Cause even if they understand
They don't understand🐾🐾🐾
Suasana kelas pagi ini kondusif. Layaknya burung hantu, Taeyong mengamati detail yang terjadi di seluk-beluk kelasnya ini. Kelas ini menyenangkan, berisi orang-orang tidak berguna, yang sering serirama.
Tapi jangan salah, kelas ini termasuk deretan kelas yang menjadi pusat perhatian baik dari semua segi. Kelas ini di huni manusia-manusia yang siap perang demi nilai juga kelas yang siap berperang dengan alat kecantikan.
Dan walaupun sekarang ini jam kosong tetap saja, masyarakat yang ada di situ enggan untuk beranjak. Bukan kelas kosong, lebih tepatnya kelas yang diakhiri lebih cepat dari waktu yang telah di tentukan.
"Yong, ajarin ini. Gue kaga bisa" Seulgi berjalan mendekat, segera meraih kursi yang ada di depan Taeyong yang semula di hinggapi Yuta.
"Mana?"
"Ini, yang ini"
"Lah, ini tulisan planet mana?" merasakan kesulitan Taeyong membaca aksara itu.
"Hah," Seulgi buru-buru menengok memastikan buku yang tadi di pegangnya, "Kebalik bego!"
"Oh, iya" maklum Taeyong hanya bisa nyengir. Tengsin dia.
"Yang ini nih maksud gue" jari lentik seulgi pun menunjukkan beberapa konsonan huruf.
Taeyong melihat, ia menyerngit. Sejenak berfikir bagaimana cara cepat mengajari orang lain, "Oh, yang ini, jadi ini itu gini"
Maafkan penggunaan kalimat Taeyong ya saudara, ia hanya gugup. Gugup takut salah ini, bukan gegara adanya rasa aneh yang muncul.
Seperti tidak ingin Taeyong senang, pasukan kelasnya langsung menyerang dengan ganas. Dengan kekuatan baling-baling bambu dikeluarkan.
"Asek, pepet terus" teriak Yuta dari pojok kelas.
"Gassss yang kenceng Yong, jangan biarin kendor" lanjut si Taeil
"Udah beli bensin belum Yong, pake Pertamax aja biar alus" Johnny bersorak sambil memegang Hapenya, masih main game kelihatannya.
"Di alusin terus aja Yong, siapa tau baper" tak ingin ketinggalan si Doyoung juga ikutan, "Hee. Ati-ati pawangnya dateng!"
"Tarung, tarung. Ayo tarung, gue gak suka liat kalian akur" Kompor emang si Yuta ini, dia ini mungkin salah satu faktor pemanasan global nih kelihatannya, kompornya hidup terus mamen. Sambil membawa air mineral, Yuta mendekati Jaebum, lalu menyodorkan botol itu, "Bum, ini Bum"
"Buat apa anjir!"
"Cepet siram bum, keburu nanti kebakaran"
"Hatiku panas, melihat kau dengannya" sahut Doyoung memaksa Jaebum menerima air mineral, "Cepet elah, minum. Habis itu, basmi itu kutu. Gue di pihak lo Bum"
"Bangke emang lo semua" Jaebum memaki temannya. Toh memang dia itu siapa?
Dengan tenang Taeyong memotong, "Apaan sih elah, berisik"
"Ampun kakanda, maaf telah mengganggu anda"
"Maafkan Juraganmu ini, duhai babu kualat"
"He Taeyong, ada yang nyari nih!" teriak Joy dari pintu kelas, berasa kelas tempat luas kali ya. Pada teriak semua perasaan.
Masih sibuk dengan kegiatannya mengajari Seulgi, Taeyong hanya menanggapinya sambil lalu, "Suruh masuk aja"
"Degem lo nih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Selembar Hati
FanfictionDilema Jisoo, tentang 2 matahari yang masuk ke dalam kehidupannya Bukan, itu salah. Mataharinya ya cuma satu. Tapi, kenapa rembulan yang semula ia hiraukan berubah menjadi setitik matahari kecil Jadi, Jisoo harus bagaimana? Haruskah ia tetap pada ma...