#Typo everywhere
Happy reading❤
Hari ini adalah hari Penentuan, Negara manakah yang akan berhasil menyabet gelar Champion. Itu artinya perjuanganku beberapa hari kemarin akan ditentukan hari ini.
Aku sungguh tidak menyangka aku bisa lolos dan masuk final. Pencapaian yang luar biasa bagiku, tapi itu belum cukup membuatku puas.
"Wuihhh masuk final nih kita" ujar kevin menepuk pundakku.
Aku yang mondar mandir tidak bisa diam karena gerogi pun sedikit terlonjak kaget, aku memang begitu jika sedang gerogi pasti penyakit kagetku muncul.
"Iya mpin, asli gue takut nggak bisa menang" aduku pada kevin
"Udah santai aja, anggap aja lo lagi latihan biasa. Gue juga gitu kok, makanya gue sering banget ngegame sebelum masuk lapangan. Biar gerogi gue teralihkan"
"Doain gue ya mpin" pintaku pada kevin
"Pastilah! Semua rakyat Indonesia dukung dan doain lo kok, nggak cuma gue sama tim"
"Ghani ayo" panggil coach minarti
Aku menenteng tas raket ku "Siap coach"
"Semangat" bisik rian yang berdiri disamping pintu saat aku ingin keluar. Aku hanya tersenyum kecil padanya, setiap aku ingin bertanding rian selalu memberikan semangat. Entah dengan cara bisik bisik, atau berucap tanpa suara.
"Ayo ghan semangat, Ghani bisa, ghani bisa. Harapan netijen ditangan lo, tinggal lo dan Minions yang tersisa" ujar mbak wid yang duduk di pinggir lapangan dengan kamera ditangannya
"Siap mbak, menang traktir ya?" candaku
"Alah bisaan lo, mau jadi crazy rich juga" ujar mbak wid dan aku mulai memasuki lapangan.
Kali ini lawanku Tai Tzu Ying, pemain berasal dari Taiwan. Pemain kelas dunia yang ditakuti beberapa atlet lainnya.
Selama permainan set pertama berlangsung aku belum bisa menikmati ritme permainanku, smash yang diberikan Tai Tzu Ying cukup keras sehingga membuatku cukup kelelahan poin saat ini sudah 19-20 unggul Tai Tzu Ying.
Aku kalah set pertama ini, aku berharap kali ini takdir memihakku agar terjadi Rubber game.Aku mengelap keringatku dan meminum air mineral botol yang ada dalam tas ku seraya mendengarkan arahan dari coach minarti.
Set kedua dimulai di set kali ini aku cukup menikmati permainan terbukti dari poin yang berkejar-kejaran cukup ketat dari 8-9 menjadi 18-18 namun aku merasa sedikit tegang pada otot pahaku. Kali ini smash dari Tai Tzu Ying berhasil aku tangkis namun dia kembalikan dengan smash keras alhasil aku terkecoh dan tidak memberikan pengembalian shuttlecock dengan baik. Poin Tai Tzu Ying menjadi 19. Shuttlecock berada ditangan Tai Tzu Ying, dia melakukan serve kemudian aku tangkis namun dia tangkis kembali dan aku memberikan smash keras padanya agar dapat menghasilkan poin.
Namun naas, pendaratanku ketika melakukan jumping smash tidak mulus, otot pahaku sebelah kiri yang sudah tegang aku paksakan untuk meloncat dan di akhiri dengan pendaratan yang kurang maksimal karena posisi kakiku belum siap untuk mendarat aku paksakan untuk mendarat dengan cepat karena melihat ritme permainan Tai Tzu Ying yang sangat cepat alhasil aku terburu buru untuk mengcover shuttlecock.
Aku terkapar dilapangan dan aku mendengar sorakan penonton memberikan semangat. Aku bangkit lagi walaupun kaki ku sedikit sulit untuk bergerak lebih karena otot pahaku ketarik. Aku melihat papan score, poin ku masih sama sedangkan tai sudah 20 artinya dia dapat match poin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Ex)Boyfriend [Rian Ardianto]
Fanfiction[COMPLETE] You read my story? You only need to vote!! "Memaafkan memang perkara mudah, tapi menyembuhkan hati yang patah bukanlah hal yang mudah." - Ghanilia Vionika Maulana Let's halu with me guyss❤