Now and then when I see her face
She take me away to that special place🐾🐾🐾
Pagi tadi, Jisoo ke sekolah di antar. Bermimpi mempunyai kekuatan Shunshi No Jutsu milik Hokage ke empat, ia pasti bahagia. Namun kenyataannya tidak. Ahhh, andai hidup dalam manga.
Beruntung hari ini, Jisoo tidak terlambat, bahkan si Ketua kelas yang notabene anak paling rajin kalah dengan Jisoo.
Si Ketua kelas sampai bengong menatap sosok Jisoo telah bersemedi di kursinya.
Tunggu, ini masih pagikan. Dia nyata kan ya! Begitulah kira-kira pikiran pak ketua.
"Lah, lo kok baru sampe sih Hyun?" Jisoo beranjak kearah meja guru sembari membawa buku di tangan kiri dan racun di tangan kanan. Eh, bolpen maksudnya. "Tumben telat?"
"Dih, itu mah hobinya elo."
"Hyun, kok ganteng?"
Merasakan hawa mencekam tidak enak, Mihyun sedikit enggan menanggapi si anak aneh, Jisoo. "Dah lama."
"Mau tambah ganteng gak? Tau gak caranya?"
"Napa dah Jis?"
"Sini buku matematikanya, gue koreksi dulu. Nanti kalo di suruh maju trus ada yang salah, elo malu gimana?"
"Apa hubungannya ogeb?"
"Nanti gantengnya luntur kali. Guenya yang gak rela!" Pekik Jisoo histerit yang dibuat-buat, "Duhai panutan gue. Engkau tidak boleh salah. Cukup gue aja yang benar. Hehehe..."
"Yeee, bilang aja mau nyontek."
"Aduhh Peka!" Cengir Jisoo, "Makin ganteng deh,"
Setelah adegan merayu si Bos kelas yang penuh tantangan, di menangkan oleh Jisoo, akhirnya ia dapat berkonsentrasi. Matanya terpusat pada deretan angka itu dan buyar saat telinganya mendengar kehadiran monster pengacau di ambang pintu.
"Jisoo!" Jennie terengah, marathon nampaknya dia, "Barengan Matematikanya."
"Gue duluan ihh!" Teriak Rose, segera menghantam Jennie yang tadi di depannya.
Tanpa suara, buku matematika Minhyun berpindah tangan, Astaga naga kapan Lisa datang!
"Gue lihat dulu," Tarik Lisa memegangi buku itu, yang juga masih di pegang Jisoo, terjadi tarik-manarik diantara keduanya yang akhirnya dimenangkan si insisal L. "Cuman nyocokin doang elahh. Sabar."
Ya sabar sih sabar, tapi kan! Jisoo mendesah, ia pasrah.
Ingat gaess, masalah PR kadang kala membuat makhluk bodoh menjadi rada beringas. Dan Jisoo tidak bisa memaklumi hal tersebut, maklum ia kan anak Pintar.
Alah najis, dan begitulah batin ketiga temannya. hehehe.
🐾🐾🐾
"Beresin rak yang disana, sama tata kursinya aja. Setelah itu kamu boleh pulang." Jisoo langsung berpaling.
Kenapa hanya gegara masalah matematika, dirinya bisa terjebak disini. Sedang Jennie, Lisa dan Rose sudah keluar kandang bebas berkeliaran.
Sungguh, di mana letak keadilan ini. Ingin cari di Goggle Maps, tapi kenapa ia gak pernah ketemu?
Memang ada kok, peraturan perpustakaan yang berisi dilarang bersuara keras. Tapi Jisoo acuh saja, sambil berteriak mendengungkan lagu A Whole New World, ia membetulkan letak kursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selembar Hati
Fiksi PenggemarDilema Jisoo, tentang 2 matahari yang masuk ke dalam kehidupannya Bukan, itu salah. Mataharinya ya cuma satu. Tapi, kenapa rembulan yang semula ia hiraukan berubah menjadi setitik matahari kecil Jadi, Jisoo harus bagaimana? Haruskah ia tetap pada ma...