qabl alqira'at , qul bismillahirrahmanirrahim awlaan 🙏
"Teman-teman, gue mau sekalian ngomong aja" ucap Giska.
Semua diam dan langsung ngeliat kearah Giska yang ngusap air matanya. Yang cewek langsung duduk lagi dan Giska berdiri disamping Andita.
"Teman-teman, gue mau minta maaf sama kalian semua kalau gue punya salah, baik kecil maupun besar" ucap Giska. "Jujur dari hati gue yang paling dalam, gue gak mau pisah sama kalian semua, gue maunya kita sama-sama terus sampai sukses. Tapi apa daya, takdir bicara lain" sambung Giska sambil nangis sesenggukan.
"Giska kamu kenapa?" Tanya Andita sambil ngelus punggung Giska dan gak lama dia ikut nangis gara-gara hormon hamilnya.
"Gue harus pindah" jawan Giska pelan. "Gue harus ikut bokap nyokap gue pindah ke Jepang, Alhamdulillah bokap dapat promosi dari kantornya dan ada salah satu kantor yang yang ngambil bokap, tapi itu di Jepang. Nyokap bokap gue awalnya juga ragu, tapi bokap lama-lama mikir kalau itu bakal bagus untuk semua. Untuk mereka dan untuk gue, mereka mau gue sekolah disana dan kuliah disana. Padahal awalnya gue udah bilang, gue mau disini aja. Kalaupun tante atau om gue gak mau nampung gue, gue bisa ngekos. Tapi mereka tetap ngajak gue, katanya demi kebaikan gue" cerita Giska.
"Ichaaaaa!!!" Yang cewek nangis serempak sedangkan yang cowok sok tegar padahal hati juga nyesek.
Mungkin buat orang 669 hari, 16.056 jam, dan 23.120.640 detik itu gak terlalu lama. Tapi bagi mereka yang udah habisin waktu bersama itu, lama. Walaupun belum pas 2 tahun tapi itu udah wah banget untuk mereka.
Giska gak mau ninggalin teman-temanya, sama kayak Andita. Di Jepang sana, pasti Giska kangen sama kelakuan ajaib teman-teman kelasnya. Gak mungkin Giska dapat teman kelas kayak mereka lagi. Terlebih, orang yang dia cintai ada disini.
"Giska, gak apa-apa lo pindah. Asal lo tetap ingat sama kita dan rutin untuk ngehubungin kita yang disini" ucap Azka.
"Gue tau, Ka. Tapi yang gue pikirin adalah, kapan lagi gue punya teman kayak kalian yang somplak nya gak ketulungan, yang gilanya gak bisa dikondisikan, yang kompak, yang perduli" ucap Giska.
"Ca! Gimana kalau ntar gue ngomong sama mamah atau papah lo, biar lo tinggal disini aja bareng keluarga gue" ucap Mawan.
Giska senyum ke Mawan. "Udahlah, Wan. Orang tua gue udah sepakat banget untuk ngajak gue pindah. Bahkan gue udah minta tolong tante gue tapi tetap aja mereka ngajak gue. Dan kemaren mereka udah beli tiketnya" ucap Giska.
"Ichaaaa"
Mereka semua pelukan untuk ngelepas Giska dan Andita. Nahla ngebisik kata-kata semangat untuk Giska, begitu juga yang lain. Kalau Andita mah mereka masih bisa ketemu.
"Lo kapan berangkatnya?" Tanya Naila.
"Besok" jawab Giska.
"Yaudah, besok rame-rame kita ngantar lo ke bandara" ucap Aksa.
"Tapi gue berangkat pagi, kalian kan sekolah" ucap Giska.
"Kayak gak tau kita aja lo" ucap Andang.
"Jangan, jangan bolos lagi. Ingat apa kata Almarhum pak Jamrut, kita harus rajin sekolah dan gak boleh bolos lagi. Jangan buat beliau kecewa" ucap Giska.
Semua langsung diam dan mikir gimana caranya mereka bisa ngantar Giska ke Bandara. Sebenarnya ada alasan lain yang buat Giska gak mau diantar ke bandara sama teman-temannya, karna dia gak mau tambah sedih. Apa lagi kalau ngeliat Mawan.
"Udah gak apa-apa. Ntar gue bakal kabarin kalian semua kalau gue udah sampe" ucap Giska.
"Gak apa-apa emang Cha? Lo gak bakal kangen apa sama kita-kita?" Tanya Manda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembar-kembar Somplak.
Teen FictionADA ADEGAN BROMANCE NYA, BUAT YANG GAK BISA BEDAIN MANA HOMO SAMA BROMANCE, MENDING GAK USAH BACA CERITA AKU. BUAT LU YANG KEPALANYA KEK KRUPUK SEBLAK, MENDING KAGA USAH BACA YA, DARI PADA LU KOAR-KOAR. (Sequel Protective Brothers) Mereka terlahir k...