part 5

66.8K 3K 17
                                    

Pagi ini Kira kembali menunggu Renan di gerbang sekolah. Dia sudah mempersiapkan diri untuk kembali melancarkan aksinya. Pegal sudah pasti Kira rasakan karena dia sudah berdiri sejak pagi hari sekali. Tas sekolahnya pun masih tergendong di punggungnya. Dia sengaja melakukan ini agar dia tidak melewatkan kedatangan Renan.

Kira kembali menarik sudut bibirnya saat dirasa senyumannya mulai menciut. Meski gigi sudah terasa kering tapi senyuman harus tetap dipertahankan. Rahma dan Diba bertugas memberi kode kalau Renan sudah akan masuk ke gerbang sekolah. Beberapa kali Kira sempat melotot kepada teman sekelasnya yang sempat menggodanya.

" Kalau targetmu ternyata orang yang super cuek maka kamu harus selalu memberikan senyummu yang paling manis untuk doi."

Ingin sekali Kira mengumpat membaca itu di sebuah artikel. Kenapa di setiap artikel yang Kira baca selalu mengharuskannya untuk melakukan hal baik kepada Renan, tidakkah pembuat artikel itu mengerti kalau Renan itu selalu membuatnya kesal. Bahkan saat dia menceritakan itu kepada Rahma dan Diba mereka malah tertawa mengejek Kira, karena apa yang pernah Kira tolak mentah-mentah nyatanya harus dia lakukan sekarang.

" Katanya nggak mau kasih senyuman ke sembarang orang termasuk kak Renan tapi nyatanya sekarang Lo lakuin juga."

Begitulah ejekan dua temannya kira-kira. Tapi mau tidak mau Kira harus melakukannya. Kira melihat Diba sudah memberi kode lewat acungan jempolnya. Dia pun mulai bersiap-siap, Kira berdehem pelan agar suaranya tidak terdengar serak. Senyumnya yang beberapa saat lalu memudar kembali dia paksakan mengembang agar terlihat lebih manis meski gigi sudah terasa sangat kering.

Saat Renan memasuki gerbang, Kira sudah menatapnya berharap Renan juga balik menatapnya sambil tersenyum sangat manis. Tapi yang terjadi justru Renan melewati Kira begitu saja seolah tidak melihat apapun. Tetap berjalan cuek dengan kedua tangan dia masukkan ke dalam saku celana. Kira tidak menyerah, buru-buru dia menyusul Renan hingga berjalan disebelah cowok itu.

" Morning kak, hari ini cerah banget ya, secerah wajah kakak apalagi kalau mau balas senyuman aku pasti tambah ganteng."

Renan tidak merespon. Dia malah tambah mempercepat laju jalannya membuat Kira kembali tertinggal. Kira sudah sangat geram dengan sikap cuek Renan sampai-sampai dia mengepalkan kedua tangannya di depan wajahnya sendiri. Kira kembali berdecak lalu berlari mengejar Renan, kali ini bukan cuma menyamai langkah cowok itu tapi Kira memberanikan diri menghadang langkah Renan. Tapi cowok itu tetap tidak mau berhenti yang akhirnya memaksa Kira untuk berjalan mundur agar tidak ditabrak oleh Renan.

" Kak, udah sarapan? Pasti udah dong ya, tapi kok nggak mau balas senyuman aku sih?" Kata Kira masih dengan senyumannya.

Renan tetap tidak tergoyahkan, dia terus berjalan seolah tidak ada penghalang di depannya. Renan makin melebarkan langkahnya membuat Kira juga ikut kewalahan untuk berjalan mundur dengan cepat.

" Kak, biar tambah semangat belajarnya, inget senyuman aku ya," kata Kira lagi.

Nafas Kira mulai tersengal. Lelah rasanya karena terus berjalan mundur. Senyumnya juga sudah tidak mengembang sempurna tapi Renan tidak bereaksi apapun.

" Kak...sto..p...Kak...capek," kira hampir kehilangan suaranya karena nafasnya yang tidak beraturan.  Hingga akhirnya Renan berhenti berjalan lalu menatap Kira.

Meski nafasnya belum teratur tapi Kira memaksakan dirinya untuk menatap Renan sambil tersenyum. Akhirnya Renan berhenti juga, mungkin saja ada rasa tidak tega juga melihat Kira yang sepertinya sudah kelelahan. Secuek cueknya Renan, pasti cowok itu juga masih punya rasa kasihan terhadap kaum perempuan yang lemah. Dan berharap kali ini Renan setidaknya mau membalas senyum Kira. Itulah perkiraan Kirania saat ini.

Truth or Dare ( Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang