You know just how to make, My heart beat faster
Emotional earthquake, bring on disaster
You hit me head on, Got me weak on my knees🐾🐾🐾
Pagi ini seperti pagi sebelum-sebelumnya, bedanya sekarang Jisoo tengah nangkring di kelas Taehyung. Hal itu di sebabkan karena Jisoo ingin mengawasi si Tetet.
Ya mau gimana, si Tetet kalo gak di awasi gak bakal ngerjain PR. Jadi, Jisoo dengan senang hati menunggui si Taetae mencari contekan.
Selagi mengkudeta kursi si Jimin, Jisoo duduk di sebelah Taehyung. Mengabaikan Jimin yang berusaha mengusirnya.
"Jis, minggir elah," Jimin mulai frustasi, dia berdiri di samping meja Jisoo, "Gue belum ngerjain juga nih,"
"Lah hubungannya sama gue apa?" sungut Jisoo, merasa tidak bersalah juga dia.
"Gue juga mau nyontek njirr" maki si Jimin, ya waktunya mepet malah Jisoo bikin perkara.
Jisoo mendelik, merasa tak suka dengan cara bicara Jimin, "Biasa aja kan bisa,"
"Ya lo, minggir. Balik ke kelas lo sana" usir Jimin menyenggol lengan Jisoo, yang Jisoo rasa sudah keterlaluan.
"Ya santai aja kali" Jisoo ngotot, belum pingin balik dia, "Gak usah dorong-dorong gue,"
Taehyung menghela nafas seraya mengangkat wajah, "Jis, kamu balik aja"
"Kok aku si Tae" rajuk Jisoo, "Kan Jimin ini yang-"
"Balik sono lu, Menuhin tempat tau ga" belum selesai bicara Jisoo udah di potong aja, padahal kan belum tiup lilin ini. Kuenya aja, gak ada.
"Jis, kamu kekelas dulu ya" Taehyung mencoba membujuk si Jisoo.
"Tapi Tae, aku-" kata Jiso terhenti lagi saat ia menatap mata Taehyung, tenggorokan Jisoo tercekat, Jisoo tau ia tidak diinginkan berasa di sana.
Merasa kosong di saat bersamaan Jisoo pun mengalah pergi, mencoba mengerti, bahwa Taehyung menginginkan dia enyah.
Emang sudah makanan sehari-hari Jimin debat dengan si Jisoo, ntah karena masalah meja duduk, maupun masalah sepele lainnya.
Biasanya Jimin memilih mengalah pada Jisoo, namun tidak untuk kali ini. Ya pikir aja, bu Sunny yang ngajar Biologi itu terkenal galak, alamat dapat hukuman nanti.
🐾🐾🐾
Selepas Jisoo pergi, Taehyung semakin mendesah keras. Perasaannya menjadi berat.
Ia tahu, Jimin hanya khawatir jika tidak mengerjakan tugas akan mendapatkan hukuman, dan Jisoo juga berada di posisi dan waktu yang tidak pas.
"Thanks, bro" Jimin terkekeh, dan Taehyung pun tak peduli.
Taehyung ingin melampiaskan rasa marah itu, tapi Jimin juga tidak bersalah.
Ingin memaki, serta mengumpat manusia di sampingnya kini. Namun hanya bisa ia lakukan dalam hati. Bukan karena pengecut, namun lebih yang melihat bahwa Jimin masih tergolong sahabat.
"Besok, jangan marahi dia" Lirih. suara itu lirih bagi Taehyung sekalipun.
"Hm," Jimin mengangkat alis, tangannya masih menyalin tugas saat Jimin merasa mendengar suara Taehyung.
"Lo gak ada hak Jim,"
Dan di situlah Jimin sadar, bahwa ia telah melakukan kesalahan, "Sori Tae, sori banget. Gua ga maksud gitu" sambil melepaskan bolpen, Jimin berfokus menghadap ke Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selembar Hati
FanfictionDilema Jisoo, tentang 2 matahari yang masuk ke dalam kehidupannya Bukan, itu salah. Mataharinya ya cuma satu. Tapi, kenapa rembulan yang semula ia hiraukan berubah menjadi setitik matahari kecil Jadi, Jisoo harus bagaimana? Haruskah ia tetap pada ma...