" tidakkkkk!!"
Kira berteriak frustasi. Dia menatap tidak percaya pada apa yang kini berada ditangannya. Biarpun berkali-kali dilihat, Kira merasa tidak ada perubahan angka pada sebuah kertas yang kini sudah dia remas. Dia masih bingung kenapa ini bisa terjadi padanya, padahal Kira sudah berusaha semaksimal mungkin.
Kira menatap lurus ke depan. " Gue masih nggak percaya kalau ini akan menimpa gue!" Teriaknya lagi. Kertas tadi dia tempelkan di dahinya lalu tubuhnya terhempas ke atas kasur.
Kelakuan teman-temannya membuat Kira berkali-kali menggelengkan kepalanya. Bayangkan saja, kamar yang baru saja dia bereskan kini sudah kembali berantakan bahkan lebih berantakan dari sebelumnya. Lebih tepatnya seperti kapal pecah. Bungkus makanan yang sudah kosong tercecer diatas kasur. Bantal dan guling yang berserakan di lantai. Serta barang-barang yang sudah tidak tertata pada tempatnya lagi.
" Guys, besok kita ulangan matematika, Lo pada udah belajar belum?" Tanya Diba sambil mengubah posisinya menjadi duduk bersila.
" Ntar malam gue kebut belajarnya," ujar Rahma dengan mata yang masih fokus menatap layar ponselnya.
Kira yang sedari tadi sibuk memunguti bantal dan bungkus kosong makanan, kini mengalihkan sejenak perhatiannya pada Rahma dan Diba. Dia duduk ditepi kasur sambil memangku bantal.
" Kalau gue udah belajar dari kemarin, jadi nggak ada yang perlu dikhawatirkan, ataupun dikebut."
Rahma melempar kulit kacang ke arah Kira. " Sombong Lo."
Tiba-tiba Diba menjentikkan jarinya ketika sebuah ide cemerlang singgah di kepalanya.
" Hei," panggil Diba. Matanya melirik Rahma dan Kira bergantian. " Gue punya ide bagus."
Rahma dan Kira saling pandang lalu menatap Diba bingung. " Maksudnya?" Kompak mereka.
Diba tersenyum penuh arti. " Gimana kalau kita taruhan lewat permainan TOD, jadi..."
Diba menjelaskan kalau dia akan mengubah sedikit dari permainan TOD biasanya. Dia tidak mengunakan pulpen atau botol yang akan diputar melainkan memakai gulungan kertas seperti orang arisan. Disetiap kertas terdapat tulisan truth dan dare. Ada 4 kertas dan masing-masing dari mereka hanya bisa memilih satu. Ada kemungkinan 2 orang menadapat truth atau 2 orang mendapat dare. Sebelum dimulai truth dan dare yang akan mereka jalankan nanti akan ditentukan di sebelum permainan dimulai.
" Menurut Lo berdua gimana, seru kan?" Tanya Diba antusias.
" Kedengarannya sih seru, tapi kok gue-" Rahma bingung bagaimana mengungkapkan perasaannya setelah mendengar ide diba, begitu juga Kira yang masih merasa bingung.
" Lo berdua tenang aja, ini cuma sebuah permainan supaya kita termotivasi untuk mendapatkan nilai tinggi pas ulangan matematika besok."
Diba kembali menjentikkan jarinya di depan wajah Kira dan Rahma. " Jadi gimana, kalian setuju kan?"
Rahma dan Kira kembali saling pandang. " Kalau gue sih setuju aja, kalau lo gimana Ra?" Tanyanya pada Kira.
" Gue-"
" Oke semua udah setuju," potong Diba cepat. " Sekarang kita tentuin truth sama dare yang akan dijalani sama yang kalah."
Kira mencebikkan bibirnya. " Gue belum bilang setuju padahal."
" Diam berati iya," kata Diba. " Ra, sekalian pinjam pulpen sama kertas dong," pintanya.
" Ini kita yang tentuin sendiri jadi gue harap semuanya setuju tanpa ada yang merasa keberatan," ucap Diba lagi setelah menerima pulpen dan buku yang dia minta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Dare ( Completed)
Novela Juvenil" mulai sekarang Lo jadi cewek gue. Meski gue nggak pernah menginginkan ini." Ditembak oleh seorang cowok terpintar dan terpopuler disekolah mungkin akan sangat membanggakan bagi seorang cewek. Tapi berbeda dengan kirania, cewek yang satu ini justru...