Chapter 34

5.1K 330 36
                                    

#Typo Everywhere











Happy reading❤



Terhitung dua bulan telah berlalu semenjak hari itu, hari dimana Rian memintaku untuk kembali menjalin hubungan.

Hubunganku dan Rian cukup berkembang, dan aku sudah tidak malu lagi untuk mengiriminya pesan terlebih dulu.

Siang ini aku akan pergi bersama Rian ke kafe didekat persimpangan untuk sekedar makan siang.

Aku berjalan menuju parkiran bersama Rian.

Aku melihat bus berhenti tepat didepan Pelatnas dan beberapa atlet yang ikut BWF World Tour Finals di Guangzhou, China sepertinya sudah sampai.

"Samperin mereka dulu yuk" ajak Rian dan menarik tanganku

Kita berjalan menghampiri mereka yang masih berdiri di Lobby pelatnas.

"Hallo Mpin" sapaku pada Kevin, namun dia hanya melirikku dengan wajah kesal dan berlalu begitu saja.

"Dia kenapa?" tanyaku pada Apri

"Nggak tau, dia waktu dari toilet Bandara udah kesel. Nggak tau kenapa" jawab Apri

"Apa gara-gara dia wo ya?" gumamku namun masih terdengar oleh mereka.

"Kalau wo nggak deh, dia tuh kalau wo ataupun kalah paling ngedown bentar" sambar Kak Greys

"Dia kenapa?" bisikku pada Rian

Rian hanya menggeleng pertanda tidak tau, "Nggak tau, dia nggak ada cerita apa apa waktu tadi chat" sahutnya

"Apa jangan jangan dia kehilangan barang?" tebakku

Kak Greys menatapku dan tertawa, "Nggak mungkin sekesel itu dia kalau barangnya hilang, orang mobil dia di serempet tukang cilok aja dia woles. Malah dia borong ciloknya" tutur Kak Greys.

"Udah yuk ah, aku udah laper banget ini" ajak Rian dan menggenggam tanganku lembut.

Namun aku menepis tangannya, takut ketauan sama Coach.

DiPelatnas memang terdapat aturan dimana sesama atlet tidak boleh pacaran, jika melanggar akan menghadapi dua pilihan salah satunya akan di Degradasi atau memilih untuk mengakhiri hubungan.

Dan aku bersyukur, status hubunganku hanya diketahui oleh Atlet dan Mbak Wid saja.

"Biasa aja nggak usah takut, mereka kan taunya kita temen SMA" ujar Rian melihat raut ketakutan diwajahku

Aku hanya mengangguk, memang benar. Sekitar satu minggu yang lalu sebelum mereka berangkat Coach Herry sempat menanyakan ada hubungan apa antara aku dan Rian, karena kami terlihat selalu bersama dan para atlet sering menggosipkan kita berdua.

Dengan fakta yang ada, aku menjawab bahwasanya aku dan Rian hanya teman sejak SMA.

Setelah pamit kepada mereka, aku berjalan beriringan menuju parkiran.

Selama diperjalanan hanya suara musik yang menemani kita, sesekali kita ikut melantunkan lirik lagu.

****

Sesampainya di Kafe, aku langsung mengambil tempat duduk dipojok. Bukan untuk berbuat yang tidak tidak, tapi untuk meminimalisir agar tidak tercyduk hangpon jadul.

"Kamu mau pesen apa?" tanya Rian

"Salad, minumnya Jus Alpukat gulanya setengah sendok" jawabku

Rian melambaikan tangannya untuk memanggil salah satu waiters, dan setelahnya dia memesan makanan.

"Kamu diet lagi?" tanyanya menatapku tajam

Aku hanya menyengir, "Aku tuh gendutan, lihat deh pipi aku" ujarku dan memiringkan wajahku agar Rian bisa melihat pipiku yang sedikit gembul.

"Mana ada! Itu kamu masih kurus" ujarnya

"Ihh enggak, percaya deh. Aku tuh gendutan, lagian diet aku tuh sehat. Makan sayur sama buah"

Rian menghela nafas, "Kamu tuh Atlet sayang, kalau makan buah mana ada tenaganya" ujarnya

Pipiku memerah secara otomatis, apa tadi katanya? Sayang? Ihh jadi malu.

"Apasih?! Sayang sayang" ucapku dan melihat keluar kafe

"Emang nggak boleh panggil sayang sama pacar sendiri? Dari pada aku manggil orang lain sayang? Kamu nggak marah emang?" tanyanya

Aku mencubit lengannya, "Marah lah, awas aja kamu kalau panggil orang lain 'sayang' aku patahin tangan kamu" ancamku dan menatapa tajam ke arahnya

Rian tersenyum, "Ihh cantik bangetsih pacar siapa sih??" gemasnya dan mencubit pipiku

"Tau deh pacar siapa" kesalku padanya

"Ohh jadi nggak nganggep aku pacar kamu nih? Fine, aku marah" ujarnya dan memanyunkan bibjrnya.

"I-----" ucapanku terpotong oleh seorang waiters yang datang membawa makanan, "Permisi, ini makanannya. Silahkan dinikmati" ucap waiters tersebut.

"Rian marah ya?" tanyaku dan menggoyangkan lengannya, namun dia hanya diam dan melahap makanannya.

"Ri----"
"Udah makan aja, cepet!" ucapnya dingin

Aku hanya mengangguk dan memakan makanan ku dengan lahap, karena perutku sudah lapar.

Selesai makan, aku kembali membujuknya,"Riann, maaf deh aku kan cuma bercanda" ucapkh dan memasang wajah semelas mungkin

"Lagian kamu juga sih, buat aku kesel! Sok-sok an mau manggil sayang sama orang lain" lanjutku dan menggoyangka lengannya.

"Riann maafin donk, sayang" ucapku lembut dan menatap matanya

Detik berikutnya dia tertawa terbahak-bahak, "Ihh lucu banget sih kamu manggil sayang lagi, pengen deh karungin bawa KUA" ujarnya dan mencubiti pipiku.

"Kangu ngheljain akho?" tanyaku tidak jelas karena tangan rian masih setia unyel-unyel pipiku

"Kamu ngomong apa sih?" tanyanya bertambah gemas

"Ishh lefas dhulo makhanya" ujarku dan menyentak tangannya pelan.

Rian tersenyum saat melihat pipiku merah, "Kamu ngerjain aku? Pura pura marah?" sebalku

"Eheheh muka kamu tuh imut tau kalau lagi ngebujuk. Mau donk dibujuk lagi" ucapnya menggodaku

"Apasih! Aku colok pakai garpu ya?" todongku tepat didepan wajahnya

"Sadis banget sih kamu, Pacar sendiri mau di colok" ujarnya dan mengambil garpu dari tanganku

"Jadi janda ntar kamu kalau akunya kamu colok" lanjutnya dan tertawa

"Mata dicolok nggak bikin meninggal kali, lagipula kalau aku jadi janda, gampang tinggal nikah lagi aja" sahutku dan tertawa

"Siap banget jadi janda?" tanyanya heran

"Ehh kok bahas janda sih? Kita nikah aja belum"

Rian tersenyum dan menaik turunkan alisnya, "Ohh jadi kamu mau nikah sama aku nih ? Hee??" godanya

Aku memalingkan wajahku malu, "Apasih! Ga usah mulai deh!" ucapku dan berjalan meninggalkannya, jujur saja aku sangat malu apabila terus terusan digoda Rian.








To be continue

Sorry for typo🙏

Udah bosen sama yang manis-manis belum?
Siap menghadapi konflik?

Eh iya, setelah aku mikir mikir. Akhirnya aku memutuskan untuk meluncurkan Book Mamas Kepin setelah Book Mas Jom tamat:))

See you👋

My (Ex)Boyfriend [Rian Ardianto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang