part 25

49.1K 2.4K 70
                                    

Setelah mendapat info dari teman-temannya, kini Kira tengah berjalan di koridor kelas 12. Ditangannya sudah terdapat kantong plastik yang sudah Rahma persiapkan sebelumnya. Kira berhenti tepat di depan kelas Renan. Sebelum benar-benar masuk, Kira lebih dulu melongokkan kepalanya ke dalam kelas untuk memastikan keberadaan Renan. Kira segera masuk setelah melihat Renan yang tengah serius menatap laptopnya.

" Hai kak."

Kira duduk tepat dihadapan cowok itu meski masih terhalang meja. Renan diam tak merespon. Dia terus fokus menatap layar laptopnya dengan jari yang terus menari diatas keyboard. Kira kembali mecoba menyapa Renan hingga cowok itu mau merespon Kira.

Kira menempelkan dagunya diujung layar laptop seraya berkata. " Hai kak, cewek cantik disini."

" Berisik. Lo nggak lihat apa kalau gue lagi ngetik. Ganggu aja," kesal Renan.

" Iya deh aku diem." Kira beralih menempelkan dagunya ke ujung kursinya sambil mengetuk ketukan jarinya di atas meja untuk menghilangkan kebosanan saat menunggu Renan.

" Gue bilang berisik. Berarti jangan ganggu gue. Lo ngerti nggak sih." Renan sudah menatap Kira dengan tajam.

Kira mengangkat kedua tangannya seperti orang menyerah. " Nggak ganggu lagi, janji," ucapnya sambil menampilkan cengirannya.

Renan kembali fokus pada laptopnya dan Kira benar-benar diam tak bersuara bahkan nafaspun Kira lakukan pelan-pelan. Merasa ada getaran dari ponsel di sakunya, Kira meletakkan kantung plastik yang sedari tadi dia pegang ke samping laptop Renan. Dan kedua tangannya kini bisa fokus membalas chat yang masuk dari kedua sahabatnya di grup.

Renan menggosok hidungnya karena kini dia mencium bau menyengat dari dalam kantong plastik yang Kira bawa. Bau itu tentu saja mengganggunya.

Renan menutup laptopnya lalu menatap Kira. " Tuh kantong apa isinya?" Tanyanya.

" Eh, udah selesai ngetiknya," kata Kira sambil kembali menyimpan ponselnya ke dalam saku.

" Belum karena Lo ganggu terus."

" Segitu pengaruhnya kehadiran aku sampai kakak nggak bisa konsen," pede Kira.

Renan memutar bola matanya malas. Tangannya bergerak kembali membuka laptopnya.

Kira buru-buru mencegah tangan Renan sebelum cowok itu kembali pada aktifitasnya semula. " Kak, laptopnya tutup dulu ya, aku punya permainan seru."

Renan mengernyit. Kira mengeluarkan isi dari kantong plastik itu. Dua buah kotak makan dan dua buah air mineral. " Aku mau ajak kakak main samyang challenge."

Kira membuka tutup kedua kotak makan itu. Dia menggeser satu kotak makan ke hadapan Renan. Dari dalam kotak itu masih tampak mengepulkan uap. " Kita cepet cepetan habisin samyang ini tanpa minum. Siapa yang paling cepet dia yang menang. Kalau aku menang aku boleh pulang nebeng kakak. Gimana?"

" Mainstream. Gue nggak minat. Nggak ada hadiah yang bisa gue dapet."

" Ada kok, kakak jadi bisa boncengin aku."

Renan memajukan tubuhnya sambil menatap Kira. " Kalau gue yang menang?"

" Ya itu berati kakak emang hebat dan jago makan pedes." Kira mengacungkan dua jempolnya ke arah Renan sambil tersenyum.

" Tetep nggak seru dan itu namanya Lo curang."

" Eh, ya udah gini aja, kalau kakak menang gimana kalau kita tukeran nomor . Gimana seru kan?"

" Tetep nggak minat, semua yang Lo tawarin itu cuma Untung di Lo."

Kira juga sedikit bingung, apa yang harus dia tawarkan kepada Renan. " Eumm, ya udah, kakak ma--"

Truth or Dare ( Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang