedang hamil dia tidak boleh menjaili Soojung seperti dulu.

Setelah selesai Soojung pun menata makanannya di meja makan. Mata Jongin membulat melihat makanan yang disajikan istrinya.

"Sayang kenapa banyak sekali? Kita hanya sarapan kan?"

Soojung tersenyum.
"Iya Jongin, aku hanya ingin kau makan banyak pagi ini. Jadi habiskan semuanya ya"

Jongin meneguk ludahnya, bukan karena makanan yang dihidangkan Soojung tidak enak. Tetapi makanan ini terlalu banyak untuk dua orang. Sial, bagaimana cara Jongin menghabiskannya?

"Ini, makanlah" ucap Soojung senang dan memberikan piring pada Jongin.

Jongin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia dalam bahaya. Apa ini karena Soojung sedang mengidam?








I'M TRAP [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang