Bagian 17 | δεκαεπτά

351 56 15
                                    


Loving and fighting
Accusing united
I can't imagine world with you gone

🐾🐾🐾

Bel pulang yang telah berbunyi mengakibatkan warga kelas Jisoo langsung berhamburan keluar. Merasa bebas mereka semua.

Dengan tubuh yang mungil, mau tidak mau Jisoo harus menunggu, menunggu temannya yang anarki saat keluar kelas itu pada keluar ruangan dulu. Bisa kejepit nanti kalo Jisoo nekat menerobos, mending duduk dulu, pahami situasi dan kondisi dulu.

"Jis," Sapa Taeyong masuk kedalam telinga Jisoo.

"Napa Yong!" teriak Jisoo, ya gimana. Posisi Jisoo masih di dalam kelas, dan Taeyong di luar. Dinding jendela menjadi batas antara keduanya, mengharuskan Jisoo untuk berkata lantang.

"Bareng gue ya, Dunkins lagi promo nih."

Seketika mata Jisoo membulat, ia mengedarkan pandangan meneliti kelas. Dan ia bisa tenang sekarang, kelas telah sepi hanya ada segelintir orang yang bisa di sebut si buaya Bobby, dan temannya Hanbin yang masih memantau laci meja kelas.

"He, jangan di ambil elah" sinis Jisoo, saat melihat Bobby mulai merogoh laci meja.

"Diem bawel,"

"Lo mau Jis, ada yang gel nih"

"He, mana-mana. Sini bagi" mau tidak mau, ya Jisoo tersogok. Lumayanlah bolpen gel gratis!

Setelah memasukkan barang curian ke dalam tas, Jisoo pun langsung melangkah keluar. Menuju Taeyong yang masih menunggunya di depan kelas.

"Gimana?" Tanya Taeyong saat tersadar Jisoo ada di hadapannya "Mau ya,"

"Deal," Jisoo tersenyum, tulus kali ini senyum Jisoo, "Lo yang bayar" segera Jisoo pun berlalu ke parkiran dengan Taeyong yang setia mengikuti.

Saat di parkiran, Jisoo masih bisa melihat kendaraan Taehyung juga teman-temannya masih ada di sana, padahal waktu pulang sudah dari tadi, tapi ternyata kawanan itu masih di area sekolah.

Ingin jadi penjaga sekolah mungkin mereka

Gara-gara pikiran Jisoo yang melalang buana ke Taehyung, Jisoo pun tak sadar jika Taeyong sudah memakaikan dia helm, ia pun juga tak sadar jarak diantara mereka begitu dekat.

Entah efek tubuh Taeyong yang terlalu dekat atau efek aroma Taeyong yang mulai Jisoo hafal, pipi Jisoo pun langsung bersemu.

Dan Taeyong yang melihat rona itupun terkekeh, "Kenapa he," Taeyong iseng menjawil pipi Jisoo.

Cukup malu, akhirnya Jisoo mengalihkan mukanya menghindari tatapan laser Taeyong.

Sumpah bang, gak tau kenapa kok gue meleleh ya!

Taeyong naik ke motor lalu sedikit memiringkan motor besarnya berharap Jisoo tidak akan kesusahan untuk naik, "Ayo,"

Dan Jisoo pun tak akan ragu untuk langsung duduk di belakang Taeyong.

"Pake," Jaket itu terlempar ke Jisoo. namun Jisoo hanya menatap bodoh jaket yang di pegangannya itu, "Buat nutupin kaki lo"

"Haa, oh oke" senyum tipis tetap terpantri di wajah Jisoo, saat Jisoo memasang jaket menutupi kakinya dengan Taeyong yang masih memata-matai lewat kaca spion.

Di rasa penghuni bangku belakang sudah, menyamankan diri, motor Taeyong pun bergerak perlahan. Taeyong bukan cowok brengsek yang naik motor ngebut agar si cewek bisa memeluk badannya.

Tidak, ia tidak seperti itu. Tapi mungkin ide itu boleh juga. Hehehe

Sambil masih mengintip Jisoo lewat spion, Taeyong berharap ada halangan di tengah jalan sehingga ia bisa mengerem mendadak.

Iya. Taeyong memang masih berharap buat di peluk Jisoo.

🐾🐾🐾

"Jadi, lo maju ke bagian sebelah sini," tangan Seungchol berimajinasi membuat pola penyerangan yang sesuai pada Mingyu. Lalu ia beralih menunjuk Taehyung, "Lo di belakang gue Tet,"

"Bobby, Hanbin mana nih. Katanya tadi mau ikut nyerang?" kompor Jackso mulai menyala.

"Masih di kelas, tadi gue liat," sang informan Sungjae pun menanggapi, "Sekop, napa kok gak si Jeka aja yang jadi backing?"

"Kagak ada, lo, lo, lo, trus lo yang maju" tunjuk Sekop pada Jeka, Mingyu, June, dan Jackson, tak ingin di bantah.

Jeka cuma mangut-mangut, lawan kali ini tidak main-main, mereka dululah yang cari gara-gara dengan Jeka. Yang berakhir dengan penyerangan gerombolannya ini.

"Lha terus napa si Tetet yang harus jadi backing lo?" kejar Sungjae lagi. Sungjae merasa jika Taehyung juga harus maju, jika ingin kemenangan mutlak.

"Ya si goblok, ini kan dendam Jeka. Biar Jeka yang maju," Maki Sekop pada Sungjae, asli Sekop ini orangnya emang gitu, "Menurut lo gimana Jek, lo juga mau ngabisin mereka kan?"

"Ya iya lah, mereka udah cari masalah ama gue" ketus Jeka, "Bener Sekop, Jae. Gue yang bakal ngabisin mereka"

"Widih, santai elah Jek" Bobby tiba-tiba muncul bareng si Hanbin langsung mengambil tempat dan berbaur dengan gerombolan itu.

"Lah, lo di sini Tet," Hanbin heran memandangi si Taehyung.

"Yoi, dari tadi gue disini" Taehyung hanya menjawab Hanbin sambil lalu, dengan tangan masih memainkan batang rokok yang belum di hidupkan itu.

"Gue pikir lo dah pulang bareng Jisoo," sambung Hanbin lagi. Membuat Taehyung menarik padangannya kearah Hanbin. Ia pun menyerngit, merasa ia tidak bertemu Jisoo dari tadi.

"Itu Taeyong, anjing," Bobby pun serta merta menabok kepala Hanbin keras hingga Habin latah mengumpat, "Bacot lo Bin,"

Dan saat mengerti akan yang di maksudkan kedua temannya itu, Taehyung hanya melengos. Yang Taehyung heran ialah, kenapa si Bobby ini menyembunyikan perbuatan Jisoo darinya.

Taehyung hanya tidak tau saja, Bobby itu sayang Jisoo. Karena itu, saat Bobby tau Jisoo suka orang lain, Bobby ikhlas. Dan saat orang lain itu ialah Taehyung. Bobby tidak ikhlas. Menurutnya Taehyung terlalu buruk untuk mendapatkan seorang Jisoo.

"Lo gak papa kan Tet," Tanya Sekop saat melihat Taehyung sedikit gusar, "Cewek kayak gitu, Lupain aja elah"

"Aelah, ntar malem juga bakal lo kurung" Maki si Jackson, emang mulut si Jackson itu yang paling pedes dari semua temennya.

Taehyung mendengus, saat ingin membalas makian si Jackson, Jeka segera menarik atensinya.

"Tet, lo temeni gue maju," pancing si Jeka menatap Taehuyng yang diam, "Gue tau, lo butuh pelampiasan"

Taehyung mengangkat sebelas alisnya lalu menghela nafas keras, "Hm, Gue ngikut lo Jek,"

Dan di tawuran nanti, sudah dapat dipastikan kemenangan di ambil oleh gerombolan Sekop.



Katamu, "alasan hanya membenarkanmu"Tapi kenapa kau selalu begituMencari alasan hingga aku pun raguPadamu seolah katamu hanya semu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Katamu,
"alasan hanya membenarkanmu"
Tapi kenapa kau selalu begitu
Mencari alasan hingga aku pun ragu
Padamu seolah katamu hanya semu

Kita sebentar bertemu
Penyebab tugas yang kufikir lambat berlalu
Disela liburan antara sibuknya waktu
Hidup bersama seiring pengantar lagu
Iya, itu awal kehidupanku
Sesaat sebelum kau datang menyulut rindu

Selembar HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang