Extra Part 2

5.4K 345 74
                                    

#Typo Everywhere











Happy reading❤


         Hari ini aku berniat untuk ikut Rian ke Pelatnas, namun Rian tidak memberikanku izin. Dia takut terjadi apa-apa, karena mengingat aku yang sudah hamil tua dan diprediksikan dua minggu lagi akan lahiran.

"Aku ikut ke pelatnas ya? Boleh ya? Aku kangen sama anak-anak"  rengekku mengekor dibelakang Rian yang sibuk berjalan kesana kemari.

"Sayang, boleh ya? Aku pengen lihat keadaan A Fajar sama Mpin" bujukku lagi dan menggoyangkan lengannya

"Please, boleh ya?"

"Janji deh, nggak bakal ngapa-ngapain. Cuma duduk sambil lihatin anak-anak latihan, boleh ya? ya? ya?"

"Ihh kamu kok diem aja? Kamu nggak ngebolehin anak kita ngelihat Aunty sama Unclenya latihan? Kamu mau anak kamu ileran? Trus anak kamu nggak kece lagi karena suka ileran"

"Trus ya, apa kata orang nanti kalau anak dari seorang Atlet Rian Ardianto yang terkenal ke glowingannya ileran? Ihh nggak banget deh" cerocosku panjang lebar, namun Rian hanya diam duduk didepanku dengan memainkan ponselnya

"RIAN!!!" teriakku kesal

Rian terlonjak kaget sehingga ponselnya terjatuh, dan menatapku tajam.

"Apa??!" sentakku
"Mau marahin aku? Iya? Kamu nggak ngedengerin omongan aku kan? Kamu sibuk main ponsel sampai nggak dengerin aku? Kamu selingkuh?" tanyaku menatapnya tajam

"Bu_____"

"Udahlah! Aku capek! Kalau kamu nggak ngebolehin aku ikut kamu ke Pelatnas. Aku bisa pergi sendiri" ucapku menyela ucapannya dan berlalu keluar rumah.

Aku menghubungi Nadiya untuk mengantarkanku Pelatnas, awalnya aku ingin pergi bareng Mitzi, namun dia lagi ada di Bandung.

Aku berdiri didepan gerbang untuk menunggu Nadiya.

"Kamu pergi sama aku aja, ayok masuk" ajak Rian yang sudah berdiri disampingku dengan tangan kiri yang memegang payung

Aku meliriknya sekilas, "Udah nggak usah! Kamu lanjutin aja main ponselnya sampai Pelatnas" ketusku

"Marah?"

Aku menoleh, "Ya pikir aja sendiri"

"Maaf ya! Nggak lagi-lagi deh cuekin kamu" sesalnya

"Alah, Basi!" sinisku dan berjalan memasuki Mobil Nadiya yang baru saja sampai.

"Ayok Nad, jalan" ujarku dan menyandarkan kepalaku

"Itu Rian ditinggal?" tanya Nadiya

"Udah jalan aja, bete gue sama dia"

"Kesel kenapa?"

"Iya kesel aja! Masa tadi kan gue mau ikut dia ke Pelatnas tuh, dia nggak ngebolehin. Gue bujuk bujuk dia tuh ngerengek-rengek, ehh gue malah dicuekkin dan dia asik main ponsel" jelasku

"Sabar, mungkin dia lagi ngurusin hal penting lewat ponselnya" ucap Nadiya mengelus lenganku
"Ehh Ghan, mobil di belakang itu mobilnya Riankan?" lanjut Nadiya bertanya.

Aku menoleh dan mendapati Mobil Rian, yang membuntuti mobil Nadiya.

"Iya, itu mobil Rian. Udah biarin aja, masih kesel gue" ujarku

Nadiya hanya mengangguk paham, mungkin dia paham kalau hormon ibu hamil selalu berubah-ubah dan sensitif.

Sedikit cerita, Nadiya itu udah nikah sama Rico satu tahun setelah aku menikah dengan Rian. Namun sampai sekarang Nadiya menunda kehamilannya karena dia ada projek besar tahun ini.

My (Ex)Boyfriend [Rian Ardianto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang