part 7

56.4K 2.8K 30
                                    

Bukannya menulis dengan benar apa yang sudah guru jelaskan, Kira malah sibuk mencorat-coret bukunya. Sepertinya Kira masih merasa kesal dengan Renan. Tapi ada sedikit kelegaan karena tadi Renan tidak menemukan Kira di balik tembok. Mungkin tadi hampir saja kalau tidak ada panggilan dari seseorang yang cepat cepat mengalihkan perhatian Renan.

Diba yang duduk disebelah Kira hanya bisa diam menunggu agar bel pulang cepat cepat berbunyi. Sejujurnya dia masih penasaran dengan sikap Kira yang begitu aneh semenjak masuk ke dalam kelas. Tapi semua pertanyaan yang sudah berada di ujung lidahnya dia tahan menunggu guru yang sedang mengajar selesai. Diba juga tidak menegur Kira untuk menghentikan aksinya karena takut akan menambah kekesalan cewek itu. Tapi lama memperhatikan Kira, kini Diba mulai paham kemungkinan besar orang yang membuat Kira sampai seperti ini.

Semua itu terus berlangsung hingga bel berbunyi. Tidak ada satu katapun yang tertulis di buku Kira selain hanya coretan seperti benang kusut. Setelah guru keluar dan kelas sudah mulai sepi, Diba dan Rahma langsung saja mengalihkan tatapan pada Kira, menatap cewek itu penuh tanya.

Kira meletakkan pulpennya diatas buku yang baru saja dia tutup dengan keras. Terdengar helaan nafas Kira sebelum akhirnya dia mengalihkan pandangannya kepada Rahma dan Diba bergantian. " Gue dikatain murahan. Mana ngomongnya langsung di depan muka gue lagi," ucapnya penuh nada kekesalan.

" Terus-terus dia ngomong apalagi sama lo?" Tanya Rahma penasaran.

" Terus dia juga bilang cukup gue yang tau tentang dia dan dia nggak perlu tau tentang gue. Sombong banget kan tuh cowok."

" nggak penting juga buat dia untuk mengenal Lo, emang Lo siapa di sekolah ini," sahut Rahma yang membuat Kira makin kesal.

Kira mendesah dengan tatapan kini menatap lurus ke depan. " Tapi sombongnya dia udah kelewatan. Diatas langit masih ada langit. Dan gue yakin masih ada cowok yang lebih pintar dari dia," katanya menggebu-gebu.

" Dan yang pasti nggak sombong," tambahnya lagi.

" Tapi nyatanya sampai sekarang belum ada cowok yang lebih pintar dari kak Renan. Dan menurut gue wajar aja sih kalau dia sombong soalnya ada yang dia sombongin. Nah kalau Lo yang sombong, baru nggak wajar, soalnya nggak ada yang bisa Lo sombongin," Diba yang biasanya selalu bisa menenangkan Kira maka kali ini cewek itu berhasil membuat mood Kira tambah hancur.

" Lo berdua emang sama aja, nggak pernah ngebela gue, Lo temen gue apa temennya kak Renan sih?"

" Kalau disuruh pilih, gue lebih pilih kak Renan lah daripada Lo, Ra."

" Gue juga," sahut Rahma lalu mereka kompak menertawakan Kira yang kini sudah mengerucutkan bibirnya.

Selain kata-kata Renan yang menyakitkan hati Kira. Cewek itu juga memikirkan nasib headshet kesayangannya yang kemungkinan besar sudah Renan buang. Tapi Kira masih berharap kalau benda itu masih tergeletak di tempat terakhir kali dia melihatnya.

Orang kayak dia nggak mungkin mungut benda murahan kayak gitu. Batin Kira.

Kira melirik dua temannya yang masih terbahak. Menyesal telah menceritakan kejadian yang dia alami kepada Rahma dan Diba. Kira lupa kalau dua temannya itu masuk ke dalam daftar cewek-cewek yang memuja seorang Renando, jadi meski Kira benar sekalipun tidak akan ada yang membelanya. Karena bagi mereka semua Renan selalu benar.

***

Gelak tawa Raka dan Aldi terus saja terdengar di telinga Renan. Bukannya memelan tawa itu justru terdengar makin keras. Renan hanya bisa berdecak. Menyesal rasanya telah menceritakan kejadian yang dia alami tadi.

" Gue salut sama orang yang udah niat nimpuk Lo, Nan, meski cuma kena kakinya doang," ucap Aldi masih dengan tawa puasnya.

" Kayaknya orang itu adalah salah satu cewek yang pernah Renan tolak buat kenalan doang. Bagus deh, itung-itung membalaskan dendam semua cewek," tambah Aldi lagi.

Truth or Dare ( Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang