Bagian 30 | Τριάντα

801 71 42
                                    

Some people live for the fortune
Some people live just for the fame
Some people live for the power, yeah
Some people live just to play the game

🐾🐾🐾


Begitu jam istirahat, Bona melangkah sendiri menuju kantin, perutnya keroncongan yang memaksa ia mau tidak mau ke kantin.

Bona lupa akan bekalnya hari ini, jadi dia harus rela berantri ria. Antri sendiri, makan sendiri, balik ke kelas juga sendiri.

Tapi, di pertengahan jalan, langkahnya terhenti karena gerombolan cewek-cewek ular itu menggeretnya untuk mengikuti langkah mereka. Dan langkah mereka menuju daerah terpencil juga terpinggir.

"Maaf," itu yang bisa di ucapin Bona sekarang. Tubuhnya semakin rapat ke tembok, mencoba sejauh mungkin menghindar dari tatapan, tangan serta mulut dari cewek-cewek ular yang ada di depannya ini.

Berharap ada penolong, emang kayak mimpi di siang bolong.

Gedung ini sepi, tempat yang sama sewaktu Taehyung yang hanya menontonnya di bully.

Tapi, kini di sini gak ada Taehyung.

Bona mencoba menahan rasa rintihan saat sakit menjalar kala pundaknya di dorong lebih menabrak tembok dibelakangnya.

Dan untungnya, dewi fortuna berpijak pada Bona. Dari ekor matanya, Bona bisa melihat gerombolannya Taehyung yang lewat, mungkin mereka gak menyadari keberadaan Bona bersama si para ular ini.

Tapi, Bona cukup yakin kalo Taehyung lagi memandang kearah dia.  Dengan menampilkan sorot mata yang pilu, Bona meminta agar Taehyung mau setidaknya membantunya. Dan untungnya, Taehyung peka langsung memisahkan diri dari gerombolannya dan berjalan pasti kearah Bona.

"Numpang lewat," kata Taehyung begitu dekat di kumpulan anak yang membully itu.

Dan cewek-cewek ular itu langsung tersentak begitu mengetahui Taehyunglah yang menghentikan kegiatan menyenangkan mereka.

"Gue ada urusan ama dia, lo dah selese belom?" lanjut Taehyung sambil menunjuk jarinya ke Bona, dan tanpa kata Bona langsung menghembuskan nafas lega. Seenggaknya Taehyung udah mau datang.

Cewek-cewek ular itu pun saling pandang, lirik-melirik, lalu orang yang bertindak layaknya ketua ngomong, "Tuh, ambil aja" langsung kumpulan itu bergegas pergi meninggalkan lirikan tajam ke Bona.

Begitu di tinggal Bona langsung lega. Sumpah. Rasanya plong. "Ehm, makasih ya Tae"

Tanpa menjawab, Taehyung langsung pergi gitu aja. Pikiran Taehyung cuman tertuju rencana mulusnya kilab ke Waras.

Dan Bona gak mau tau langsung spontan ngikutin si Taehyung yang jalan ngarah mau keluar sekolah, sepanjang koridor Bona cuman bagai anak itik ngikutin ibunya. "Tae, maaf ya tadi ngrepotin."

Taehyung mendesah, ia sebenernya tidak masalah membantu. Tapi, masak iya dia harus terus menjadi tameng untuk Bona. Bona kan juga harus berani atas orang lain yang berbuat seenak hati padanya. "Lo kan bisa lawan."

Sambil masih menjejeri langkah Taehyung, Bona terengah menjawab "Kan, gue gak berani Tae,"

Taehyung berhenti. Menatap Bona pake sorot yang gak bisa di artiin, trus mulai mendekat ke Bona, deket, semakin deket sampe Bona reflek berjalan mundur.

"Lo mau ngapain?" Ujar Bona gemetar, dan Taehyung tetap diam gak membalas apa-apa.

Bona kaget ama perubahan perilakunya Taehyung, tiba-tiba Taehyung natap dia sambil terus merangsek maju, dan Bona gak punya pilihan lain selain ngelangkah mundur, menghindar dari Taehyung. Sampe ada tembok di belakang Bona, Taehyung tetap memaksa maju, mengukung Bona dengan kedua lengannya.

Selembar HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang