part 33

45K 2.4K 63
                                    

"sumpah ya, dia orang apa robot susah banget cuma buat narik sudut bibir doang," kesal Kira.

Sehari kemarin dia tak henti henti berperilaku seperti Gita hanya untuk mendapat satu senyuman dari Renan tapi yang dia dapat hanya sebuah ejekan kalau Kira sebenarnya sedang kesambet setan gudang. Selalu itu yang Renan katakan.

" Kak Renan emang jarang senyum, sekalinya senyum kalau lagi diatas podium aja. Dia itu jarang banget kasih sebuah senyum ke seorang cewek kecuali Gita," Kata Rahma cuek sembari terus menscrool layar ponselnya.

Hari ini tidak ada pelajaran karena lomba cerdas cermat akan di mulai. Semua anak sudah berbondong-bondong pergi ke aula untuk menyaksikan. Meski tak bisa ikut masuk karena hanya ada peserta dan juri yang boleh ada di dalam. Tapi mereka semua tetap tampak antusisas. Sedangkan Kira dan dua temannya hanya duduk di kelas yang kosong sambil bercanda. Belum ada niat bagi mereka untuk ikut pergi juga ke aula.

" Apa sih spesialnya Gita, kalau dia anggap gue ini pacarnya harusnya satu senyuman itu nggak jadi masalah. Dasar orang aneh," ucap Kira menggebu gebu.

" Siapa yang aneh?"

Suara itu langsung menghentikan semua aktifitas ketiganya. Rahma segera mendongak dan Diba segera menutup bukunya sedangkan Kira perlahan membalikkan badannya saat sumber suara itu berada tepat dibelakangnya.  Awalnya kiyra terkejut mendapati Renan ada di kelasnya tapi sedetik kemudian Kira tersenyum tipis ke arah Renan.

" Gue tanya siapa yang aneh?" Ulang Renan sekali lagi.

" Eh, kak renan ngapain disini bukannya harus diaula ya," Kira menjawab dengan topik lain.

" Gue cuma mastiin kalau semua wakil udah pada kumpul diaula." Kira mengangguk sambil menghela nafas lega.

" Lo sendiri ngapain disini?" Tanyanya.

" Eh, aku kan bukan peserta, jadi bebas dong mau dimana aja," Jawab Kira. Renan hanya menatap Kira sebentar lalu berbalik hendak pergi.

" Eh kak, tunggu," Kira berdiri di hadapan Renan menghadang jalan cowok itu sebelum keluar dari kelasnya. " Diem aja, nggak mau kasih senyuman dulu sama aku nanti aku balas senyum manis aku biar kakak tambah semangat."

Mendengar itu Rahma dan Diba hampir saja menyemburkan tawanya namun sebisa mungkin mereka tahan. Mereka menutup mulutnya rapat-rapat dengan telapak tangan. Dan akan melihat saja apa yang akan Renan lakukan setelah Kira mengatakan hal itu. Sedikit gombalan yang boleh juga utuk ditiru.

Renan diam, dia hanya memberikan respon dengan mengangkat sebelah alisnya lalu pergi melewati Kira begitu saja. Mulut Kira hanya bisa membulat tanpa terucap sepatah katapun. Ditatapnya punggung  Renan yang sudah menghilang.

Kira kembali duduk di bangkunya dengan diiringi tawa Rahma dan Diba. " Emang cowok aneh kan dia?"

" Lo yang aneh, kak Renan bukannya semangat malah muntah muntah dia denger kata-kata Lo yang gue aja geli dengernya. "

" Sialan Lo," Kesal Kira.

Rahma dan Diba kompak bangkit. " Lebih baik kita ke aula, lihat si Indah siapa tau dia butuh dukungan kita."

" Dukungan alay dari Lo berdua," ujar Kira.

Kedua tangannya sudah ditarik keluar kelas oleh Rahma dan Diba. Meski hatinya masih terlalu kesal dengan sikap cuek Renan. Tapi akhirnya Kira tetap mengikuti saja kemana Rahma dan Diba menariknya. Lorong lorong kelas tampak sangat sepi begitu juga setiap kelas yang mereka lalui. Semuanya sedang berkumpul di aula, meski hanya bisa melihat lewat kaca jendela tapi tetap saja banyak sekali yang berkerumun.

Semuanya tampak penasaran dengan apa yang terjadi di dalam aula. Meski sudah bisa di tebak kalau di dalam hanya ada kegiatan mengerjakan soal tapi tetap saja sebagian dari mereka ingin melihat.

Truth or Dare ( Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang