Bagian 4 | τέσσερα

667 90 16
                                    


I always needed time on my own
I never thought I'd need you there when I cry

🐾🐾🐾

"Lo ngga nyesel kan nraktir gue?" Ujar Jisoo setelah berada di depan rumah.

"Ahh, harusnya gue punya mesin waktu."

"Jadi lo nyesel jalan bareng gue!"

"Haruskah gue jawab, saat lo udah menghabiskan isi dompet gue. Haa!"

Jisoo kesal, wajahnya cemberut. Ia tidak habis pikir Taeyong akan sebegitu menyesal. Memang tadi Jisoo sangat lapar. Tahu sendiri, sebelumnya ia berlari mengejar Taehyung, dan tenaganya telah habis terkuras. "Aish, ya sudah. Sana pulang."

"Gue kan udah pulang, lo kan tempat gue kembali."

Oke fix, janganlah kamu pulang Taeyong! Tetaplah disini. Di sisi Jisoo.

Masih kesal bercampur tersipu, Jisoo mendesah, mencoba berakting sabar. "Iya besok lagi ya Arjuna. PR gue banyak banget. Lo hati-hati ya dijalan."

"Oke, gue pulang dulu ya sayang."

Jisoo melongo, terpana akan jawaban Taeyong. Ia berkedip-kedip untuk menyesuaikan keadaan. Setelah dirasa ia sudah sadar, ia menyeringai.

"Eh, sayang. Sebelum pulang sini, peluk dulu dong. Nanti kangen gimana?" Pancing Jisoo. Ya, mungkin hobi baru Jisoo kini adalah memancing, dan ia pernah ketahuan sekali.

Saat itu mangga tetangganya tengah panen raya, dengan akal bulusnya, Jisoo pun memancing mangga tersebut dengan galah.

Namun nasib nampaknya belum berpijak pada Jisoo. Tetangganya tahu, dan ia murka. Sungguh sial.

🐾🐾🐾


"Eh, sayang. Sebelum pulang sini, peluk dulu dong. Nanti kangen gimana?" Ujar Jisoo dengan merentangkan kedua tangan.

Taeyong bingung. Responnya melambat, tapi jantungnya menggila. Hanya makan dengan Jisoo, ia merasa sudah cukup. Tapi ini diberi harapan memeluk Jisoo, siapa yang tidak mau?

Sedikit melengos, Taeyong segera menghidupkan kendaraannya. Rasanya jika ia bertahan berada di sana, setan yang berkumpul akan semakin banyak, dan ia tidak ingin memalukan dirinya sendiri.

Tadi ia hanya menggoda Jisoo saja. Lucu saja melihat Jisoo kesal, wajahnya menjadi lebih imut dan Taeyong menyukainya, ia menjadi lebih bersemangat. "Duluan ya!"

"Yah, eh, kok langsung pergi. Belum aku cium ini!" teriak Jisoo disertai kekehan yang mengiringi kepergian Taeyong.

Tampaknya kini situasi berubah, Jisoo senang menjahilinya.


🐾🐾🐾




Malam ini, Taehyung melenguh. Tangannya nyeri, kepalanya serasa pecah, dan badannya remuk. Pekerjaan kali ini tidak main-main. Ia terdiam, mencoba memasok udara ke paru-parunya.

"He, lo masih sadar," bisik Taehyung. Sedikit terengah-engah, ia berupaya tetap tersadar. Nampaknya partnernya ini juga dalam kondisi tidak jauh beda dengannya.

Taehyung berfikir, bagaimana cara ia keluar dari ruangan itu. Mungkin dua peluru tersisa cukup untuk menekuk lawan.

Tapi tunggu, tingkat akurasinya melemah. Lengannya robek dan ia merasakan getaran berasal dari tangannya.

Taehyung berdecak, mencoba mencari jalan keluar yang lain.

Ah, mungkin alat disakunya ini bisa berguna. Semoga saja begitu! Ia harus keluar dari tempat ini, ia harus pergi.

Selembar HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang