part 13

50.2K 2.7K 77
                                    

Kira membuka matanya perlahan. Cahaya lampu yang menyilaukan mata membuatnya kembali menutup matanya. Beberapa saat dia mencoba membiasakan matanya dengan cahaya dari ruangan yang serba putih ini. Matanya yang mulai terbuka sempurna langsung memperhatikan sekitar.

" Ra, Lo udah sadar?"

" Syukurlah."

Rahma dan Diba tak henti-hentinya mengucap syukur. Keduanya langsung mendekat dan berdiri disisi keranjang Kira. Kira meringis sambil memegangi kepalanya yang terasa berdenyut. Tatapannya terus tertuju pada Diba.

" Lo tadi pingsan Ra," ucap diba seolah mengerti dengan arti tatapan Kira. " Dan sekarang Lo lagi di UKS."

" Gue rasa gara-gara kecapekan terus Lo juga belum makan apapun dari pagi makanya Lo sampe pingsan," Rahma menambahkan.

Kira tidak bisa mengingat bagaimana kronologinya dia bisa pingsan. Tapi yang masih Kira ingat adalah setelah menyelesaikan 100x skot jump, dia berjalan keluar lapangan dengan langkah sempoyongan dan sebelum semuanya berubah menjadi gelap. Kira merasakan ada orang yang menopang tubuhnya tapi Kira tidak bisa melihat wajah orang itu.

" Kak Renan jadi cowok nggak punya hati banget kali ya. Ngeliat Lo yang jatuh, dia cuek aja kayak nggak peduli gitu bahkan untuk sekedar nanya ' Lo nggak papa Ra?' mulutnya rapet banget kayak habis makan lem tikus," kesal Diba.

" Tapi untungnya tadi ada anak baru yang baik banget mau nolongin lo dan bawa Lo kesini," ucap Rahma.

Ucapan rahma sepertinya sudah menjawab pertanyaan yang muncul di benak Kira semenjak dia membuka matanya.

" Udah ganteng, baik, ramah pula. Coba kalau tadi gue aja yang pingsan," ucap Rahma lagi berandai.

" Tapi yang gue heran Ra, dia kan nggak kenal Lo. Tapi dengan sigapnya dia gendong Lo bahkan disaat gue sama Rahma baru aja mau nyamperin lo. Dia bawa Lo ke UKS sambil lari. Wajahnya itu kayak khawatir banget dan yang gue lebih heran lagi, dengan  telatennya dia bukain sepatu Lo, dia balurin sama minyak kayu putih ke tangan dan kaki Lo. Ngeliat itu gue jadi tersentuh bahkan gue sama Rahma dibuat seakan nggak berguna," kali ini Diba yang berucap.

Ada senyum tipis yang terukir diwajahnya Kira mendengar cerita kedua temannya. Ternyata masih ada orang baik di sekolah ini yang mau menolong padahal dia hanyalah anak baru yang Kira yakin belum banyak orang yang dia kenal.

" Kalau yang gue denger, dia itu satu kelas sama kak Renan dan katanya juga dia anak olimpiade."

" Berarti akan jadi saingannya kak Renan dong."

Untuk saat ini Kira hanya diam mendengarkan percakapan dua temannya. Dia terlalu lemas hanya untuk mengeluarkan satu kata. Kepala yang masih terasa berdenyut membuatnya hanya ingin memejamkan mata. Tapi dalam hati kira berjanji akan mengucapkan terimakasih pada orang yang telah menolongnya.

***

" Bukannya harusnya Lo senang ada cewek yang benar-benar gigih cuma buat kenalan sama lo disaat kebanyakan cewek itu kalau udah Lo tolak sekali dia bakal langsung berhenti. Tapi gue salut sama ini cewek, mentalnya kuat banget."

Raka menanggapi cerita Renan tentang cewek yang setiap hari selalu mengganggunya.

" Justru karena itu gue malah jadi ngerasa aneh banget. Kalau alasannya karena dia cuma mau jadi pacar gue atau orang yang dekat dengan gue, kayaknya nggak mungkin. Pasti ada alasan lain yang menyebabkan dia mau ngejar gue sampe segitunya. Gue juga bisa lihat dari matanya kalau dia itu nggak suka sama gue. Tatapannya ke gue itu beda. Terkadang dia juga nggak segan-segan untuk mengungkapkan ketidaksukaannya sama gue lewat umpatannya."

Truth or Dare ( Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang