part 42

45.8K 2.3K 78
                                    

Seperti perkataan papanya, hari hari selanjutnya Kira bergantian menjaga Keyra dengan bibi. Kira akan menjaga Keyra sepulang sekolah sampai malam selepas itu Keyra akan dijaga oleh perawat hingga pagi harinya bibi datang untuk kembali menjaga Keyra. Beruntung Kira memiliki Renan yang mau menemaninya hingga malam.

Mereka selalu pulang sekolah bersama dan langsung ke rumah sakit. Sudah 4 hari selalu berjalan begitu. Kira tak tau kalau saat ini tidak ada Renan disampingnya, mungkin dia tidak akan bisa menjalani semua ini sendiri. Seperti biasa, sepulang sekolah Kira akan langsung ke parkiran untuk menghampiri Renan yang selalu menunggunya sembari duduk diatas motornya.

Sepanjang koridor senyum Kira tak pernah luntur, meski tak ada papa disampingnya tapi dia masih merasa kuat karena ada sosok Renan yang selalu mendukungnya dan memberinya kekuatan.

Kira mempercepat langkahnya ketika sosok Renan sudah terlihat oleh matanya. " Hai kak," sapa Kira saat sudah berada di dekat cowok itu.

Renan hanya menatap Kira sekilas lalu melanjutkan kegiatannya bermain ponsel bahkan dia tidak membalas sapaan Kira. Kira tetap setia menunggu Renan berbicara, hingga beberapa menit dia lewati hanya untuk menunggu Renan mengatakan sesuatu hingga tiba tiba suara ponsel Renan memecah keheningan. Cowok itu segera mengangkat sebuah panggilan yang baru saja masuk.

" Gue tunggu diparkiran," Katanya. Setelah panggilan terputus, Renan kembali fokus menatap ponselnya bahkan seperti tidak menganggap keberadaannya Kira yang kini tengah menunggu untuk di tegur.

Kira masih setia ditempatnya karena dia pikir Renan sedang menunggu seseorang karena ada hal yang penting.

" Nan, jadi jalan sekarang?"

Suara seseorang yang tiba tiba muncul langsung mengalihkan perhatian Kira dan Renan. Mata Kira sempat membulat kala melihat orang yang sedang Renan tunggu adalah Gita. Namun dengan segera Kira menetralkan raut wajahnya agar terlihat biasa saja oleh Renan.

Renan menatap Gita lalu tersenyum. " Ayo naik!" Titahnya.

" Lho kak, bukannya hari ini kita mau ke rumah sakit ya?" Akhirnya Kira buka suara setelah beberapa lama dia memilih diam.

" Sorry Ra, gue ada acara sama anak olimpiade, jadi hari ini Lo sendiri aja," Kata kata Renan Memang terdengar biasa tapi nada yang di gunakan cowok itu terdengar dingin di telinga Kira.

Kira tidak akan marah atau memaksa karena dia tau Renan juga punya urusannya sendiri yang harus dia urus. Tapi kenapa cowok itu tidak mengatakan dari tadi? Kenapa harus menunggu Kira melihat Gita lebih dulu baru Renan mengatakannya?

Kira tetap tersenyum meski berbagai pikiran kini mulai bermunculan. " Ya, udah nggak pa-pa. Aku duluan. Kakak hati hati. Kalau bisa kabarin aku nanti," Kata Kira sebelum dia pergi dan keluar dari gerbang.

Dia berhenti di halte sekolah untuk menunggu taxi. Tak lama kemudian sebuah taxi berhenti dihadapan Kira. Saat akan membuka pintu taxi, Kira melihat Motor Renan yang baru saja keluar dari gerbang sekolah tentunya dengan Gita yang berada di boncengannya. Kira hanya bisa menghela nafasnya kemudian memilih masuk ke dalam taxi.

Sepanjang jalan Kira hanya memandangi keramaian jalan dari kaca. Hingga satu pemandangan membuat Kira fokus bahkan dia sampai menengok kebelakang untuk memastikan karena taxi yang terus melaju . Kira kembali menatap ke depan. Kini pikirannya mulai dipenuhi dengan apa yang baru saja dia lihat. Renan dan Gita yang tengah makan di dalam sebuah cafe.

" Mungkin perkumpulannya memang diadakan di cafe," gumam Kira.

Mengenyahkan segala pikiran negatif yang bermunculan. Tapi pikiran Kira kembali melayang pada ucapan Renan yang terdengar dingin kepada Kira tidak seperti biasanya. Semuanya terasa berbeda untuk Kira, ini tidak mungkin hanya perasaan Kira saja atau Renan sedang memiliki masalah sehingga sikapnya sedikit berbeda. Kira menggelengkan kepala.

Truth or Dare ( Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang