Chapter 24

5.8K 361 3
                                    

#Typo everywhere

Happy reading❤


Aku dan rian turun dari pesawat setelah menempuh perjalanan kurang lebih 19jam lamanya dengan sekali transit.

"Huhh capek, mana bau lagi tadi nggak mandi dulu" lenguhku karena baru bangun dari tidurku dan menarik koper ogah-oganhan.

"Kamu mau langsung ke pelatnas atau mau kemana dulu?" tanya rian

"Mau ke pelatnas, capek gue mau tidur" ujarku dan mengeluarkan ponsel dari saku hoodie

"Mau ngapain?" tanya rian saat mendapati diriku yang sibuk mengotak-atik ponselku.

"Mau pesen grablah, emang mau naik apa ke pelatnas"

"Kenapa nggak sama aku aja? Aku mau bareng temenku yang kebetulan ada di kafe sekitar sini"

"Nggak ngerepotin emang?"

"Nggak kok, dia baik orangnya"

"Oh ok, gue ikut lo" ucapku dan menutup kembali ponselku karena tadi belum sempat memesan grab dan berjalan menuju lobby bandara untuk menunggu teman rian.

Setelah menunggu sekitar 15 menit lamanya sebuah mobil berwarna merah berhenti tepat didepan kami. Seorang lelaki turun dari belakang kemudi, lantas lelaki tersebut menghampiriku dan rian.

"Hay bro, nunggu lama ya?" tanya lelaki tersebut yang sepertinya belum menyadari keberadaanku

"Enggak, baru 15 menitan lah" jawab rian
"Temen gue mau ikutan bareng bisa?" lanjut rian bertanya

Lelaki tersebut menoleh ke arah ku dan tersenyum, "Hay aku david, temen sd nya rian yang pindah ke jakarta" ucapnya dan mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

Aku tersenyum dan menerima uluran tangannya, "Ghanilia, panggil aja ghani. Temennya rian" ucapku, nggak mungkin donk aku mengenalkan diri dengan menyebut status 'mantan'.

"Ayo naik" ajak david dan membantu membawakan koperku

Aku naik dibangku penumpang belakang bersama rian, kalau seperti ini david terlihat seperti sopir.

"Ehh jom pindah depan sini, lo pikir gue sopir lo apa"

"Apasih, gue nemenin ghani. Kasian kalau sendirian"

"Yang ada lo nemenin gue biar nggak diam sendirian terus ngantuk jombang! Ketara banget modus lo" cibir david

"Siapa juga yang modus"

Aku hanya menyimak perdebatan mereka tanpa berniat untuk ikutan nimbrung.

"Jom, pacar gue minta ketemu di kafe. Gimana?" ujar david dan menunjukkan chat dari sang pujaan hati, ini sebenarnya tontonan yang sangat tidak disarankan untuk para jomblo.

Rian melirikku meminta jawaban, aku hanya mengangguk tanda menyetujui. Lagi pula aku ini numpangkan? Sudah seharusnya menurut saja.

"Iya vid, samperin aja pacar lo"

"Kalian ikutkan? Nggak mungkin donk kalian gue turunin dipinggir jalan" ujarnya tak enak hati

My (Ex)Boyfriend [Rian Ardianto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang