Karma x Florist!Reader

1K 101 0
                                    

Florist!AU
Modern!AU

Kau membawa sebuah pot kecil kaktus dan meletakkannya di rak paling kiri toko bungamu. Meletakkannya tepat di paling ujung sehingga bisa terlihat dari kaca jendela.

Melangkah pelan mendekati komputer, kau menyalakan CPU nya dan mengamati layar komputer yang berubah tampilan, dan pada akhirnya menampilkan wallpaper.

Kau membuka file musik dan memutar shuffle. Lalu menyambungkannya dengan speaker. Agar musiknya bisa terdengar secara menyeluruh didalam tokomu.

Kau beralih untuk menyibukkan diri dengan pesanan yang kau terima kemarin.

"Lima buket mawar merah muda, dengan beberapa baby breath~"ulangmu dengan suara pelan. Tanganmu sudah bergerak untuk mengambil gunting tanamanmu.

Bunyi ketukan pelan di kaca etalase membuatmu mengalihkan pandangan ke kaca.

Tak ada orang.

".. Maaf?"

Kau terdiam dan berusaha mendengar apa ada suara lain.

"..."

Hening.

Mengikuti firasatmu, kau mengambil gagang sapu untuk berjaga-jaga, dan melangkah ke pintu depan --yang belum kau buka kuncinya karena belum waktunya toko untuk buka--.

Membuka kunci sepelan mungkin, kau lalu menarik pintu membuka. Memberi jeda sebentar. Lalu, melongokkan kepalamu ke luar memandang kiri dan kanan.

"... Tak ada apapun?"

Kau mengetuk pelan gagang sapu ke telapak tanganmu yang lain. Masih dengan posisi berjaga.

"Tak mungkin ku..cing kan..," Mata [e/c]mu membuka lebar, kaget dengan 'penampakan' manusia yang 'terbaring' dengan kepala bertumpu pada kaca etalase toko. "Uh.. Permisi?"

Tak bergeming. Tubuh itu masih diam saja.

Gagang sapu yang kau pegang, kau putar. Membuatmu memegang bagian gagang di dekat bagian 'bulu'nya sedangkan ujung gagang yang lain kau gunakan untuk menekan-nekan lengannya.

Tetap diam.

Kau terdiam sejenak, mengamati dada orang didepanmu yang masih naik turun. Menandakan kalau dia masih hidup. Hal ini membuatmu bernafas lega.

'!!!'

Kau memutar badanmu mendadak, menatap sepeda yang dikayuh pelan mendekatimu.

Anak laki-laki yang mengayuh sepeda, menatapmu dan tersenyum manis. Berhenti didepan toko bakery untuk menurunkan beberapa botol susu dari keranjang sepedanya.

".. Ah.. Itu Rei."

'.. Apa itu artinya orang ini sendiri?'batinmu bertanya.

Kau berbalik untuk menatap orang tadi, lalu berjongkok di sebelahnya, kini mendorong pelan bahunya dengan pulpen yang selalu ada di saku apronmu.

'... Apa aku menendangnya agar bangun?'

Baru saja kau ingin berdiri untuk menendangnya, orang itu terbatuk. Membuatmu mengurungkan niatmu.

".. Permi..si"

Bau alkohol.

'.. Dia mabuk dan pingsan didepan tokoku?'

Kau nyaris saja berdiri meninggalkan si pria terbaring seperti itu. Namun teringat, Rei itu masih anak kecil, kasihan dia kalau harus melihat pemandangan tak pantas didepan tokomu, pagi hari begini.

Matamu menatap jengah si pria rambut merah mencolok, sebelum menghembuskan nafas lelah.

"..Hah.. Ini gila.."

[ON HOLD] Assassination Classroom x Fem!ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang