Istirahat kali ini SMA Nusa satu digemparkan dengan pengumuman hasil lomba cerdas cermat kemarin. Kira yang sedang melangkah hendak pergi ke kantin mendadak berhenti di depan mading yang sedang dipenuhi oleh para murid. Mereka nampak antusias dengan hasil kemarin. Kira hanya mampu melihat bagian atas dari pengumuman itu tentang juara satu sampai 3, kelas Kira memang tidak jadi juara tapi dia senang karena masih tetap bisa menjaga nama baik kelasnya. Dia tidak ikut berdesakan untuk melihat selebaran itu lebih dekat karena Kira tidak terlalu kepo.
Kira melanjutkan langkahnya meninggalkan Mading untuk pergi ke kantin. Dua temannya itu masih berada di dalam kelas karena ponsel mereka tertinggal dan mereka bilang akan segera menyusul Kira ke kantin. Sampai di kantin Suasananya tampak biasa bagi Kira, hanya saja keramaiannya sedikit berkurang karena sebagian masih asik berkerumun di sekitar mading. Kira memilih tempat duduk di pojok kantin seperti biasa, dia menyeruput es tehnya karena cuaca memang sedang terik teriknya.
" Kira!"
Panggilan itu tetap tidak membuat Kira menoleh karena dia sudah tau suara siapa itu . Siapa lagi kalau bukan Rahma dan Diba. Mereka tampak ngos-ngosan saat menghampiri kira. Dan tanpa basa basi Diba merampas es teh Kira dan meneguknya hingga menyisakan es batunya saja.
" Dib,"
Diba mengangkat telapak tangannya ke hadapan wajah Kira. " Bentar Ra, ini ada yang lebih penting dari sekedar es teh Lo."
" Apa?"
"Lo udah lihat pengumuman hasil kemarin di Mading?"
kira mengangguk. " Udah kok, tapi sorry ya kelas kita nggak menang." Kira nyengir.
" Bukan cuma itu emang Lo nggak kaget apa sama pengumuman itu?"
" Biasa aja."
" Serius Lo."
" Lo berdua kenapa sih?" Pada akhirnya Kira sedikit merasa kesal karena pertanyaan dua temannya terlalu berputar-putar dan tidak langsung pada intinya ingin berbicara tentang apa.
" Nama Lo itu tercantum di bagian paling bawah pengumuman dan disitu juga tertulis kalau nilai Lo itu paling rendah diantara peserta yang lain."
Kira segera bangkit setelah mendengar penuturan dua sahabatnya. Dia ingin kembali melihat Mading untuk memastikan kebenarannya. Berbagai pertanyaan mulai bersarang di benak Kira. Tapi langkah Kira harus terhenti di pintu kantin karena kehadiran Renan dan kedua temannya. Renan menghalangi jalan Kira atau mungkin cowok itu memang sengaja menghadang Kira.
Renan berdiri di hadapan Kira dengan senyum seperti meremehkan. " Lo mau lihat ini kan?" Renan mengangkat selembar kertas yang sama persis seperti yang tertempel di Mading. " Nggak perlu jauh jauh ke mading, nih udah gue bawain biar Lo bisa lihat dengan puas."
Disodorkannya kertas itu tepat di depan wajah Kira. Kira menatap kertas itu dan membacanya dengan seksama. Matanya membulat ketika menemukan namanya tertulis dengan jelas di bagian bawah kertas. Ditambah lagi kata kata yang membuat Kira merasa malu seketika apalagi ini sudah diketahui oleh seluruh murid di SMA Nusa satu. ' Cewek bodoh yang ngaku ngaku pintar sok-sokan ikut lomba cerdas cermat.'
Sontak kata kata itu langsung saja memancing amarah Kira. Haruskah Renan mencantumkan hal seperti ini atau memang Renan sengaja melakukannya karena ingin membuat Kira malu. Atau ini maksud sebenarnya dari ucapan Renan kemarin. Kita lihat siapa yang menang. Kira masih ingat kata-kata itu, dan sekarang Renan sudah menang atas kekalahan Kira dalam lomba itu karena nilai Kira terhitung paling rendah diantara yang lain. Namun Kira tidak merasa sedang bersaing dengan Renan, lomba itu dibuat untuk senang-senang, jadi menang kalah itu bukan masalah besar. tapi kenapa Renan bisa jadi semarah ini. Kira merampas kertas ditangan Renan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Dare ( Completed)
Novela Juvenil" mulai sekarang Lo jadi cewek gue. Meski gue nggak pernah menginginkan ini." Ditembak oleh seorang cowok terpintar dan terpopuler disekolah mungkin akan sangat membanggakan bagi seorang cewek. Tapi berbeda dengan kirania, cewek yang satu ini justru...