Matamu menatap kosong halaman buku light novel yang kau 'pinjam' dari kakak sepupumu, terlihat tak fokus.
Membuat waiter yang sedang meletakkan pesananmu, melirikmu singkat. Saat dapati keheningan yang biasanya tak akan berada dalam satu kalimat dengan namamu.
Sekalipun, keceriaan itu mungkin bukanlah yang sebenarnya.
"[Name]-chan?"
Mengerjap, kau memalingkan pandangan untuk menatap mata bulat berwarna hitam, yang menatapmu penasaran.
".. Ya?"
"Kau baik saja?"
Sebuah senyum terukir di wajahmu saat dapati pertanyaan yang sarat akan kekhawatiran itu.
"Tentu. Aku hanya tiba-tiba teringat Nagisa."
Sebuah senyum tipis juga terbentuk di wajah teman sekelasmu itu. Senyuman getir.
"Ah.. Benarkah? Apa ada perkembangan?"
Kau mengedarkan pandanganmu ke sekeliling kafe sejenak. Sebelum kembali bertemu pandang dengan netra hitamnya.
"... Kurasa aku hanya merindukannya."
Menghembuskan nafas maklum, lawan bicaramu lantas bertanya, "Kapan terakhir kali kau menjenguk Nagisa, [Name]-chan?"
".. 2 minggu lalu.. kurasa?"jawabmu ragu. Jemarimu memainkan ujung halaman yang sedikit terlipat.
"Hmmh.. Mau menjenguknya setelah shift-ku selesai? Bersama."
Mengangkat kepalamu untuk menatapnya yang baru saja menawarkan diri untuk menemanimu menjenguk Nagisa.
"Ah.. Kalau kau tak ada urusan lain, boleh saja, Isogai-kun."jawabmu pelan, senyuman simpul kini kau berikan padanya.
"Kalau begitu--"
"Permisi! Boleh tolong sebentar..?"
"Ah! Ha'i."
Melambaikan tanganmu membalas lambaian singkatnya, Isogai pergi untuk mengurus pelanggan lain, meninggalkanmu yang kembali menatap light novel ditanganmu.
Bedanya, kini kau mulai memahami maksud dari kalimat yang sedari tadi kau tatapi dengan kosong.
● ● ●
"Bukankah bunga ini cantik, Isogai-kun?"
Buket bunga mungil di tanganmu memang nampak manis. Dengan rangkaian bunga lily putih.
"Hu'um. Itu cantik. Masih segar kan?"
"Yap! Aku meminta yang segar dari bibi dan ia langsung mengajakku ke taman belakangnya. Ia memetiknya didepan mataku, hahaha.."balasmu, diakhiri dengan gelak tawa.
"Ah.. Bukankah itu bagus? Artinya ruangan Nagisa akan terlihat hidup."
Kau mengangguk dengan senyum yang masih merekah di bibirmu. Tanganmu kau ulurkan untuk mendorong pelan pintu kamar rawat Nagisa.
Begitu pintu di buka, kau langsung berhadapan dengan ruangan khas rumah sakit.
Putih di mana-mana.
Bau antiseptik yang menusuk hidung.
Dan, wajah pucat seolah tak bernyawa yang kau kenali sebagai Nagisa.Di meja dekat kepalanya, ada sebuah keranjang buah. Berisi beberapa apel merah ranum.
"Ah.. Buah itu pasti dari Maehara."gumam Isogai pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ON HOLD] Assassination Classroom x Fem!Reader
ФанфикBuku ini berisi kisah kalian x characters dari Ansatsu Kyoushitsu aka. Assassination Classroom. Cerita pendek yang didominasi cerita romansa! ---- Ansatsu Kyoushitsu©Matsui Yuusei ---- Kotak kritik dan saran terbuka selalu, layaknya hati ini uwu Mau...