Chapter 25

6K 365 31
                                    

#Typo everywhere




Happy reading

Setelah selesai bersiap aku langsung menuju parkiran dimana mobil ku berada.

Tak butuh waktu lama aku sudah sampai di kafe, aku langsung mencari tempat duduk di sudut kafe yang langsung berhadapan dengan taman.

Aku mengedarkan pandanganku dari ujung ke ujung, siapa tau aku menemukan rian. Karena tempat yang aku pilih tidak terjangkau dari pintu masuk.

Aku melambaikan tanganku pada rian yang celingukan mencari diriku, aku memang sudah ngechat rian jika aku sudah berada di kafe.

"Ehh hai" sapa rian dan duduk dikursi depanku

Aku hanya tersenyum "Mau mesen makan dulu atau jelasin?"

"Jelasin dulu aja"

"Ok, silahkan" aku mempersilahkan rian untuk memulai penjelasan.

Dia menghela nafas berat, "Sebelumnya aku minta maaf, aku memang selingkuh sama melin. Apa yang kamu duga selama ini, kalau kamu aku jadiin pelampiasan itu memang benar adanya" jelasnya yang hanya ku angguki

"Melin memutuskan hubungan kita secara sepihak, padahal aku masih cinta dan sayang sama dia sampai waktu kita pacaran. Aku selingkuh dari kamu karena aku memang nggak cinta sama kamu, aku ngedeketin kamu, karena aku mau terlihat baik baik saja dihadapan melin setelah diputusin dia. Hati aku yang awalnya mau belajar mencintai kamu, tergoyah saat aku mendengar melin retak dengan pacarnya. Aku yang dulu masih cinta sama dia dan sayang sama dia mencoba selingkuh dari kamu, dan mencari kebahagiaan dari cinta yang aku milikki untuk melin dan mengabaikan kamu." lanjutnya lagi, aku hanya mengangguk-angguk. Jujur saja aku tidak ingin menangis. Karena apa? Aku sudah tau semuanya kan? Jadi untuk apa aku menangis lagi.

Jika ditanya kenapa kalau udah tau, tapi masih mau bertemu rian yang akan menjelaskan tentang itu? Jawabanku satu, aku hanya mau mendengar kejadian itu dari mulutnya langsung dan tidak menganut spekulasiku yang juga memiliki kebenaran, karena apa? Aku ingin berdamai dengannya karena penjelasan. Jika tidak berdamai maka aku akan terus membencikan? Dan aku akan gagal melupakannya karena penyakit hati.

Rian menggenggam tanganku yang berada diatas meja, "Tapi satu hal yang harus kamu tau, setelah kamu putusin aku, aku nyariin kamu, aku chat semua sosmed kamu, tapi aku nggak ada hasil apapun. Setiap berangkat dan pulang aku selalu nunggu kamu digerbang, tapi kamu menghindar seolah tau kalau aku lagi digerbang."

"Nyariin aku? Yakin? Kalau nyariin, waktu aku minta putus kok kamu nggak ada ngejar?" sahutku setelah sekian lama bungkam

"Kamu salah, aku mau ngejar kamu. Tapi melin kepalanya pusing dan minta anterin pulang. Aku yang waktu itu cinta sama dia aku menyetujui" jelasnya lagi

"Ok ok, gue udah ngerti. Lo pacaran sama gue karna mau terlihat baik baik aja didepan melin? lo jadiin gue pelampiasan? Setelah melin retak sama pacarnya lo nyelingkuhin gue dengan cara ngedate diem diem, dan ngabaikan gue? Gitu?" tanya ku memastikan. Rian hanya mengangguk lemah

"Ok, nggak masalah. Udah masa lalu juga! Jadi gue nggak akan nangisin itu semua, karena tujuan gue disini mau mencoba damai sama lo. Menghilangkan kebencian yang bersarang dari dulu dengan penjelasan yang keluar dari mulut lo. Ok gue udah puas, so bolehkan kita berdamai? Beberapa orang mengatakan, jika kita gagal melupakan cobalah untuk damai dengan masa lalu. Jadi gue akan coba, makasih atas keberanian lo menjelaskan ini dan yahh semoga gue berhasil melupakan lo" ucapku dan bersiap bangkit dari dudukku

Rian menahan tanganku dan ikut bangkit dari duduknya, "Aku mohon jangan lupain aku, aku cinta dan sayang sama kamu" ujarnya tersenyum lembut

Aku mengernyitkan dahi, "sejak kapan? Bukannya lo jadiin gue pelampiasan?"

"Sejak dulu kamu menghindar dari aku, jujur saja aku merasa sangat kehilangan dan aku baru menyadari bahwa hati aku sudah tergerak untuk cinta sama kamu. Dan sampai sekarang bahkan selamanya aku akan terus cinta sama kamu. Jadi kamu mau menjalin hubungan denganku kembali? Aku janji nggak akan mengulang kesalahanku lagi" tegasnya dan menunggu jawaban apa yang akan ku berikan

"Gini aja, gue memang udah maafin lo. Tapi kalau untuk yang lainnya sorry aja, hati gue belum sepenuhnya siap. Dan perlu diingat, memafkan memang perkara mudah tapi memaafkan hati yang patah bukanlah hal mudah. Gue harap lo ngerti apa yang gue maksud. Kalau lo masih mau cinta sama gue terserah, dan kalau lo mau berhenti juga terserah. Gue akan menunggu apa yang lo putuskan setelah kejadiaan ini" ujarku lagi dan berjalan keluar kafe setelah rian melepaskan tanganku

****

Aku mengendarai mobilku dengan kecepatan cukup tinggi, bukan karena masalah ku dengan rian tadi, melainkan aku sudah sangat lapar dan ingin segera makan.

Soal masalah rian tadi, sebenarnya aku ingin mengiyakan ajakannya untuk kembali menjalin hubungan daripada aku harus susah susah melupakannya.

Namun aku masih sedikit ragu, aku belum siap untuk patah lagi jika dia mengulang hal yang sama walaupun sudah berjanji.

Aku memberikan jawaban kepadanya dengan sedikit kode, aku ingin kembali jika dia mau sedikit berjuang meyakinkan hatiku.

Akhirnya aku sampai di rumah makan yang tergolong sederhana, aku kesini karena satu alasan. Disini masakannya khas jawa banget, cocok untuk untuk orang yang memiliki lidah jawa sepertiku.

Saat aku akan masuk kedalam rumah makan tersebut, ada anak kecil lelaki berlari dari arah samping dan menabrakku.

"Aduhhh" keluhku saat jus yang dibawa anak kecil tersebut tak sengaja tumpah mengenai bajuku

"Hiks...hiks maafin aku ya aunty, aku nggak sengaja" ujar anak tersebut lelaki tersebut yang ku perkirakan umur 5thn.

Aku berjongkok menyamai tinggi anak kecil tersebut.

"Nggakpapa sayang, udah nggak usah nangis. Nama kamu siapa?" aku mengusap air matanya

"Nama aku daren tante"

"Kam..."
"Daren sayang, kamu kemana aja? Aunty nad nyariin" ucapanku terpotong oleh seorang wanita yang tiba tiba datang dan memeluk daren

"Ehh kak, maaf ya keponakan gue tadi numpahin jusnya ya" ucap wanita tersebut meminta maaf pada ku

"Ah iya nggakpapa, namanya juga anak kecil. Nggak sengaja"

"Nama gue Nadiya rawil kak"ucapnya memperkenalkan diri

"Nama gue Ghanilia Vionika" sahutku memperkenalkan diri

"Aku kok kayaknya pernah lihat kakak ya"

"Nggak usah panggil kakak, panggil ghani aja. Kebetelun saya atlet pelatnas"

"Ohh iya, pantesan pernah lihat diinstagram kayaknya"

"Lo mau makan disini juga?" tanyaku

"Iya, disini tempat favorit sih"

"Kebetulan gue juga mau makan, makan bareng aja"

"Ahh boleh, pasti seru. Ayo ghan" ajaknya seraya menggandeng tangan daren

Aku hanya mengangguk dan mengikutinya.

To be continue

Malam tahun baru nih, double up jangan?

Sorry for typo🙏

See you❤

My (Ex)Boyfriend [Rian Ardianto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang