#Typo everywhere
Happy reading❤
Malam ini malam Tahun Baru, Aku dan Nadiya berniat untuk jalan-jalan ke Malioboro.
Aku dan Nadiya sudah dua hari di Yogyakarta. Kemarin setelah dari rumah Rian, malamnya kita pergi ke Kafe yang tempatnya classic namun romantic.
"Ayo ih, ini udah malem loh. Ntar macet nggak sempet ke Alun-Alun" rengek Nadiya yang sudah berpakaian rapi.
Aku yang belum bersiap dan masih bermain-main dengan Iky, "Nantilah jam 10, ini masih jam 9. Tuh lihat" sahutku dan terus menimang nimang Iky.
"Nggakpapa! Semakin cepat semakin bagus" ujar Nadiya dan duduk diSofa.
"Perginya nanti, lagipula kalau kita kelamaan disana pasti bosan" ujarku.
"Nggak mau tau, pokoknya sekarang!! Udah sana siap-siap" perintah Nadiya dan mendorong pinggangku karena saat ini aku berdiri disamping sofa yang ia duduki.
"Iya iya! Ini gue mau tidurin Iky dulu" ujarku dan berjalan kesana kemari seraya menimang-nimang Iky.
"Ehh Nadiya mau kemana? Kok udah rapi?" tanya Tante Nia yang baru saja keluar dari kamarnya.
"Mau ke Malioboro sekalian Tahun Baruan ke Alun-Alun Tan" jawab Nadiya
"Ehh Ghani nggak pergi bareng Nadiya?"
"Pergi Tan, tapi nantilah" ucapku
"Udah sana siap siap! Nanti macet loh" ujar Tante Nia dan mengambil alih Iky dari gendonganku.
Aku mengangguk dan berjalan menuju kamar untuk bersiap-siap.
"GHANI!! AYO DONK CEPETAN!! GUE MAU NONTON KONSER MUSIK YANG ADA DIPINGGIR JALAN ITU LOH" teriak Nadiya padaku
Aku memutar bola mata malas, dan sesegera mungkin menyelesaikan touch up pada mukaku.
Aku berjalan cepat menghampiri Nadiya yang saat ini sudah meraung-raung tidak jelas.
"Ayok!! Udah pesen Grab?" tanyaku
Nadiya menganggukkan kepalanya, "Udah!! Ayok keluar, abang grab bentar lagi dateng" ucap Nadiya menarik tanganku.
Tak lama setelah keluar dari Rumah, Grab pesanan Nadiya datang.
Tanpa banyak bicara aku langsung naik, sedangkan Nadiya masih mengecek apakah benar ini grab pesanan dia atau bukan.
"Ayo Nad, naik" ucapku
"Iya iya bentar, gue masih ngecek ini. Wajahnya sama, nomor platnya juga sama,,, ok ayo" ucapnya dan bergegas naik.
Didalam mobil aku hanya diam, melihat keluar jendela yang banyak kendaraan berlalu lalang.
Aku masih memikirkan apakah keputusan ku memutuskan Rian benar atau tidak. Aku memutuskannya bukan karena dia mau dijodohkan dengan Sirli, namun aku memutuskannya karena yang aku rasakan dihubungan ini Rian tidak pernah ada perjuangannya sama sekali.
Seperti halnya kali ini, dia tidak menjelaskan apa yang terjadi padanya yang menyebabkan renggangnya hubungan yang telah kita jalin. Seandainya jika Kevin tidak mengajakku untuk makan, mungkin aku tidak akan melihat dan mengetahui apa yang terjadi pada Rian. Aku tidak marah kepada Rian, karena aku percaya ini semua takdir. Namun aku kecewa padanya, mengapa dia tidak mau berusaha memberitahuku akan hal ini? Apakah dia rela hubungan yang terjalin baru seumur jagung kandas ditengah jalan?.
"GHANI!!!! AYO TURUN" sentak Nadiya yang berhasil membuyarkan lamunanku.
"Hahh?!! Apa?" tanyaku linglung
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Ex)Boyfriend [Rian Ardianto]
Fanfiction[COMPLETE] You read my story? You only need to vote!! "Memaafkan memang perkara mudah, tapi menyembuhkan hati yang patah bukanlah hal yang mudah." - Ghanilia Vionika Maulana Let's halu with me guyss❤