part 9

53.7K 2.4K 25
                                    

Hari ini Kira sengaja membawa motor ke sekolah. Senyumnya tak pernah luntur sepanjang jalan. Tapi bukan karena habis mendapat tambahan uang jajan atau apa. Kira baru saja mendapatkan cara baru untuk berkenalan dengan Renan. Meski masih terhitung cara sederhana tapi kalau belum di coba mana tau hasilnya. Terkadang dengan cara yang sederhana bisa menghasilkan sesuatu yang tidak terduga.

Kalau sebotol air tidak mampu meluluhkan Renan mungkin sekotak sarapan hasil buatan tangan Kira sendiri bisa sedikit mengetuk hati Renan. Walau hanya roti sandwich dengan irisan sosis goreng serta satu susu kotak yang bisa dia buat. Tapi harusnya Renan mau menghargainya karena ini Kira buat dengan sungguh-sungguh tanpa ada rasa kesal dan hasilnya juga tidak terlalu buruk dan masih layak untuk diberikan kepada orang.

Kira juga sangat berjuang untuk ini. Dia yang awalnya tidak pernah masuk ke dapur kini menginjakkan kakinya di sana, bangun begitu pagi dan hampir terlambat pergi ke sekolah, belum lagi dia harus lebih dulu mengantar Keyra.

Saat motor Kira akan bersiap berbelok masuk ke dalam sekolah, tiba-tiba sebuah motor menyalip Kira dengan begitu kencang membuat motor Kira sedikit oleng. Beruntung dengan sigap Kira bisa mengendalikan motornya hingga dia tidak terjatuh ke dalam selokan yang ada di depan sekolah. Tatapan Kira sudah sangat marah pada punggung orang tadi yang membawa motor dengan sembrono.

Kira kembali melajukan motornya dan sengaja mengambil tempat parkir tepat di sebelah motor yang hampir membuatnya terjatuh tadi. Kira sudah mengumpulkan semua tenaganya belum siap untuk menumpahkan semua makiannya pada orang yang Kira anggap tidak bisa membawa motor.

" Heh, buka helm Lo!" Titah Kira yang sudah menatap orang yang masih mengenakan helm disampingnya.

Orang yang masih duduk diatas motornya dan mengenakan helmnya terlihat begitu santai dan tidak terlalu merasa peduli pada bentakan Kira. Dia melepas sarung tangannya begitu santai lalu beralih membuka pengait helm dan melepaskannya dari kepala secara perlahan. Berbeda dengan Kira yang sudah sangat geram karena orang itu tak kunjung menunjukkan wajahnya.

" Woi, cepet buka helm Lo, kalau nggak bisa bawa motor tuh nggak usah-"

Mata kira membulat sempurna. Tubuhnya seketika menegang. Tangannya reflek langsung menutup mulut. Dia tidak sadar kalau tadi telah membentak dengan menyebut kata Lo padahal yang sekarang berada di depannya adalah Renan. Kalau begini posisi Kira akan semakin sulit dan Renan akan semakin sulit untuk dia kejar.

" Kenapa nggak dilanjutin omongan Lo, bukannya Lo mau marah sama gue?" Tanya Renan yang sudah menatap Kira dengan melipat tangan di dada.

Kira menurunkan tangannya yang menutup mulutnya hingga terlihat senyuman Kira yang begitu dipaksakan karena salah tingkah. Meski hati masih kesal tapi apa boleh buat, yang Kira hadapi itu Renan kalau bukan pasti dia sudah memaki habis-habisan.

" Bukan kak, bukan gitu, aku nggak akan marah sama kakak kok, tadi cuma lagi cek sound aja."

Ya, kira sedang mencoba meredam kemarahannya sendiri. Kalau bukan karena dia sedang menjalankan misi demi kebahagiaan Keyra tentu Kira tidak akan mau dengan mudahnya mengalah begitu saja kepada orang seperti Renan.

" Bagus lah kalau Lo nggak marah, gue juga nggak ada niat buat minta maaf sama lo," ucap Renan begitu entengnya sambil turun dari atas motornya dan berlalu meninggalkan Kira yang masih terbengong.

Tuh kan bener, si Renan memang sombongnya kelewatan banget, batin Kira.

Kira segera melepas helmnya dan mengambil paper bag yang tergantung di motornya. Dia bangkit lalu pergi menyusul Renan. Meski rasa kesal itu masih ada tapi tetap saja Kira harus menjalankan apa yang sudah dia rencanakan.

Truth or Dare ( Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang