part 27

48.3K 2.4K 35
                                    

Malam ini kira terus memandangi layar ponselnya yang tak kunjung menampilkan sebuah pesan baru atau panggilan dari nomor baru. Merasa bosan menunggu tanpa ada kegiatan lain, Kira berinisiatif untuk turun ke bawah sekedar mengambil cemilan dan minuman dingin dari dalam kulkas. Kira segera kembali ke kamar setelah mendapatkan apa yang dia mau. Dia kembali menjatuhkan dirinya pada kursi belajar sambil mengecek ponselnya. Dan hasilnya pun masih sama tidak ada notifikasi apapun.

Tapi ada satu yang tiba-tiba terpikirkan oleh Kira, tentang perubahan sikap dan nada bicara Renan yang sedikit lebih baik. Bahkan cowok itu rela mengeluarkan uang untuk biaya pengobatan Kira padahal selama ini Renan adalah orang yang tidak pernah peduli pada Kira seperti yang selalu dia katakan. Kalau ini juga suruhan Tante Imel rasanya tidak mungkin karena dia tidak tau kalau Kira terluka. Renan juga bilang sendiri kalau pengobatan Kira itu inisiatifnya sendiri atau mungkin juga karena dia hanya kasian. Dan satu lagi yang membuat Kira merasa aneh, kata maaf yang terucap dari bibir Renan untuknya. Tidak biasanya Renan mengucapkan kata maaf sekalipun dia berbuat salah kepada Kira. Kata maaf itu juga terdengar tulus ditelinga Kira.

Lama bergelut dengan pikiran-Pikirannya itu, tak terasa dua bungkus cemilan sudah Kira habiskan. Kira meneguk minumannya namun seketika air yang belum mengalir di tenggorakan sudah kira muncratkan kembali saat melihat layar ponselnya menyala. Dengan mulut dan baju yang sedikit basah karena terkena cipratan air dari mulutnya sendiri, Kira mengambil ponselnya dengan segera. Bahu Kira seketika melorot saat melihat nama Rahma yang tertera di layar ponselnya. Cewek itu melakukan VC kepada Kira.

Hai Ra, gimana tadi?

Kira menyandarkan ponselnya pada sebuah tempat pensil lalu menghembuskan nafas pelan. " Biasa aja."

Biasa gimana? Kata Lo sekali tepuk dua Misi terselesaikan.

" Iya tadinya gue pikir gitu, tapi sampe sekarang dia belum chat gue, padahal gue udah kasih nomor gue sejak sore tadi dan ini." Kira melirik jam di dindingnya. " Udah hampir jam 11," katanya tak bersemangat.

Ouh cuma gara-gara itu. Sebenarnya lo tuh nunggu kak Renan chat Lo biar misi Lo cepat selesai atau Lo emang kangen sama dia atau mungkin juga Lo emang pengen chatan sama dia.

" Nggak lah," elak Kira cepat. " Gue...Gue cuma pengen misi gue cepat selesai."

Kayaknya nggak cuma itu deh. Menurut gue Lo bukan cuma pengen misi Lo cepat selesai tapi Lo emang beneran nunggu chat dari kak Renan.

" Kenapa Lo berasumsi kayak gitu?" Sungut Kira tak terima.

Lo yang biasanya sabar banget cuma buat selesaikan satu misi, tiba-tiba jadi mau nunggu sebuah chat dari Renan padahal biasanya Lo akan sabar buat nunggu sampai besok bahkan besoknya lagi. Itu yang biasa Lo lakuin Ra, tapi kenapa sekarang Lo berubah nggak sabaran?

Rahma terlihat mengubah posisinya menjadi duduk sambil memangku bantal guling.

Lo inget berapa hari waktu yang Lo butuhkan cuma buat selesaikan misi kenalan doang dan seberapa sabarnya Elo nunggu hari itu tiba. Dan sekarang Lo rela nunggu sampe malem cuma buat selesaikan misi nomor ponsel sedangkan Lo masih ada waktu besok. Ini sih udah fix Ra, kalau Lo itu udah mulai suka sama kak Renan. Yang gue tau sih kalau orang lagi suka itu bawaannya nggak sabar nunggu chat dari dia.

Rahma mendekatkan wajahnya ke layar ponsel lalu menaik-turunkan alisnya bermaksud menggoda Kira.

" Semua ucapan Lo itu ngarang, aneh dan nggak jelas. Lo kan tau kalau gue udah mulai suka sama kak Nandan kalau kak Renan itu cuma sekedar target buat selesaikan misi."

Bisa jadi rasa suka Lo ke kak Nandan itu sebenarnya cuma sekedar rasa kagum Lo. Karena Lo itu terbiasa ngeliat kak Renan dengan tingkahnya yang menurut Lo nyebelin hingga datanglah seorang cowok yang kelakuannya berbanding terbalik dengan kak Renan makanya Lo langsung suka padahal itu cuma pengalihan rasa Lo akan sosok kak Renan.

Truth or Dare ( Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang